Senin, 25 September 2017
MIMBIT AREP ATAU KEHAMILAN DAN UPACARA RITUALNYA SERTA PANTANGAN-PANTANGANNYA DALAM KEYAKINAN AGAMA KHARINGAN
Mimbit Arep adalah istilah yang digunakan dalam budaya Dayak Ngaju untuk menyebutkan peristiwa kehamilan seorang wanita yang sedang mengandung anaknya, secara harfiah Mimbit Arep berarti Membawa Diri, dalam artiannya; membawa diri saja dalam berjalan atau bekerja. Timbulnya istilah ini disebabkan karena rasa cinta seorang suami kepada istrinya menurut kepercayaan dan adat-istiadat orang dayak dari zaman nenek moyang kalau wanita yang sedang hamil itu tidak boleh bekerja berat sebagaimana layaknya wanita yang sedang dalam keadaan normal atau tidak hamil.
Adapun kegiatan yang dilakukan keluarga bagi seorang wanita yang sedang hamil adalah “Ngehet Kahang Badak” (biasnya dilakukan bulan ke-3 kehamilan) yang bertujuan untuk ketahanan tubuh wanita yang sedang hamil dan anak yang sedang di kandungnya dan supaya bayinya tidak lahir prematur. Upacara ini biasa dilaksanakan dengan mengikat palis pangereng pada pinggang wanita tersebut.
Sebagai pelengkap palis pangereng tersebut biasanya dilakukan upacara Ritual Nyadiri Tihi yang bertujuan untuk memberikan sesajen kepada penghuni bawah air yakni Rakyat Jatha Sangkuada Bapager Hintan seperti Hantu Laut,Kanarihing Ganan Danum dan lain-lain yang Disebut dengan Istilah Bujang Labata Rayung Tantan Gunting,Ginteng Tolong Tabang Beang Tampak Mangkuk Darap Kajang yang bertempat tinggal di Batang Danum Pangguk Pantar Guhung Bagiring Gunting. Hal ini dilakukan karena merekalah yang paling sering mengganggu kehamilan apabila tidak ada bagian dari bayi yang dikandung oleh wanita yang sedang hamil,apabila hal itu terjadi maka akibatnya bisa fatal,itulah sebabnya di adakan Upacara-upacara ritual Nyadiri (Memberi pengganti yang sama) dengan mengubah patung dari tepung beras menjadi manusia yang sama wajah, body,Tutur suaranya,tingkah lakunya dan lain sebagainya dengan menggunakan kekuasaan malaikat yang sudah di tentukan oleh sang pencipta alam semesta ini.
Upacara selanjutnya yaitu: "Manyaki Tihi/Manyaki Dirit" yaitu mamalas wanita yang sedang hamil dengan darah ayam atau babi yang diiringi doa manyaki tihi. Upacara manyaki tihi di pimpin oleh seorang Basir/Pisur, yang bertugas manyaki selain Basir/pisur yang utama adalah suami wanita tersebut. Upacara ini biasanya dilakukan keluarga pada kisaran bulan kelima kehamilan.
Adapun upacra ritual selanjutnya adalah “Manggantung Sahur Kehamilan” bagi wanita yang sedang Mimbit Arep / Hamil, tujuannya supaya wanita tersebut melahirkan anaknya dengan selamat tanpa halangan ataupun rintangan yang berakibat fatal/kematian. Upacara ini biasanya di laksanakan mulai 6-7 bln usia kehamilan.
Selain upacara-upacara di atas masih banyak yang di lakukan oleh wanita yang sedang hamil terutama pantangan/amalan kehamilan. Beberapa pantangan yang diamalkan adalah:
tidak boleh berkata bohong
tidak boleh meminta milik milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu dari pemiliknya meskipun wanita/suaminya berniat melaporkan kemudian.
tidak boleh menertawakan kejelekan wajah orang lain atau hal-hal yang aneh pada orang lain.
tidak boleh duduk di tengah-tengah jalan masuk/pintu rumah yang besifat menghalangi jalan keluar masuk.
tidak boleh mengatai kejelekan orang lain/menggosip.
tidak boleh melilitkan handuk pada leher sewaktu berangkat atau sesudah mandi.
tidak boleh pelit apabila ada yang minta sedekah sepanjang tidak merugikan dan dipaksakan. (pali anak bahali payu aluh anak bakena atau cantik – pantang sebab nanti sang anak akan susah lakunya walaupun ia cantik atau ganteng)
dan masih banyak lagi pantangan yang lain wajib di pantangkan atau diamalkan.
Pantangan ini berlaku pada suami/isteri. Pengertian mimbit arep merupakan bukti nyata cinta kasih sayang seorang suami kepada sang istri hingga isteri yang sedang hamil tidak di perbolehkan bekerja dan berpikir terlalu berat.
Minggu, 20 Agustus 2017
UPACARA RITUAL AGAMA KAHARINGAN DAN PILOSOFISNYA DI DALAM UPACARA RITUAL TIWAH
UPACARA RITUAL AGAMA HINDU KAHARINGAN DAN PILOSOFISNYA
TUJUAN UPACARA RITUAL TIWAH.
Tiwah merupakan Upacara Ritual kematian tingkat terakhir bagi umat beragama Hindu Kaharingan.
Upacara ritual Tiwah mempunyai 5 (Lima) tujuan yaitu:
1.Untuk melepaskan segala macam sial (pali belum) dari Tarantang nule/anggota pelaksana upacara ritual tiwah.
2. Untuk mengantarkan Roh Liau Balawang Panjang (kejadiankejadian zat bapak).
3.Mengantarkan Roh Liau Karahang Tulang (kejadian zat ibu).
4. Mengantarkan Roh Liau Haring Kaharingan dan
5 Menyatukan 4 unsur diatas dengan Roh Panyalumpuk (kekuasaan Ranying Hatala yang masuk melalui ubun-ubun ketika manusia lahir/keluar dari rahim ibu dan menyebabkan adanya napas kehidupan
Keterangan:
Roh Haring Kaharingan adalah Roh yang menggerakan jantung bayi semenjak dari dalam kandungan sehingga darah berputar mengalir disekujur tubuh dan bayi tersebut sudah hidup namun belum bernapas selama didalam kandungan/Rahim ibu.
Menurut ajaran Agama Hindu Kaharingan terjadinya Unsur: Liau Balawang Panjang,Liau Karahang Tulang dan Liau Haring Kaharingan adalah perbuatan manusia sehingga manusia juga yang mengurus dan mengantarkannya ke Lewu Tatau Dia Rumpang Tulang,Rundung Raja Isen Kamalesu Uhat,Lewu Tatau Je Habaras Bulau Habusung Hintan,Hakarangan Bawak Lamiang (Sorga/Alam Ranying Hatala).
Sedangkan Roh Panyalumpuk adalah perbuatan Ranying Hatala (Tuhan Yang Maha Esa) sehingga pada saat kematian akan kembali dengan sendirinya kepada Ranying Hatala tanpa ada ritualnya.
Tanpa adanya penyatuan 4 Roh tersebut maka mustahil manusia bisa hidup di dunia ini dan mustahil bisa hidup di lewu tatau/sorga.
Dengan demikian maka kematian Umat Manusia Agama Hindu Kaharingan merupakan proses kelahiran manusia kembali kealam Ranying Hatala/Sorga.
Dengan proses tersebut maka sempurnalah Manusia itu hidup dialam Ranying hatala.
Itulah tujuan dari upacara ritual Tiwah bagi umat beragam Hindu Kaharingan.
PILOSOFIS SAPUNDU DALAM UPACARA RITUAL TIWAH.
Di dalam upacara Ritual Tiwah sudah tentu adanya Sapundu (patung dari kayu sebagai tempat mengikat kerbau/sapi sebagai hewan korban),dan itu secara umum kita lihat tanpa memandang dari segi pilosofisnya,namun apabila di lihat dari segi pilosofinyanya maka fungsi Sapundu dalam upacara keagamaan Hindu Kaharingan yakni Upacara Ritual Tiwah adalah sbagai Jipen (pegawai/kariawan) yang bertugas khusus untuk memelihara Kerbau ataupun Sapi semenjak diadakan/dilaksanakanya Upacara Ritual Tiwah,dan tugas itu berlanjut sampai ke Lewu Tatau (sorga).
Hal ini dapat di ketahui langsung pada saat Basir (Rohaniwan Agama Hindu Kaharingan) menyatakan pekerjaan Sangiang Raja Duhung Mama Tandang,Langkah Sawang Apang Bungai Sangiang (malaikat yang ditugaskan khusus oleh Ranying Hatala untuk melaksanakan Upacara Ritual bagi kematian dari yang terkecil hingga tingkat terakhir Tiwah melalui Basir/Rohaniwan Hindu Kaharingan) dalam ayat-ayat suci Balian Nyalupu Paramun Ngentang Tiwah Tingang.
Segala jenis peralatan Upacara Ritual Tiwah sebenarnya semua diterangkan fungai dan tujuanya dalam ayat suci "Balian Nyalupu" saat Upacara Ritual Tiwah tersebut.
Jadi apabila ada pilosfis lain yang sifatnya mengejek atau menjelek-jelekan Upacara Ritual Tiwah dan pilosofis-pilosofisnya adalah perbuatan oknum yang mengada-ada tanpa bukti jelas (fitnah).
FUNGSI PENOMBAKAN SAPI ATAU KERBAU DALAM UPACARA TIWAH
Didalam pelaksanaan Upacara Ritual Tiwah tepatnya pada upacara puncak (Tabuh) sering kita lihat anggota pelaksan upacara Ritual Tiwah melakukan penombakan hewan korban berupa Sapi atau Kerbau,dan ini tentunya menimbulkan pertanyaan didalam hati kitakita "mengapa hewan korban harus ditombak,apakah tidak bisa disembelih langsung supaya tidak menyiksa binatang"?
Jawabanya adalah tidak bisa dan harus di tombak apabila hewan korban itu bertujuan untuk hewan Korban Tiwah,namun dalam upacara non tiwah tidak diperbolehkan melakukan penombakan.
Hal ini dikarenakan barang siapa ikut melakukan penombakan sehingga mengeluarkan darah dari hewan korban tersebut meskipun hanya setetes artinya orang itulah yang diketahui oleh "sang arwah" yang telah turut serta menyumbangkan hewan korban tersebut kepadanya,hal itu dapat diketahui oleh arwah melalui tetesan darah hewan korban tersebut,jadi darah yang keluar dari hewan korban tersebut merupakan isyarat atau tanda dan dengan kata lain darah itu merupakan sidik jari anggota yang memberikan Sapi atau Kerbau tersebut sebagai hewan peliharaan terbesar arwah di Lewu Tatau (sorga).
Dengan adanya sidik jari/tanda tersebut akan memudahkan sang arwah mengetahui kepada siapasiapa iya memberikan imbalan pahala nantinya setelah iya sudah berada di lewu tatau karena iya sudah dapat berkomunikasi langsung kepada Ranying Hatala dan dapat dengan mudah memohon kepada Ranying Hatala tanpa melalui perantara.
Jadi tujuan penombakan hewan korban dalam upacara adalah menandakan/sidik jari adanya pemberian hewan korban dari anggota tiwah kepada arwah dan disebut "bagin liau".
Jadi itulah sebabnya apabila hewan korban untuk keperluan upacara lain selain tiwah tidak di lakukan penombakan dikarenakan hewah korban tersebut bukanlah "Bagin Liau".
MANGANJAN
Sepintas lalu didalam upacara Ritual keagamaan umat Hindu Kaharingan yakni Tiwah ada sebuah kegiatan yang mirip dengan tariantarian atau hiburan belaka.
Namun hal itu tidak seperti yang kita lihat,kegiatan "Manganjan" tersebut bukanlah tarian sebagai hiburan belaka melainkan diwajibkan bagi anggota yang merasa meniwahkan sanak keluarga atau siapa saja yang ditiwahkan,hal ini di karenakan pada saat melakukan Manganjan mengelilingi "Sangkai Raya" maka pada saat itu anggota/Tarantang Nule menerima Pantis Nyalung Kaharingan Belum (menerima tetesan air suci kehidupan) yang berasal dari Sangkai Raya/Sangkai Undan. Sangkai Raya pada saat upacara tiwah selalu meneteskan air suci kehidupan semenjak basir melakukan "Balian Nyalupu Paramun Ngentang Tiwah Tingang",tepatnya pada saat balian tersebut Basir/Rohaniwan mengucapkan pekerjaan Malaikat Ranying Hatata yakni Sangiang Raja Duhung Mama Tandang sedang "Nyalupu/menyatukan" Garing Sangkai Raya Mendeng dengan Kayu Turun Bulau dan Kayu Tapang Bulau Rekap Sambe (kayu yang diabadikan Ranying Hatala untuk selalu meneteskan Air Suci Kehidupan).
Jadi bagi Tarantang Nule yang ikut Manganjan akan terkena tetesan Air Suci Kehidupan tersebut,yang sedang sakit akan segera sembuh,yang sehat akan bertambah sehat dan hidup berumur panjang karena air suci kehidupan tersebut mengandung obat-obatan untuk menyembuhkan segala macam penyakit dan memberikan umur panjapanjang bagi mereka yang menerimanya.
Bagaimanakah bagi anggota yang tidak punya waktu untuk ikut manganjan?
Itu tergantung kepada Basir untuk Memerintahkan Sangiang yang bertugasbertugas karena sangiang wajib menuruti perintah basir saat melaksanakan upacara Ritualnya sesuai dengan pesan suci Ranying Hatala (Wahyu) sebelum Maharaja Bunu diturunkan dari Sorga (Alam Ranying Hatala) ke Bumi ini Ranying Hatala Bersabda:
"iyoh bitim Raja Bunu, ela bitim ngumpang ngabehu huang dengan tambun paharim sintung due tagal bitim puna bagin matei,dapit jeha atun ungkup hamputanhamputan tambun paharim sintung due je cagar masi mawat tuntang mandohop ungkupungkup hamputan ayum buli haluli manalih aku".
Artinya:
Wahai engkau Raja Bunu,hendaknya engkau tidak perlu merasa iri ataupun cemburu kepada kedua saudaramu atas dirimu nantinya akan mengalami kematian,dari keturunan kedua saudaramu lah yang nantinya menolong keturunan kamu kembali lagi kepadaku.
Keturunan kedua saudara Raja Bunu yang dimaksud adalah Sangiang Raja Duhung Mama Tandang,Langkah Sawang Apang Bungai Sangiang.
FiLOSOPIS GERAKAN MANGANJAN
Sedangkan gerakan berirama dalam manganjan mempunyai arti dan tujuan tertentu yakni:
• Merentangkan kedua belah tangan sambil membuka kedua belah telapak tangan lalu menurumenurunkanya kebawah artinya melepaskan segala sial.
• kemudian merapatkan kedua genggaman tangan seoalah-olah mengambil sesuatu adalah menarik kekuatan alam semesta di sekitar kita yang mengandung segala kebaikan dan umur panjang,setelah itu kedua genggaman tangan diangkat kearah bagian pusat lalu menarik napas panjang lalu meneguknya (tarik kunci).
Hal itu dilakukuan berulang-ulang dalam manganjan.
MALAHAP
Malahap adalah sebuah teriakan berirama saat melakukan manganjan atau beberapa kegiatan lain dalam upacara ritual keagamaan Hindu Kaharingan.
Terikan tersebut sudah pasti mempunyai tujuan tertentu dan bukan teriakan sembarangan.
Adapun tujuan malahap adalah membuka pintu langit dan menggerakan kekuasaan Ranying Hatala dari langit supaya memberkatimemberkati apa yang sedang dilakukan oleh Tarantang Nule.
Namun didalam upacara ritual keagamaan Hindu Kaharingan Lahap terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Lahap untuk tujuan upacara ritual kematian (upacara ritual Tiwah)
2. Lahap untuk tujuan upacara ritual kehidupan (perkawinan,nampung sahur dan lain-lain bagi kehidupan manusia).
Tata cara melakukan manganjan saat upacara ritual tiwah adalah sebagai berikut:
° Ketika merentangkan tangan dan menggerakkannya ke bawah maka posisi telapak tangan dibiarkan terbuka yang diiringi dengan hembusan napas.
° Setelah mencapai arah yang dianggap sedang maka telapak tangan yang tadinya terbuka mulai di kepal diiringi tarikan napas sambil mengarahkan kepalan tangan ke pusar
° Setelah kepalan tangan mencapai pusar maka tindakan yang dilakukan adalah meneguk napas yang tadinya di tarik masuk beriringan dengan kepalan tangan tiba di bagian pusar (tarik kunci),hal ini bertujuan untuk mengunci kekuatan alam semesta disekitar kita di dalam tubuh kita.
Demikianlah ulasan beberapa bagian tentang upacara ritual keagamaan Agama Hindu Kaharingan yakni Upacara Ritual Tiwah.
Senin, 24 Juli 2017
BERTINDAK SESUAI FUNGSI JABATAN
Urutan dan Tata Cara Upacara Ritual merupakan kewajiban bagi Basir (Rohaniawan) untuk mengaturnya sehingga Upacara Ritual bisa berjalan sesuai yang kita inginkan.
Namun diruang lingkup upacara Ritual sering kita lihat adanya berbagai permainan-permainan yang termasuk "Perjudian".
Perlu kita ketahui permainan tersebut bukanlah bagian dari Upacara Ritual,itulah sebabnya permainan tersebut tidak diperbolehkan memasuki areal "Tarinting Pali/batas areal upacara ritual" yang artinya permainan tersebut lepas dari bagian upacara ritual.
Apakah Basir (Rohaniawan ) berhak menghentikan permainan tersebut?
Seperti kita ketahui kewajiban Basir adalah menyusun Tatacara upacara ritual dengan penuh konsentrasi supaya tidak terjadi kesalahan dalam upacara ritual,maka Basir bersifat netral untuk masalah yang bukan kewajibannya diluar upacara ritual.
Namun Basir berhak melarang permainan tersebut apabila memasuki areal upacara ritual yang sudah di tentukan dengan batas Tarinting Pali.
Tata cara kehidupan manusia sudah tersusun sejak adanya manusia membutuhkan peraturan hidup (Hadat Belum) sehingga dibentuklah berbagai macam perangkat-perangkat yang akan bertugas sesuai fungsinya masing-masing. Itulah alasannya Basir bersikap netral pada saat melaksanakan Upacara Ritual yang sedang di langsungkan.
Ingatlah fungsi dan jabatan kita masing-masing supaya apa yang kita lakukan tidak membuahkan hasil yang tidak kita inginkan.
Salah satu contoh fungsi jabatan masing-masing yang dimaksudkan diatas dapat kita wujudkan seperti contoh dibawah ini:
• Seorang laki-laki yang sudah menjalankan pernikahan maka laki-laki tersebut disebut sebagai seorang suami dari perempuan yang sudah ia nikahi dan suami tersebut akan menyandang jabatan atau gelar sebagai Kepala Keluarga (KK) bagi isteri dan anak-anaknya. Meskipun ia sudah menyandang jabatan KK iya tidak boleh mengatur kehidupan ataupun pekerjaan bagi anak dan isteri orang lain.
Jadi intinya kita wajib sadar dengan jabatan dan tugas yang sedang kita sandang.
Bertindaklah sebagai kepala keluarga apabila anda memang kepala keluarga,bertindaklah sebagai RT apabila anda menyandang jabatan ketua RT.(Rukun Tetangga).
Demikian tata cara hidup bermasyarakat yang baik dan benar menurut saya.
Semoga bermanfaat.
#pikirkan itu sendiri
Jumat, 21 Juli 2017
EMPAT UNSUR PENYEBAB ADANYA KEHIDUPAN MANUSIA
FILOSOFIS KEMATIAN MENURUT AGAMA HINDU KAHARINGAN (AGAM HELU)
4 unsur di dalam diri manusia adalah:
Zat bapak,zat ibu,haring Kaharingan dan panyalumpuk/hambaruan.
Panyalumpuk/hambaruan adalah roh kekuasaan Tuhan yang masuk melalui ubun-ubun saat bayi keluar dari rahim ibu sehingga bayi yang dilahirkan menjadi bernapas dan bersuara,suara itu menyerukan aku ada bersama dirimu dengan segala kuasaku.
Demikian pula saat kembali nya manusia maka panyalumpuk/hambaruan akan kembali keasalnya yakni Ranying Hatala tanpa melalui upacara ritual, hal ini dikarenakan Panyalumpuk/hmbaruan merupakan roh yang dimasukan oleh Ranying Hatala Melalui kekuasaannya,itulah sebabnya datang dan perginya panyalumpuk/hambaruan tidak diritualkan. hal ini berarti pekerjaan Ranying Hatala tidak boleh ditangani oleh manusia.
Jadi yang diritualkan menurut agama Hindu Kaharingan adalah kejadian zat bapak (liau balawang panjang) zat ibu (liau karaharang tulang) dan liau Haring Kaharingan (kekuasaan yang masuk ke dalam bentuk penyatuan Zat Bapak dan zat ibu sehingga di dalam kandungan sang bayi sudah memiliki detak jantung/sahengkuk) dalam arti sudah hidup karena jantung berdetak darah berputar (TIK)
3 unsur inilah yang harus diritualkan?
Sebabnya adalah karena 3 unsur ini datang (ada) merupakan perbuatan manusia maka tugas manusia lah yang mengurusnya kembali atau dengan kata lain bukan tugas Ranying Hatala karena manusia tidak berhak melimpahkan atau membebankan perbuatannya kepada Ranying Hatala.
Siapa yang minum racun maka ia lah yang akan mabuk,dan siapa yang memulai maka ia lah yang harus mengakhiri.
Manusia yang mengadakan maka manusia jugalan yang akan menghabiskan atau mengakhirinya.
Apakah jadinya apabila ke-3 unsur ini tidak diritualkan?
Didalam kitab suci PANATURAN Ranying Hatala Langit bersabda:
Bitim Raja Bunu akan impamuhun Mijen pantai danum kalunen,basa bitim dapit jeha buli haluli aku mahalau bagin matei,ela bitim ngumpang ngabehu Huang dengan tambun paharim Sintung due je dia bagin matei,basa ungkup hamputan paharim Sintung due te dapit jeha je tantai Masi mawat ungkup hamputan ayum buli haluli manalih aku.
Artinya meskipun keturunan Raja bunu kembali kepadanya melalui kematian,namun raja bunu tidak perlu merasa cemburu kepada kedua saudaranya yang hidup abadi dan tidak bisa mati,karena apabila saatnya nanti keturunan raja bunu kembali kepada Ranying Hatala maka keturunan Raja Sngen dan Raja Sangiang lah yang akan mengantarkan kembali keturunan raja bunu kepada Ranying Hatala.
Perlu diketahui keturunan yang dimaksudkan adalah unsur zat bapak,unsur zat ibu dan unsur liau Haring Kaharingan untuk disatukan dengan panyalumpuk/hambaruan yang telah kembali kepangkuan Ranying Hatala tanpa melalui upacara ritual,apabila tanpa adanya ketiga unsur tersebut maka mustahil manusia bisa hidup kembali dialam Ranying Hatala (lewu tatau dia rumpang tulang,rundung raja isen kamalesu uhat,lewu je habaras bulau habusung hintan,hakarangan Bawak lamiang,hampah rapiah nyonyah/Sorgaloka).
Kerena menurut ajaran agama Hindu Kaharingan manusia dapat hidup di muka bumi ini dikarenakan adanya penyatuan 4 unsur yaitu unsur zat bapak,unsur zat ibu,unsur Haring Kaharingan dan unsur Panyalumpuk/hambaruan (Roh),maka begitu pula lah yang terjadi di lewu tatau atau surgaloka,dengan bersatunya kembali ke-4 unsur tersebut maka terjadilah kehidupan manusia dia alam Ranying Hatala (sorga).
Kapankah terjadi perpisahan diantara 4 unsur tersebut?
° Saat seseorang meninggal dunia Panyalumpuk/hambaruan sudah pergi meninggalkan jasad dan kembali kepada Ranying Hatala.
° Saat Balian tantulak Liau Haring Kaharingan diantar ke lewu bukit nalian lanting (simbolis kandungan ibu),sementara itu liau Karahang Tulang (unsur Manik ibu) tetap berada di kuburan dan liau Balawang Panjang (unsur Manik Bapak) diantar kan kepada Tinggi Tingang Mama Hanyi bungai,sawang Bengkui Pengganti balu,pamangku anak tiri Saratus Jahawen Puluh di batang danum Rutas Matei,setelah itu Tinggi Tingang Mama Hanyi Bungai menempatkan liau Balawang Panjang tersebut disebut tempat yang disebut Balau Bulau Karung Kajang,Sali Rabia Bilit Bila (simbolis rahim bapak)sebagai tempat sementara untuk menunggu proses penyatuan ke-4 unsur tersebut melalui upacara Ritual ke Agamaan Tiwah
Berbahagialah orang-orang yang beragama Hindu Kaharingan karena konsep-konsep dan pilosofis-pilosofis agama Hindu Kaharingan sudah sangat sesuai dengan kelahiran manusia ke alam manusia dan kealam Ranying Hatala (sorga),itulah sebabnya proses kematian umat beragama Hindu Kaharingan merupakan proses kelahiran kembali ke alam Ranying Hatala.
Tabe...
4 unsur di dalam diri manusia adalah:
Zat bapak,zat ibu,haring Kaharingan dan panyalumpuk/hambaruan.
Panyalumpuk/hambaruan adalah roh kekuasaan Tuhan yang masuk melalui ubun-ubun saat bayi keluar dari rahim ibu sehingga bayi yang dilahirkan menjadi bernapas dan bersuara,suara itu menyerukan aku ada bersama dirimu dengan segala kuasaku.
Demikian pula saat kembali nya manusia maka panyalumpuk/hambaruan akan kembali keasalnya yakni Ranying Hatala tanpa melalui upacara ritual, hal ini dikarenakan Panyalumpuk/hmbaruan merupakan roh yang dimasukan oleh Ranying Hatala Melalui kekuasaannya,itulah sebabnya datang dan perginya panyalumpuk/hambaruan tidak diritualkan. hal ini berarti pekerjaan Ranying Hatala tidak boleh ditangani oleh manusia.
Jadi yang diritualkan menurut agama Hindu Kaharingan adalah kejadian zat bapak (liau balawang panjang) zat ibu (liau karaharang tulang) dan liau Haring Kaharingan (kekuasaan yang masuk ke dalam bentuk penyatuan Zat Bapak dan zat ibu sehingga di dalam kandungan sang bayi sudah memiliki detak jantung/sahengkuk) dalam arti sudah hidup karena jantung berdetak darah berputar (TIK)
3 unsur inilah yang harus diritualkan?
Sebabnya adalah karena 3 unsur ini datang (ada) merupakan perbuatan manusia maka tugas manusia lah yang mengurusnya kembali atau dengan kata lain bukan tugas Ranying Hatala karena manusia tidak berhak melimpahkan atau membebankan perbuatannya kepada Ranying Hatala.
Siapa yang minum racun maka ia lah yang akan mabuk,dan siapa yang memulai maka ia lah yang harus mengakhiri.
Manusia yang mengadakan maka manusia jugalan yang akan menghabiskan atau mengakhirinya.
Apakah jadinya apabila ke-3 unsur ini tidak diritualkan?
Didalam kitab suci PANATURAN Ranying Hatala Langit bersabda:
Bitim Raja Bunu akan impamuhun Mijen pantai danum kalunen,basa bitim dapit jeha buli haluli aku mahalau bagin matei,ela bitim ngumpang ngabehu Huang dengan tambun paharim Sintung due je dia bagin matei,basa ungkup hamputan paharim Sintung due te dapit jeha je tantai Masi mawat ungkup hamputan ayum buli haluli manalih aku.
Artinya meskipun keturunan Raja bunu kembali kepadanya melalui kematian,namun raja bunu tidak perlu merasa cemburu kepada kedua saudaranya yang hidup abadi dan tidak bisa mati,karena apabila saatnya nanti keturunan raja bunu kembali kepada Ranying Hatala maka keturunan Raja Sngen dan Raja Sangiang lah yang akan mengantarkan kembali keturunan raja bunu kepada Ranying Hatala.
Perlu diketahui keturunan yang dimaksudkan adalah unsur zat bapak,unsur zat ibu dan unsur liau Haring Kaharingan untuk disatukan dengan panyalumpuk/hambaruan yang telah kembali kepangkuan Ranying Hatala tanpa melalui upacara ritual,apabila tanpa adanya ketiga unsur tersebut maka mustahil manusia bisa hidup kembali dialam Ranying Hatala (lewu tatau dia rumpang tulang,rundung raja isen kamalesu uhat,lewu je habaras bulau habusung hintan,hakarangan Bawak lamiang,hampah rapiah nyonyah/Sorgaloka).
Kerena menurut ajaran agama Hindu Kaharingan manusia dapat hidup di muka bumi ini dikarenakan adanya penyatuan 4 unsur yaitu unsur zat bapak,unsur zat ibu,unsur Haring Kaharingan dan unsur Panyalumpuk/hambaruan (Roh),maka begitu pula lah yang terjadi di lewu tatau atau surgaloka,dengan bersatunya kembali ke-4 unsur tersebut maka terjadilah kehidupan manusia dia alam Ranying Hatala (sorga).
Kapankah terjadi perpisahan diantara 4 unsur tersebut?
° Saat seseorang meninggal dunia Panyalumpuk/hambaruan sudah pergi meninggalkan jasad dan kembali kepada Ranying Hatala.
° Saat Balian tantulak Liau Haring Kaharingan diantar ke lewu bukit nalian lanting (simbolis kandungan ibu),sementara itu liau Karahang Tulang (unsur Manik ibu) tetap berada di kuburan dan liau Balawang Panjang (unsur Manik Bapak) diantar kan kepada Tinggi Tingang Mama Hanyi bungai,sawang Bengkui Pengganti balu,pamangku anak tiri Saratus Jahawen Puluh di batang danum Rutas Matei,setelah itu Tinggi Tingang Mama Hanyi Bungai menempatkan liau Balawang Panjang tersebut disebut tempat yang disebut Balau Bulau Karung Kajang,Sali Rabia Bilit Bila (simbolis rahim bapak)sebagai tempat sementara untuk menunggu proses penyatuan ke-4 unsur tersebut melalui upacara Ritual ke Agamaan Tiwah
Berbahagialah orang-orang yang beragama Hindu Kaharingan karena konsep-konsep dan pilosofis-pilosofis agama Hindu Kaharingan sudah sangat sesuai dengan kelahiran manusia ke alam manusia dan kealam Ranying Hatala (sorga),itulah sebabnya proses kematian umat beragama Hindu Kaharingan merupakan proses kelahiran kembali ke alam Ranying Hatala.
Tabe...
Selasa, 04 Juli 2017
TATA CARA MENCEGAH TERJADINYA GEMPA BUMI Naga Hai Galang Petak Menurut ajaran nenek moyang suku dayak secara turun temurun,di dalam perut bumi terdapat seekor Naga sebagai alas atau landasan kekuatan Bumi,hal ini disebutkan dalam Kitab Suci Panaturan yaitu pada hari pertama hatala mengambil Sarumpah Bulau (sepatu) dan meletakan di tengah-tengah kekosongan angkasa,diiringi kekuasaaanya yang maha besar maka Sarumpah Bulau tersebut berubah menjadi seekor Naga Hai Akan Galang Petak (Seekor Naga Sebagai Pondasi Bumi). pada hari ke-2 hatala melpaskan Lawung Bulau Singkap Antang (penutup kepala) di punggung Naga tersebut dan diiringi kekuasaannya yang maha besar sehingga terjadilah bumi yang menyelimuti naga tersebut,jadi Naga Hai Galang Petak adalah Dasar/Pondasi yang merupakan kekuatan Bumi,di berbagai bagian tempat dimana manusia tidak mengetahui adanya Naga Hai Galang Petak maka ditempat tersebut manusia tidak dapat berkomunikasi dengan Alam dalam Bumi dan di situlah bumi tidak kuat sehingga bumi bisa runtuh dan disebut gempa bumi. tapi menurut manusia jaman sekarang hal demikian adalah mitos,namun menurut ajaran nenek moyang suku dayak kalimantan ini adalah kenyataan bahkan sampai sekarang suku dayak yang menyakini ajaran nenek moyangnya dapat berkomunikasi dengan Naga Hai Galang Petak melalui Upacara Balian Manyanggar (memberi tata batas alam nyata dgn alam gaib supaya tidak campur aduk dan saling terganggu). di dalam Balian Manyanggar Naga Hai Galang Petak Wajib di berikan Sesajen supaya memperkuat tanah bumi daerah tersebut dan Naga tersebut jangan menggerakan tubuhnya agar tanah tidak runtuh,apabila Naga Hai Galang Petak merasa lapar dan merasa tidak diketahui keberadaan nya oleh manusia setempat maka iya bisa bergerak ke sana kemari di dalam Bumi,hal itu dapat menyebabkan kekosongan di perut bumi,selanjutnya disebut pergeseran perut bumi dan dapat mengakibatkan gempa bumi. Tata cara pemberian sesajen ini dilakukan oleh Basir dengan melakukan perintah kepada malaikat/Sangiang yang bertugas melalui lunas Mariaran Lasang Pisih yang disebut Maliambung Takuluk Metu. Itulah sebabnya Bumi kalimantan tidak pernah terjadi gempa,kalau ada yang bilang ada gempa di kalimantan maka saya akan bertanya berapa orang dayak kalimantan meninggal akibat korban gempa di pulau Kalimantan? inilah bukti kekuasaan Tuhan/Ranying Hatala Langit,berbahagialah orang-orang suku dayak kalimantan karena ajaran nenek moyang mereka memiliki ajaran yang nyata dan terbukti sampai saat ini dari sejak seumuram bumi. Menurut ajaran nenek moyang suku Dayak (Agama Helu),malaikat Ranying Hatala yang pertama disebut Raja Uju Haknduang Kanaruhan Hanya Baskati dan semua orang Dayak pada jaman dahulu mengetahui akan hal itu,nama mereka adalah: ~ Janjalung Tatu Riwut ~ Gambala Rajan Tanggara ~ Raja Tuntung Tahaseng ~ Sangkaria Nyaru Menteng ~ Tamanang Tarai Bulan ~ Raja Pamise Andau ~ Raja Sapanipas Nama-nama ini ditulis di dalam kitab Suci PANATURAN oleh para rohaniawan Hindu Kaharingan agar diketahui adanya malaikat yang mengatur alam semesta beserta isinya,dan malaikat tersebut adalah malaikat yang berada di langit atau dengan kata lain berada disisi Tuhan. Namun didalam kitab suci PANATURAN tidak disebutkan adanya malaikat yang berada di dalam perut bumi yang juga merupakan 7 (Tujuh) malaikat pengatur Bumi,siapakah nama-nama mereka? Nama-nama itu tidak boleh disebutkan didalam kitab suci PANATURAN karena nama itu bersifat sangat rahasia,katakan saja nama mereka adalah Nabin Petak yang didalam bahasa Sangiang disebutkan nama Nabin Petak Tertua dan terdalam adalah Naga Hai Galang Petak,namun nama asli yang bukan bahasa Sangiang tetap disebut kan pada saat Mariaran Lasang Talawang Pisih pada saat Upacara Balian Manyanggar atau Balian lain yang mengantarkan sesajen kepada Naga Hai Galang Petak. Demikianlah Tatacara mencegah Gempa Bumi Menurut Suku Dayak Ngaju. Narasumber: Lunas Balian Mariaran Lasang Talawang Pisih. Mengenai Saya Basir Akon G Suman Lihat profil lengkap ku di: www.basirbalian.blogspot.com
TATA CARA MENCEGAH TERJADINYA GEMPA BUMI
Naga Hai Galang Petak
Menurut ajaran nenek moyang suku dayak secara turun temurun,di dalam perut bumi terdapat seekor Naga sebagai alas atau landasan kekuatan Bumi,hal ini disebutkan dalam Kitab Suci Panaturan yaitu pada hari pertama hatala mengambil Sarumpah Bulau (sepatu) dan meletakan di tengah-tengah kekosongan angkasa,diiringi kekuasaaanya yang maha besar maka Sarumpah Bulau tersebut berubah menjadi seekor Naga Hai Akan Galang Petak (Seekor Naga Sebagai Pondasi Bumi).
pada hari ke-2 hatala melpaskan Lawung Bulau Singkap Antang (penutup kepala) di punggung Naga tersebut dan diiringi kekuasaannya yang maha besar sehingga terjadilah bumi yang menyelimuti naga tersebut,jadi Naga Hai Galang Petak adalah Dasar/Pondasi yang merupakan kekuatan Bumi,di berbagai bagian tempat dimana manusia tidak mengetahui adanya Naga Hai Galang Petak maka ditempat tersebut manusia tidak dapat berkomunikasi dengan Alam dalam Bumi dan di situlah bumi tidak kuat sehingga bumi bisa runtuh dan disebut gempa bumi.
tapi menurut manusia jaman sekarang hal demikian adalah mitos,namun menurut ajaran nenek moyang suku dayak kalimantan ini adalah kenyataan bahkan sampai sekarang suku dayak yang menyakini ajaran nenek moyangnya dapat berkomunikasi dengan Naga Hai Galang Petak melalui Upacara Balian Manyanggar (memberi tata batas alam nyata dgn alam gaib supaya tidak campur aduk dan saling terganggu).
di dalam Balian Manyanggar Naga Hai Galang Petak Wajib di berikan Sesajen supaya memperkuat tanah bumi daerah tersebut dan Naga tersebut jangan menggerakan tubuhnya agar tanah tidak runtuh,apabila Naga Hai Galang Petak merasa lapar dan merasa tidak diketahui keberadaan nya oleh manusia setempat maka iya bisa bergerak ke sana kemari di dalam Bumi,hal itu dapat menyebabkan kekosongan di perut bumi,selanjutnya disebut pergeseran perut bumi dan dapat mengakibatkan gempa bumi.
Tata cara pemberian sesajen ini dilakukan oleh Basir dengan melakukan perintah kepada malaikat/Sangiang yang bertugas melalui lunas Mariaran Lasang Pisih yang disebut Maliambung Takuluk Metu.
Itulah sebabnya Bumi kalimantan tidak pernah terjadi gempa,kalau ada yang bilang ada gempa di kalimantan maka saya akan bertanya berapa orang dayak kalimantan meninggal akibat korban gempa di pulau Kalimantan?
inilah bukti kekuasaan Tuhan/Ranying Hatala Langit,berbahagialah orang-orang suku dayak kalimantan karena ajaran nenek moyang mereka memiliki ajaran yang nyata dan terbukti sampai saat ini dari sejak seumuram bumi.
Menurut ajaran nenek moyang suku Dayak (Agama Helu),malaikat Ranying Hatala yang pertama disebut Raja Uju Haknduang Kanaruhan Hanya Baskati dan semua orang Dayak pada jaman dahulu mengetahui akan hal itu,nama mereka adalah:
~ Janjalung Tatu Riwut
~ Gambala Rajan Tanggara
~ Raja Tuntung Tahaseng
~ Sangkaria Nyaru Menteng
~ Tamanang Tarai Bulan
~ Raja Pamise Andau
~ Raja Sapanipas
Nama-nama ini ditulis di dalam kitab Suci PANATURAN oleh para rohaniawan Hindu Kaharingan agar diketahui adanya malaikat yang mengatur alam semesta beserta isinya,dan malaikat tersebut adalah malaikat yang berada di langit atau dengan kata lain berada disisi Tuhan.
Namun didalam kitab suci PANATURAN tidak disebutkan adanya malaikat yang berada di dalam perut bumi yang juga merupakan 7 (Tujuh) malaikat pengatur Bumi,siapakah nama-nama mereka?
Nama-nama itu tidak boleh disebutkan didalam kitab suci PANATURAN karena nama itu bersifat sangat rahasia,katakan saja nama mereka adalah Nabin Petak yang didalam bahasa Sangiang disebutkan nama Nabin Petak Tertua dan terdalam adalah Naga Hai Galang Petak,namun nama asli yang bukan bahasa Sangiang tetap disebut kan pada saat Mariaran Lasang Talawang Pisih pada saat Upacara Balian Manyanggar atau Balian lain yang mengantarkan sesajen kepada Naga Hai Galang Petak.
Demikianlah Tatacara mencegah Gempa Bumi Menurut Suku Dayak Ngaju.
Narasumber:
Lunas Balian Mariaran Lasang Talawang Pisih.
Mengenai Saya
Basir Akon G Suman
Lihat profil lengkap ku di:
www.basirbalian.blogspot.com
Naga Hai Galang Petak
Menurut ajaran nenek moyang suku dayak secara turun temurun,di dalam perut bumi terdapat seekor Naga sebagai alas atau landasan kekuatan Bumi,hal ini disebutkan dalam Kitab Suci Panaturan yaitu pada hari pertama hatala mengambil Sarumpah Bulau (sepatu) dan meletakan di tengah-tengah kekosongan angkasa,diiringi kekuasaaanya yang maha besar maka Sarumpah Bulau tersebut berubah menjadi seekor Naga Hai Akan Galang Petak (Seekor Naga Sebagai Pondasi Bumi).
pada hari ke-2 hatala melpaskan Lawung Bulau Singkap Antang (penutup kepala) di punggung Naga tersebut dan diiringi kekuasaannya yang maha besar sehingga terjadilah bumi yang menyelimuti naga tersebut,jadi Naga Hai Galang Petak adalah Dasar/Pondasi yang merupakan kekuatan Bumi,di berbagai bagian tempat dimana manusia tidak mengetahui adanya Naga Hai Galang Petak maka ditempat tersebut manusia tidak dapat berkomunikasi dengan Alam dalam Bumi dan di situlah bumi tidak kuat sehingga bumi bisa runtuh dan disebut gempa bumi.
tapi menurut manusia jaman sekarang hal demikian adalah mitos,namun menurut ajaran nenek moyang suku dayak kalimantan ini adalah kenyataan bahkan sampai sekarang suku dayak yang menyakini ajaran nenek moyangnya dapat berkomunikasi dengan Naga Hai Galang Petak melalui Upacara Balian Manyanggar (memberi tata batas alam nyata dgn alam gaib supaya tidak campur aduk dan saling terganggu).
di dalam Balian Manyanggar Naga Hai Galang Petak Wajib di berikan Sesajen supaya memperkuat tanah bumi daerah tersebut dan Naga tersebut jangan menggerakan tubuhnya agar tanah tidak runtuh,apabila Naga Hai Galang Petak merasa lapar dan merasa tidak diketahui keberadaan nya oleh manusia setempat maka iya bisa bergerak ke sana kemari di dalam Bumi,hal itu dapat menyebabkan kekosongan di perut bumi,selanjutnya disebut pergeseran perut bumi dan dapat mengakibatkan gempa bumi.
Tata cara pemberian sesajen ini dilakukan oleh Basir dengan melakukan perintah kepada malaikat/Sangiang yang bertugas melalui lunas Mariaran Lasang Pisih yang disebut Maliambung Takuluk Metu.
Itulah sebabnya Bumi kalimantan tidak pernah terjadi gempa,kalau ada yang bilang ada gempa di kalimantan maka saya akan bertanya berapa orang dayak kalimantan meninggal akibat korban gempa di pulau Kalimantan?
inilah bukti kekuasaan Tuhan/Ranying Hatala Langit,berbahagialah orang-orang suku dayak kalimantan karena ajaran nenek moyang mereka memiliki ajaran yang nyata dan terbukti sampai saat ini dari sejak seumuram bumi.
Menurut ajaran nenek moyang suku Dayak (Agama Helu),malaikat Ranying Hatala yang pertama disebut Raja Uju Haknduang Kanaruhan Hanya Baskati dan semua orang Dayak pada jaman dahulu mengetahui akan hal itu,nama mereka adalah:
~ Janjalung Tatu Riwut
~ Gambala Rajan Tanggara
~ Raja Tuntung Tahaseng
~ Sangkaria Nyaru Menteng
~ Tamanang Tarai Bulan
~ Raja Pamise Andau
~ Raja Sapanipas
Nama-nama ini ditulis di dalam kitab Suci PANATURAN oleh para rohaniawan Hindu Kaharingan agar diketahui adanya malaikat yang mengatur alam semesta beserta isinya,dan malaikat tersebut adalah malaikat yang berada di langit atau dengan kata lain berada disisi Tuhan.
Namun didalam kitab suci PANATURAN tidak disebutkan adanya malaikat yang berada di dalam perut bumi yang juga merupakan 7 (Tujuh) malaikat pengatur Bumi,siapakah nama-nama mereka?
Nama-nama itu tidak boleh disebutkan didalam kitab suci PANATURAN karena nama itu bersifat sangat rahasia,katakan saja nama mereka adalah Nabin Petak yang didalam bahasa Sangiang disebutkan nama Nabin Petak Tertua dan terdalam adalah Naga Hai Galang Petak,namun nama asli yang bukan bahasa Sangiang tetap disebut kan pada saat Mariaran Lasang Talawang Pisih pada saat Upacara Balian Manyanggar atau Balian lain yang mengantarkan sesajen kepada Naga Hai Galang Petak.
Demikianlah Tatacara mencegah Gempa Bumi Menurut Suku Dayak Ngaju.
Narasumber:
Lunas Balian Mariaran Lasang Talawang Pisih.
Mengenai Saya
Basir Akon G Suman
Lihat profil lengkap ku di:
www.basirbalian.blogspot.com
Rabu, 14 Juni 2017
KESELAMATAN DI DALAM PERSALINAN/MELAHIRKAN
Melahirkan adalah takdir bagi kaum perempuan yang penuh dengan resiko kematian yang menakutkan semua kaum perempuan.
Kalau saja saya jadi perempuan,maka membayangkan saja sudah takut,apalagi menjalani.
Tapi apalah daya karena takdir Tuhan tidak dapat diubah dan dihindari,sehingga saya sangat beruntung karena telah dilahirkan sebagai laki-laki.
Menurut ajaran Agama Kaharingan dan Bidan-Bidan kampung terdahulu,pada saat seorang perempuan melahirkan maka tulang bagian pinggang dan pangkal paha akan merenggang sehingga rahim pun terbuka lebar hingga mencapai puluhan kali lipat secara otomatis,dan itu merupakan bukti dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Ranying Hatala) untuk mempermudah takdir kaum perempuan yang telah ditunjuknya untuk melahirkan sehingga jalan selamat bagi umat manusia sangatlah besar.
Percayakah anda dengan kekuasaan Tuhan tersebut?
Jikalau Anda ragu-ragu silahkan ditanya kepada dokter atau Bidan-Bidan modern yang khusus belajar masalah kehamilan dan persalinan kaum perempuan,benarkah terjadi pelebaran rahim serta tulang pinggang bagian pangkal paha wanita yang sedang melahirkan?
Adanya rasa takut pada sebagian wanita saat menghadapi persalinan dikarenakan seringnya terjadi kematian,dan kematian saat persalinan tersebut seolah-olah kekuasaan Tuhan yang sudah dijanjikan setengah tidak berfungsi dan mengakibatkan masalah yang patal,hal ini juga mengundang pertanyaan kita apakah sebabnya?
Menurut kepercayaan Agama Kaharingan,kejadian tersebut sama sekali bukan karena kekuasaan Tuhan yang sudah dijanjikannya tidak berfungsi melainkan karena adanya gangguan luar yang disebut HANTUEN dan lain sebagainya.
Untuk itu menurut Ajaran Agama Kaharingan,seorang perempuan yang sedang hamil memiliki berbagai macam pantangan dan larangan-larangan yang disebut Pali yang dalam istilah sekarang hanyalah mitos (dia badin te).
Persiapan lain adalah LUSUR sebagai penambah mudahnya proses persalinan,hal itu dikarenakan pada zaman dahulu tidak ada tenaga medis yang menangani masalah ini yang menjamin keselamatan persalinan dengan cara beroperasi.
Selain persiapan LUSUR yang perlu dipersiapkan adalah tangkalasan Hantuen supaya tidak mengganggu proses persalinan.
Percayakah anda dengan adanya Hantuen dan bagaimana bentuknya?
Menurut Ajaran Agama Kaharingan,hantuen dapat mengganggu proses persalinan dengan cara merapat kan kembali tulang pinggang yang sudah merenggang sehingga anak yang dikeluarkan melalui rahim tertahan oleh jepitan tulang pinggang bagian pangkal paha.
Selain gangguan dari Hantuen masih ada makhluk halus lain yang dapat mengganggu prosesnya persalinan,makhluk itu disebut Kanarihing Ganan Danum (Hantu Laut Penghuni Alam Bawah Air),mereka adalah Rakyat Jata Sangkuada Bapager Hintan dari Batang Danum Pangguk Pantar,Guhung Bagiring Gunting yang disebut namanya Bujang Labata Rayung Tantan Gunting,Ginteng Tolong Tabang Beang,Tampak Mangkuk Darap Kajang,dan masih banyak lagi gangguan makhluk gaib lainya yang suka usil menggangu proses persalinan.
Bagaimanakah cara mengatasinya?
Cara mengatasinya adalah:
• Menggunakan tangkalasan Hantuen dan jangan melanggar pantangan-pantangan hantuen sebelum dan sewaktu kehamilan,hal tersebut sangat membantu untuk tangkalasan (penanggulangan) Hantuen.
• Upacara Ritual Nyadiri Tihi.
• Upacara Ritual Ngehet Kahang Badak (pemasangan jimat panukang Pali) pada pinggang orang yang sedang hamil sekaligus melaksanakan upacara Manyaki Dirit/manyaki tihi.
• Mangantung sahur Tihi (mencari malaikat pelindung saat hamil) yang sanggup menjaga ibu dan anak yang akan dilahirkan hingga wanita itu melahirkan dengan selamat.
Demikianlah tata cara keselamatan persalinan menurut ajaran Agama Kaharingan.
Sahi sahi sahi
Mengenai Saya:
Basir Akon G.Suma
Lihat profil lengkapku di:
www.basirbalian.blogspot.com
Senin, 12 Juni 2017
ADANYA KEHIDUPAN DIBULAN
Seri 3.
Misteri Hewan Buruan.
Berburu adalah sebuah petualangan yang sungguh menyenangkan,namun dibalik petualangan yang menyenangan itu ada banyak hal yang bisa membahayakan bagi pemburu dan orang lain karena melakukan perburuan sudah tentu menggunakan senjata tajam sejenis tombak bahkan senjata api.
Bahaya bagi diri sendiri adalah adalah diterkam hingga terluka bahkan mati oleh binatang buruan.
Sedangkan bahaya bagi orang lain adalah bisa salah sasaran sehingga yang pemburu lihat adalah binatang buruan sehingga ia bisa di tombak bahkan ditembak mati oleh pemburu,padahal setelah didatangi ternyata korban buruan yang tadi terlihat adalah hewan buruan ternyata seorang manusia.
Kedengarannya hal itu sangat aneh,akan tetapi hal itu sudah memakan korban ratusan bahkan ribuan manusia jika di hitung dari sejak awal kejadian itu sendiri.
Terjadinya hal demikian bukanlah karena pemburu tidak teliti melihat hewan buruannya,menurut suku Dayak Ngaju kejadian tersebut disebabkan karena adanya PARASAT (Darah Hewan) yang terkandung pada diri manusia sehingga korban yang sebenarnya manusia terlihat seperti binatang pada saat pemburu membidikan tombak atau pun senjata lain ke arah korban.
Menyikapi hal demikian tentunya pemburu harus mengetahui KAJI PATUA orang tua jaman dahulu supaya tidak terjadi korban manusia didalam berburu binatang.
Apakah KAJI PATUA yang dimaksudkan?
Untuk mengetahui jawabannya mari kita simak cerita dibawah ini karena didalam cerita ini ada tertuang KAJI PATUA yang dimaksudkan,Selamat membaca.
Kedatangan Manyamei Hatuen Petak disambut senyuman manis dan perasaan mengharu diru oleh Kameluh Tempun Bulan di rumahnya kembali,bahagia bercampur sedih membuat lidahnya menjadi kaku dan sulit untuk berkata,namun ia berusaha memendam dalam-dalam rasa sedihnya,suasana menjadi hening untuk sesaat,yang bisa ia lakukan hanyalah menggandeng tangan Manyamei Hatuen Petak masuk kerumahnya dari ambang pintu,mereka pun duduk didalam keheningan suasana.
Kameluh Tempun Bulan membuka kehingan itu dengan kata-kata lembut menyatakan kalau mulai hari itu Manyamei Hatuen Petak adalah suaminya yang syah dan sebagai Raja baginya,ia menginginkan suaminya agar jangan sungkan-sungkan meminta apapun yang ia perlukan untuk kebutuhan Rumah tangga bersama di Planet Bulan.
Manyamei Hatuen Petak hanya bisa menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju,mulai hari itu mereka membina Rumah tangga sebagai suami isteri.
Tidak ada pesta pernikahan seperti layaknya dialam Bumi karena tidak ada seorang manusia pun penghuni bulan selain Kameluh Tempun Bulan sendiri.
Kameluh Tempun Bulan adalah orang yang terpilih oleh Sang Pencipta Alam Semesta atas takdir yang dipilih oleh Kameluh Tempun Bulan sendiri sehingga iya terbuang dari orang tuanya dari alam lain,tidak disebutkan bagaimana cerita kejadiannya disini sehingga garis takdirnya hidup di Planet Bulan,yang jelas ia hanya ditemani Tujuh ekor anjing yang setia menuruti kehendaknya,dan ia juga tau kalau ia akhirnya bertemu Manyamei Hatuen Petak berdasarkan takdir untuk menjadi suaminya dan mereka akan melahirkan manusia-manusia yang akan hidup di tempat itu untuk selamanya,karena tidak akan ada orang lain lagi mampu mencapai bulan jikalau tidak melalui Manyamei Hatuen Petak sebagai dasar pembuka jalan menurut garis takdirnya oleh Sang Pencipta Alam Semesta Raya.
Hari demi hari mereka lalui dengan bahagia,mereka berbulan madu hanya dengan berburu binatang untuk dijadikan hiburan tambahan kebahagiaan mereka,kalau dulu Kameluh Tempun Bulan tidak pernah turun lapangan untuk mencari binatang buruan,namun lain hal nya sekarang ia turun bersama sang suami tercinta dengan tujuan berbulan madu sekaligus memperkenalkan suaminya kepada alam lingkungan di keliling Planet Bulan.
Suatu ketika Sang Ratu Kameluh Tempun Bulan menyatakan kepada Manyamei Hatuen Petak kalau isterinya yang di Bumi nanti malam akan melahirkan anak laki-laki,ia mengingatkan kepada suaminya supaya bersiap-siap turun ke bumi menghadiri kelahiran puteranya,dan hanya saat itu ia bisa turun kebumi bertemu dengan anak dan isterinya,dan ia harus kembali sebelum matahari terbenam di ufuk barat,hal ini adalah permintaan yang aneh bagi Manyamei Hatuen Petak,karena saat itu hari sudah senja,larangan itu merupakan pantangan yang tidak boleh ia langgar demi keselamatan hidup anak dan isterinya yang berada di bumi. Namun apabila anaknya sudah datang menemuinya di Planet Bulan maka pantangan itu akan berakhir sebagian yakni: ia boleh turun kebumi dengan tujuan membantu sanak keluarganya yang terkena musibah dan memerlukan pertolongan darinya.
Manyamei Hatuen Petak pun mempersiapkan dirinya untuk berangkat.
Malam telah tiba Manyamei Hatuen Petak berpamitan pada isterinya Kameluh Tempun Bulan. Kameluh Tempun Bulan merestui kepergian suaminya,ia meminta suaminya menunjuk jari telunjuknya menuju suatu tempat yang terlihat bersinar berwarna kuning kehijauan yang terlihat dari depan pintu,sang suami menuruti permintaan isterinya,tiba-tiba dari jari telunjuk Manyamei Hatuen Petak mengeluarkan sinar terang benderang yang semakin jauh semakin lebar hingga menyinari tempat yang ditujukan,dan secara singkat jarak antara tempat itu dan tempat mereka sekarang kelihatan sangat dekat bahkan hampir bersanding,bulatan yang bersinar yang tadinya sangat jauh kini sangat dekat dan tidak lagi seperti bulatan bersinar kuning kehijauan melainkan terlihat sebuah perkampungan dengan beberapa buah Rumah berdinding kulit kayu hutan dan beratapkan daun alang-alang,selanjutnya sinar yang terlihat dari jari telunjuk Manyamei Hatuen Petak berubah menjadi sebidang jalan dari depan pintu tempatnya berdiri menuju perkampungan yang terdiri dari beberapa Rumah saja.
Manyamei Hatuen Petak menjadi heran dengan keanehan tersebut,padahal ia tidak pernah bisa melakukan hal tersebut sebelumnya,namun belum lagi rasa heran yang menyelimuti dirinya hilang,isterinya Kameluh Tempun Bulan menyuruh nya segera berangkat,ia kembali mengingatkan kalau puteranya sudah lahir maka ia harus segera kembali ke bulan sebelum matahari terbenam di ufuk Barat.
Manyamei Hatuen Petak pun berangkat menembus kegelapan malam menuju perkampungan yang terlihat masih terang benderang,kepergiannya adalah untuk memenuhi janji pada isterinya agar berada disamping isterinya saat iya melahirkan anaknya.
Anehnya perjalanan yang tadi gelap kini mulai kelihatan terang akhirnya terang bagaikan siang,ia menatap ke langit ufuk timur,terlihat olehnya Sang Surya memancarkan sinarnya di ufuk timur,hal ini menandakan kalau malam tiba di bulan berarti sudah siang di bumi,Manyamei Hatuen Petak baru menyadari mengapa Kameluh Tempun Bulan mengingatkan ia supaya kembali sebelum matahari terbenam.
Sesampainya di perkampungan yang tadi terlihat yang tiada lain adalah kampung halamannya,sang isteri hampir melahirkan anaknya,dimana saat itu Bidan Kampung sudah berada didalam kamar menangani isterinya yang sedang sakit perut. Beberapa saat setelah kehadiranya,isterinya pun melahirkan anak laki-laki dengan selamat dan tidak terlalu bersusah payah,bahkan isterinya bisa berjalan ke sana kemari seolah tidak pernah merasa baru saja melahirkan anaknya,ia menggendong anaknya ke sana kemari sambil bercakap-cakap dengan bidan dan Sang suami,suasana demikian memudahkan Manyamei Hatuen Petak menyampaikan pantangan dari Kameluh Tempun Bulan isterinya yang di bulan. Setelah Bidan Kampung kembali ke kediamannya Manyamei Hatuen Petak menyampaikan pesan-pesan itu kepada isterinya,karena rasa sedih yang menyelimuti dirinya Sang isteri hanya bisa meneteskan air mata namun tidak bisa berbuat apa-apa.
Sang suami pun kembali sebelum matahari terbenam di ufuk barat d kini sudah tiba kembali ditempat kameluh Tempun Bulan. Iya langsung masuk dan menyampaikan keadaan aneh pada isterinya yang dengan mudah melahirkan anak pertama mereka,yang janggal adalah isterinya sedikitpun tidak merasakan sakit sebagaimana layaknya orang lain melahirkan anaknya sehingga ia bisa berjalan kasana kemari,Kameluh Tempun Bulan hanya tersenyum dan berkata kalau itulah wujud dari kekuasaan sang pencipta alam semesta.
Mendengar perkataan Kameluh Tempun Bulan yang demikian ia pun kembali bertanya bagaimana iya bisa mendekatkan tempat perkampungan yang begitu jauh sehingga dapat dilihat dari depan pintu dan apakah kekuasaan Kameluh Tempun Bulan setara dengan kekuasaan tuhan?
Kembali isterinya Kameluh Tempun Bulan tersenyum-senyum mendengar pertanyaan konyol dari suaminya,seraya Kameluh Tempun Bulan menjawab kalau kekuasaannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Tuhan,yang terjadi itu juga wujud kekuasaan Tuhan,karena sebenarnya jarak yang dimaksud Manyamei Hatuen Petak suaminya tidak pernah berubah karena jalan yang dilalui Manyamei Hatuen Petak adalah jalan pintas yang sudah diatur oleh kekuasaan Tuhan,dan jalan itu adalah jalan dari alam gaib menuju alam nyata,jikalau melalui alam nyata maka akan memakan waktu yang sangat panjang,dan ia juga mengatakan kalau waktu di alam gaib berbeda jauh dengan waktu di alam nyata,itulah sebabnya kampung halaman di bumi (Petak) dapat terlihat dengan jelas dan sangat mudah untuk mendatanginya.
Manyamei Hatuen Petak pun manggut-manggut saja mendengar penjelasan isterinya,lalu isterinya mengajak nya untuk segera masuk ke kamar untuk segera beristirahat sebelum fajar menyingsing dan tidur dengan lelapnya.
Keesokan harinya setelah mereka bangun dari tidur Kameluh Tempun Bulan memanggil 7 ekor anjingnya dan mengatakan kalau mereka harus tunduk dan patuh atas apapun yang diperintahkan oleh suaminya karena suaminya Manyamei Hatuen Petak sekarang adalah raja yang paling berkuasa di bulan.
Semua anjing-anjing itu pun patuh atas apa yang dikatakan Kameluh Tempun Bulan,lalu anjing-anjing itu kembali ke tempatnya masing-masing yang sudah di tentukan Kameluh Tempun Bulan jauh sebelum kedatangan Manyamei Hatuen Petak.
Jadi setiap Kameluh Tempun Bulan dan suaminya Manyamei Hatuen Petak berburu mereka tidak perlu turun tangan untuk mendapatkan binatang buruan,melainkan anjing-anjing itu sendiri yang mendapat kan dan membunuh hewan-hewan buruan.
Entah berapa tahun lamanya Manyamei Hatuen Petak dan isterinya Kameluh Tempun Bulan hidup bersama,namun mereka belum juga memiliki keturunan sebagaimana layaknya suami isteri yang lain. Baik Manyamei Hatuen Petak dan Kameluh Tempun Bulan tidak pernah merisaukan hal itu bahkan mereka belum pernah membicarakan tentang keturunan,hingga suatu ketika di pagi yang cerah Manyamei Hatuen Petak terlebih dahulu terbangun dari tidur,ia pun keluar dari kamar dan meninggalkan isterinya yang masih tidur,baru saja ia keluar dari kamar,lalu terdengar olehnya suara ketujuh anjing-anjing sedang menggonggong dari kejauhan hingga akhirnya semakin dekat kerumah,isterinya pun terbangun dari tidur dan menyerukan supaya suaminya segera melihat apakah gerangan yang di gonggong anjing-anjing tersebut,Sang Raja Bulan pun menengokan kepalanya dari jendela,terlihat olehnya seekor anak babi berlari kesana-kemari menghindari kejaran ke Tujuh anjing besar itu,namun anjing-anjing itu sengaja tidak menggigit anak babi tersebut sehingga babi tersebut menceburkan dirinya ke tempat permandian yang tidak jauh dari Rumah Tinggi tempat kediaman mereka,buru-buru Sang Raja Manyamei Hatuen Petak mengambil tombak dan turun dengan tergesa-gesa,hal itu membuat isterinya cemas dan segera keluar kamar lalu menengok suaminya yang membawa tombak mendatangi anak babi yang sedang di gonggong anjing-anjing tersebut.
Sesampainya di tempat permandian Sang Raja menghardik anjing-anjing itu karena tidak segera menggigit anak babi itu seperti biasa,ketujuh anjing itu pun segera memenuhi permintaan Rajanya,sehingga anak babi tersebut tidak dapat bergerak kemana-mana,dan Sang Raja pun menikamkan tombaknya pada anak babi,rupanya anjing-anjing itu menggigit anak babi hanya untuk menahan anak babi agar tidak bisa berlari. Ratu yang menegok dari jendela menginginkan Sang Raja Bulan itu melerai anjing-anjing tersebut dan melarangnya Sang Raja malahan mengulangi penombakan pada anak babi,anjing-anjing itu melepaskan anak babi tersebut karena mendengar permintaan Sang ratu mereka,Sang Raja Bulan itu pun berhenti sejenak,namun anak babi yang baru ditombaknya satu kali terlihat ingin melarikan diri sehingga Sang Raja kembali menombak,Sang Ratu berteriak-teriak melarangnya,namun Sang Raja dengan kejam membunuh anak babi tersebut,sang ratu pun turun dari Rumah dengan maksud menghentikan Sang Raja,namun terlambat karena saat ia turun dari Rumah anak babi sudah benar-benar mati dan penuh dengan luka tusuk di sekujur tubuhnya.
Sesampai di tempat permandian Kameluh Tempun Bulan bertanya kepada suaminya mengapa ia begitu tega membunuh orang yang tidak bersalah.
Manyamei Hatuen Petak kembali melihat kearah babi yang di bunuhnya seraya berkata,anjing-anjing itu setengah membangkang perintahku untuk membunuh anak babi ini,sementara kamu mengatakan aku membunuh orang yang tidak bersalah,padahal seharusnya aku yang bertanya mengapa mereka membiarkan hewan buruan yang datang sendiri,hari-hari sebelumnya malah susah payah mencari ketempat yang jauh, dan juga tidak pernah kita turun tangan membunuh binatang buruan kita,begitu pula engkau mengatakan aku membunuh orang yang tidak bersalah,mana pernah babi punya salah kepada kita,mereka ditakdirkan untuk kita jadikan lauk sebagai teman makan nasi,itulah kata-kata Manyamei Hatuen Petak kepada isterinya Kameluh Tempun Bulan.
Sang Ratu pun bertanya kepada Sang Raja,apakah kamu yakin kalau yang sudah kau bunuh itu adalah babi?
Sang Raja menjawab sudah tentu saya yakin,bahkan sebelum saya turun dari Rumah hingga saat sekarang tetap saja babi.
Apakah menurut kamu itu adalah orang? Kata Sang Raja Bulan.
Sang Ratu Bulan pun menjawab itu adalah orang,kalau kamu tidak percaya silahkan kamu menggosok kedua belah mata kamu sebanyak 3 kali berturut-turut jikalau satu atau dua kali gosok kamu masih belum jelas untuk melihatnya,kata Sang Ratu Bulan.
Sang Raja Bulan pun menuruti apa yang dikatakan isterinya,sekali gosok ia tetap melihat babi,kedua kalinya juga tetap babi dan untuk yang ketiga kalinya ia dengan jelas melihat kalau yang ia bunuh adalah anak manusia sebagaimana dirinya sendiri,hal itu membuat ia menyesal karena baru menyadari kalau itu adalah anak manusia,ia pun membawa mantat anak itu kerumahnya dengan tujuan supaya dikuburkan sebagaimana layaknya orang mati,ia pun bertekad akan mencari orang tua anak tersebut untuk bertanggung jawab atas dosanya yang telah membunuh orang dengan tanpa ada masalah.
Kini Manyamei Hatuen Petak hanya bisa bersedih dan menyesali perbuatannya,barulah ia sadar mengapa anjing-anjing itu setengah membangkang perintahnya dan isterinya juga melarangnya menyakiti anak babi tersebut lebih-lebih membunuhnya. Karena merasa bersalah Sang Raja Bulan yang baru menjabat beberapa tahun itu meminta petunjuknya kepada isterinya kemana harus menemui orang tua dari anak tersebut untuk mengantarkan anak itu sekaligus mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah membunuh anak kecil itu.
Namun jawaban isterinya benar-benar tidak pernah terbayangkan oleh Manyamei Hatuen Petak sebelumnya,sang ratu menjawab kalau ia tidak perlu pergi dari Rumah untuk mencari orang tua anak tersebut karena anak itu adalah kandungnya sendiri yang ia kunjungi di bumi saat kelahirannya,mendengar jawaban isterinya,wajah Manyamei Hatuen Petak menjadi merah karena tidak percaya dan dipermainkan dan merasa tidak percaya akan perkataan isterinya Kameluh Tempun Bulan.
Ia menatap tajam kearah isterinya,namun isterinya Kameluh Tempun Bulan kembali berkata,apakah aku pernah berbohong atau mempermainkan suamiku? Kata Kameluh Tempun Bulan,ketahuilah suamiku,ia adalah anak kandungmu sendiri dan yang membunuhnya adalah kamu sendiri,itulah sebabnya anjing-anjing itu tidak menuruti perintahmu,penglihatan mereka tidak salah seperti penglihatan mu,itu juga sebanya saya melarang kamu sejak awal,tapi kamu malah dengan cepat membunuhnya sehingga ia mati.
Mendengar kepastian bahwa anak itu adalah anak kandungnya sendiri,maka Manyamei Hatuen Petak pun menangis tersedu-sedu seperti anak kecil sambil memeluk jenazah anaknya,segala unek-uneknya ia keluarkan semua,karena anaknya harus meninggal tanpa pernah ia sempat puas menggendongnya disaat bayi hingga sudah sebesar sekarang,bahkan ia sama sekali tidak mengenal anaknya sendiri.
Kameluh Tempun Bulan menyuruh suaminya menangis sepuas-puasnya dan mengingatkan suaminya kalau pengalaman itu agar agar menjadi suatu pelajaran dikemudian hari,ini juga peringatan baginya kalau untuk saat ini ia masih harus dibimbing olehnya dan harus mendengarkan pendapat darinya sebelum melakukan tindakan.
Hingga akhirnya Manyamei Hatuen Petak menyadari kalau penyesalanya tidak ada gunanya karena kematian anaknya tidak mungkin dibatalkan karena rasa penyesalan,ia pun memutuskan untuk mengurus penguburan bagi anaknya sebagaimana layaknya orang yang sudah meninggal dunia.
Namun isterinya Kameluh Tempun Bulan berkehendak lain sehingga ia bertanya kepada suaminya,tidak adakah rasa inginmu melihat anakmu kembali kepada isteri di sana? Itu kata Kameluh Tempun Bulan.
Manyamei Hatuen Petak menjawab,kalau saja aku bisa mengembalikan waktu sehingga aku bisa mendengarkan perkataan mu tadi mungkin anakku masih hidup sekarang karena aku tidak pernah berniat membunuh anakku sendiri atau anak orang lain,kejadian ini murni karena aku abaikan apa yang kau katakan sehingga aku hanya bisa menyesal kemudian.
Jikalau memang niatmu tidak membunuh anakmu tentunya kamu tidak akan mengubur anak ini,sebaiknya kamu ambil bunga itu dan oleskan di seluruh luka di tubuh anakmu,kalau niatmu benar maka anakmu akan hidup seperti sedia kala,kata Kameluh Tempun Bulan kepada suaminya Manyamei Hatuen Petak.
Manyamei Hatuen Petak pun menoleh kearah bunga berwarna putih yang di tunjuk oleh isterinya Kameluh Tempun Bulan,ia juga menatap isterinya dengan penuh pertanyaan,isterinya pun berkata kalau ia bersungguh-sungguh menginginkan suaminya mengambil bunga yang ditunjuknya dan mengoleskannya sendiri di luka-luka yang terdapat di sekujur tubuh jenazah anaknya.
Nah pemirsa sampai disini dulu kisah ini,kelanjutan kisah ini akan dilanjutkan dalam seri berikutnya.
Bersambung.
Sabtu, 03 Juni 2017
ADANYA KEHIDUPAN DI BULAN
Seri 2.
Kameluh Tempun Bulan.
Setelah kesepakatan Terjadi maka Sang pria Bumi bertanya kepada sang gadis Bulan siapakah sepantasnya iya memanggil gadis pemilik Bajang Puti tersebut,Sang Gadis Bulan menyatakan kalau iya boleh di panggil dengan nama inisial Kameluh Tempun Bulan,Kameluh artinya Perempuan,sedangkan Tempun Bulan adalah Pemilik/Penguasa semua yang ada di Bulan.
Sang Pria dari Bumi pun menyebutkan nama Inisialnya Manyamei Hatuen Petak yang artinya Peria dari Bumi.
Manyamei Hatuen Petak sudah tidak sabar lagi ingin mendapatkan Atei Bajang Puti yang iya cari dan saat itu juga Kameluh Tempun Bulan segera memanggil nama salah satu anjing yang telah berhasil menangkap tubuh Manyamei Hatuen Petak saat iya terbangun dari tidurnya sejak iya tau kalau iya tertidur di depan tangga Kameluh Tempun Bulan,anjing itu pun segera dan datang,lalu Kameluh Tempun petak meminta anjing itu berbaring di depannya,iya berkata kepada anjing tersebut kalau saat ini Manyamei Hatuen Petak memerlukan hatinya untuk dijadikan sebagai makanan bagi isteri Manyamei Hatuen Petak yang saat ini Mengidam di alam lain yakni di Bumi. Anjing itu benar-benar mengerti dan patuh atas apa yang dikatakan Kameluh Tempun Bulan,sedikitpun anjing tersebut tidak melawan,malah sebaliknya anjing besar itu segera berbaring seperti kehendak Kameluh Tempun Bulan,lalu Kameluh Tempun Bulan menjulurkan tangannya kearah ulu hati anjing tersebut,mendadak saja di dalam genggaman Kameluh Tempun Bulan sudah ada sebilah pisau yang entah dari mana datangnya,iya mulai mengiris ulu hati anjing tersebut hingga terbentuklah luka yang sangat lebar,darah mengucur keluar dengan derasnya sehingga anjing sebesar kerbau tersebut mendadak saja mati dan tidak bergerak sedikitpun.
Sebelum membelah hati anjing besar tersebut Kameluh Tempun Bulan bertanya kepada Manyamei Hatuen Petak,seberapa banyak kah iya memerlukan Atei Bajang Puti yang iya inginkan?
Manyamei Hatuen Petak mengatakan kalau yang iya perlukan adalah Asal ada saja tidak perlu banyak. Lalu Kameluh Tempun Bulan membelah hati anjing tersebut menjadi dua bagian,salah satu bagian iya ambil dan diberikan kepada Manyamei Hatuen Petak,sedangkan yang separuhnya masih melekat ditempat asalnya yakni didalam tubuh anjing besar itu. Kini Atei Bajang Puti sudah didapatkan oleh Manyamei Hatuen Petak,artinya pekerjaan Kameluh Tempun Bulan juga sudah selesai yakni membedah dan mengambil Atei Bajang Puti.
Keanehan kembali terjadi,kalau tadi sebilah pisau tidak diketahui dari mana datangnya,kini setelah pembedahan selesai pisau tersebut lenyap begitu saja dari tangan Kameluh Tempun Bulan tanpa diketahui kemana pergi atau tempat menyimpannya. Setelah itu Kameluh Tempun Bulan mengambil sekuntum bunga yang tumbuh disekitar Rumahnya dan dioleskan pada luka terbelah di ulu hati anjing tersebut,lalu jari lentik itu mengelus luka lebar diulu hati anjing besar dan luka tersebut lenyap tanpa bekas,anjing besar pun kembali hidup seolah tidak pernah mengalami kematian,ia kelihatan kuat dan sangat buas seperti sedia kala.
Sementara itu Manyamei Hatuen Petak segera berkemas-kemas ingin secepatnya ingin meninggalkan tempat itu mengingat perjalanan pulang membutuhkan waktu lebih dari satu minggu untuk mencapai tempat sekarang ia berada,ia takut Atei Bajang Puti akan membusuk sebelum ia sampai di tujuan,melihat hal demikian Kameluh Tempun Bulan bertanya kepada Manyamei Hatuen Petak mengapa begitu tergesa-gesa,ia pun menawarkan kepada Manyamei Hatuen Petak supaya ia makan dulu sebelum berangkat membawa Atei Bajang Puti kembali ke kampung halamannya di bumi sebelum Manyamei Hatuen Petak menjawab pertanyaan sebelumnya dari Kameluh Tempun Bulan.
Lalu Manyamei Hatuen Petak menjelaskan mengapa ia tergesa-gesa,Manyamei Hatuen Petak juga menolak untuk makan terlebih dahulu karena ia harus berlomba dengan waktu,namun Kameluh Tempun Bulan berkata kalau hari masih pagi,dan iya meminta agar Manyamei Hatuen Petak berangkat setelah makan dan minum terlebih dahulu karena Atei Bajang Puti tersebut tidak akan membusuk hanya karena untuk beberapa saat,ia juga berkata kalau tempat yang dituju Manyamei Hatuen Petak tidak terlalu jauh dari tempat itu bahkan dapat dicapai dalam beberapa saat saja karena ia tahu jalan pintasnya,ia juga ingin memberi pesan kepada Manyamei Hatuen Petak untuk disampaikan kepada isterinya yang sedang hamil tua di bumi.
Untuk itu Manyamei Hatuen Petak pun terpaksa menunggu makan dan minum terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan yang dikiranya jauh,ia pun masuk kerumahnya bersama dengan Kameluh Tempun Bulan,wajahnya berseri-seri karena sudah mendapatkan apa yang diinginkan isterinya.
Sesampainya didalam Rumah Manyamei Hatuen Petak meminta izin untuk memanggang Atei Bajang Puti sambil menikmati makanan nya supaya Atei Bajang Puti tersebut tetap segar dan enak dimakan isterinya nantinya,namun Kameluh Tempun Bulan menolak karena belum tentu isterinya ingin memakan panggang Atei Bajang Puti tersebut,siapa tau isterinya ingin kalau sebagian digoreng atau direbus,dengan demikian Manyamei Hatuen Petak membatalkan niatnya karena ada benarnya perkataan Kameluh Tempun Bulan.
Sambil menikmati makanan yang disuguhkan oleh Kameluh Tempun Bulan,Manyamei Hatuen Petak mendengarkan pesan-pesan dari Kameluh Tempun Bulan,adapun pesan itu antara lain:
° Manyamei Hatuen Petak harus menepati janjinya untuk menjadi suami Kameluh Tempun Bulan dan harus diketahui oleh isterinya karena itu merupakan sarat utama untuk mendapatkan A
tei Bajang Puti
° jikalau anaknya sudah besar nanti ia pasti anak itu akan mencari keberadaan ayahnya walaupun dimana rimbanya,untuk itu ibunya wajib mengatakan kalau ayahnya berada di Planet Bulan dan beristerikan Kameluh Tempun Bulan sebagai sarat mendapatkan kidamnya saat masih dalam kandungan,dan kalau iya ingin bertemu ayahnya di bulan maka ibunya cukup menunjukan jalan kemana arah Manyamei Hatuen Petak berangkat kembali ke bulan setelah memberikan idaman Isterinya.
° Begitu juga dengan Manyamei Hatuen Petak jikalau sudah memberikan Atei Bajang Puti kepada isterinya dan sudah tiba saatnya kembali kebulan,maka saat itulah iya mengatakan bagaimana cara iya kembali ke bulan,begitu juga cara anaknya mencapai ayahnya yang di bulan dan saat itulah isterinya menunjuk jalan kepada anaknya.
° Untu kembali ke bulan menepati janjinya,Manyamei Hatuen Petak pun diminta menunjukan jarinya kearah dari jalan yang ia telusuri dari Bulan menuju bumi.
Manyamei Hatuen Petak mendengarkan pesan tersebut dengan penuh perhatian dan penuh tanda tanya,karena tidak begitu mengerti maka ia mencoba untuk bertanya,namun Kameluh Tempun Bulan menjawab kalau nanti pun ia akan mengerti sendiri setelah menjalaninya.
Setelah selesai makan maka Manyamei Hatuen Petak pun berjanji akan kembali ke planet bulan untuk menpati janjinya sebagai sarat Atei Bajang Puti tersebut,setelah menyalami Kameluh Tempun Bulan ia pun bergegas menuju ke pintu dengan membawakan peralatan yang dibawanya dari Bumi dan ditambah dengan Atei Bajang Puti,namun Kameluh Tempun Bulan mendahuluinya ke ambang pintu dan dari situ ia menunjuk kearah mana Manyamei Hatuen Petak harus pergi menuju Rumahnya dibumi,ajaib nya setelah Kameluh Tempun Bulan menunjukan arah itu tiba-tiba terlihat jalan yang luas membentang dengan lurus,dan terlihat di ujung jalan tersebut ada banyak Rumah dikiri kanan jalan,dan salah satu Rumah disana adalah Rumah Manyamei Hatuen Petak yang sedang didiami isterinya yang sedang hamil tua dan menunggu kedatangan Manyamei Hatuen Petak,Manyamei Hatuen Petak menjadi kaget atas kejadian tersebut.
Kameluh Tempun Bulan pun melepas kepergian Manyamei Hatuen Petak dengan penuh kepercayaan kalau ia akan kembali dan menjadi suaminya untuk selama-lamanya.
Sementara itu Manyamei Hatuen Petak menyusuri jalan yang terbentang luas dan benar-benar Rumah yang terlihat tadi adalah rumahnya,iya bahkan tidak mengeluarkan keringat menuju Rumah tersebut,padahal saat kepergiannya hingga bertemu dengan Kameluh Tempun Bulan ia berjalan berhari-hari lamanya.
Seperti lunas Balian saja:
Beken jalae tesek,beken jalan gandang halalian buli,barangkah endau panaseka,balias gandang halalian buli.
Itulah yang terjadi kepada Manyamei Hatuen Petak.
Setibanya dirumah ia disambut hangat oleh sang isteri yang sudah dalam keadaan lemah diatas pembaringannya,isterinya menanyakan dimana Atei Bajang Puti yang ia dapatkan karena isterinya tahu kalau suaminya tidak akan pulang dengan tangan hampa,Manyamei Hatuen Petak mendudukkan isterinya dari pembaringannya,lalu ia mengeluarkan bungkusan dari daun-danunan dan membuka bungkusan tersebut hingga terlihat lah Atei Bajang Puti tersebut,anehnya Sang isteri begitu yakin kalau hati binatang yang dibawa suaminya adalah Atei Bajang Puti,hanya karena menyentuh Atei Bajang Puti tersebut isterinya sudah merasa segar,seolah tenaganya yang tadi sudah habis kini telah kembali,iyapu lalu bangkit dan berdiri lalu berjalan menuju kearah serambi belakang dan memasak Atei Bajang Puti tersebut,namun ia tidak begitu banyak memakan Atei Bajang Puti itu,tapi setelah makan Atei Bajang Puti itu,tubuh yang tadi kurus kering menjadi tubuh yang berisi seperti sedia kala tanpa membutuhkan waktu lama dan siap untuk menghadapi kelahiran anaknya.
Manyamei Hatuen Petak menceritakan apa yang ia alami selama perjalanan mencari Atei Bajang Puti kepada isterinya,isternya pun mendengarkan dengan seksama sambil manggut-manggut pertanda mengerti.
Isterinya berkata mau bagaiman lagi kalau memang itu syaratnya untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut,bahkan ia juga tidak merasa keberatan karena hal itu menyangkut keselamatannya sendiri dan anak yang akan dilahirkannya,iapun merelakan kepergian suaminya ke planet Bulan tanpa beban,namun ia meminta kalau tiba saatnya melahirkan anak pertama mereka diharapkan adanya Sang suami disampingnya,suaminya pun berjanji akan datang kembali beberapa saat sebelum anak mereka dilahirkan.
Sudah 3 hari lamanya Manyamei Hatuen Petak berada di Rumah isterinya di bumi,bagitu juga dgn jalan yang terbentang luas yang ia lalui dari Bulan menuju bumi juga lenyap semenjak ia tiba dirumahnya,kini saatnya Manyamei Hatuen Petak berpamitan kepada isterinya untuk menepati janjinya dengan Kameluh Tempun Bulan,lalu isterinya bertanya lewat jalan manakah keberangkatan suaminya?
Saat itulah Manyamei Hatuen Petak menyampaikan pesan-pesan dari Kameluh Tempun Bulan kepada isterinya,dan terakhir kalimat penyampaiannya maka Manyamei Hatuen Petak pun menunjuk arah jalan yang ia telusuri dari Bulan menuju bumi,k keajaiban juga terjadi setelah jari telunjuk Manyamei Hatuen Petak menunjuk arah itu,tiba-tiba terlihat jalan yang terbentang luas dari Bumi menuju Bulan hingga di ujung jalan tersebut terlihat Rumah Kameluh Tempun Bulan,Manyamei Hatuen Petak pun berangkat meninggalkan kan isterinya yang berderai air mata,meskipun bagaimana ia merelakan kepergian sang suami dengan alasan apapun,namun ia tidak luput dari rasa sedih dan sakit hati yang amat dalam,namun ia memang harus merelakan kepergian suaminya demi keselamatan dirinya dan anak yang akan dilahirkan nantinya.
Demikian juga dengan Manyamei Hatuen Petak,sebenarnya ia juga tidak luput dari kesedihan karena harus berpisah dengan isterinya,namun iya juga menyadari kalau hanya itu satu-satunya jalan untuk menyelamatkan isterinya dan anaknya dari ancaman kematian saat isterinya melahirkan anak mereka nantinya.
Waktu berlalu dengan cepat hingga tak terasa Manyamei Hatuen Petak sudah sampai di Rumah Kameluh Tempun Bulan,iya disambut senyuman manis gadis cantik yang tiada lain adalah Kameluh Tempun Bulan,kameluh Tempun Bulan merasa bangga dengan Manyamei Hatuen Petak yang bertanggung jawab dengan janjinya.
Manyamei Hatuen Petak mampu memecahkan teka-teki yang digambarkan sebagai buah simalakama yang berarti harus mati salah satu antara orang yang iya cintai,namun teka-teki tersebut seolah tidak berlaku baginya karena iya sendiri yang dianggap mati dari kehidupan orang yang iya cintai yakni: isteri atau anak yang dikandungan isterinya,sehingga saat ini orang yang ia cintai itu tidak harus mati,begitu juga dirinya tidaklah mati dari kehidupan anak dan isterinya di Bumi karena dimasa yang akan datang iya bisa berkunjung ke bumi menemui dan menyelamatkan sanak keluarganya dari bencana,meskipun iya tidak mungkin hidup bersama isterinya di bumi,namun ia merasa pertemuan dimasa datang pun sudah cukup untuk pengobat rindu.
Sesungguhnya Kameluh Tempun Bulan juga merasakan kesedihan yang amat mendalam atas peristiwa yang menimpa Manyamei Hatuen Petak dan isterinya,namun bagaimana pun juga syarat itu tidak boleh dilanggar nya karena sarat tersebut merupakan pantangan baginya,Bajang Puti adalah bagian dari dirinya,apabila Atei Bajang Puti tersebut diberikan kepada orang lain yang tidak ada kaitannya dengan dirinya,itu berarti sama saja dengan membunuh salah satu bagian dari dirinya karena ilmu untuk menghidupkan kembali Bajang Puti tersebut tidak akan pernah berlaku karena pantangannya dilanggar olehnya sendiri..
Nah pemirsa,bagaimanakah cerita selanjutnya dan pengalaman apakah yang akan didapatkan Manyamei Hatuen Petak selama menjadi suami Kameluh Tempun Bulan?
Benarkah anak yang akan dilahirkan di Bumi adalah anak laki-laki,mungkinkah ia bisa mencapai ayahnya yang berada di Planet Bulan?
Untuk mengetahui jawabannya,sebaiknya kita ikuti kelanjutan kisah ini dalam seri berikutnya,sampai jumpa.
Kameluh Tempun Bulan.
Setelah kesepakatan Terjadi maka Sang pria Bumi bertanya kepada sang gadis Bulan siapakah sepantasnya iya memanggil gadis pemilik Bajang Puti tersebut,Sang Gadis Bulan menyatakan kalau iya boleh di panggil dengan nama inisial Kameluh Tempun Bulan,Kameluh artinya Perempuan,sedangkan Tempun Bulan adalah Pemilik/Penguasa semua yang ada di Bulan.
Sang Pria dari Bumi pun menyebutkan nama Inisialnya Manyamei Hatuen Petak yang artinya Peria dari Bumi.
Manyamei Hatuen Petak sudah tidak sabar lagi ingin mendapatkan Atei Bajang Puti yang iya cari dan saat itu juga Kameluh Tempun Bulan segera memanggil nama salah satu anjing yang telah berhasil menangkap tubuh Manyamei Hatuen Petak saat iya terbangun dari tidurnya sejak iya tau kalau iya tertidur di depan tangga Kameluh Tempun Bulan,anjing itu pun segera dan datang,lalu Kameluh Tempun petak meminta anjing itu berbaring di depannya,iya berkata kepada anjing tersebut kalau saat ini Manyamei Hatuen Petak memerlukan hatinya untuk dijadikan sebagai makanan bagi isteri Manyamei Hatuen Petak yang saat ini Mengidam di alam lain yakni di Bumi. Anjing itu benar-benar mengerti dan patuh atas apa yang dikatakan Kameluh Tempun Bulan,sedikitpun anjing tersebut tidak melawan,malah sebaliknya anjing besar itu segera berbaring seperti kehendak Kameluh Tempun Bulan,lalu Kameluh Tempun Bulan menjulurkan tangannya kearah ulu hati anjing tersebut,mendadak saja di dalam genggaman Kameluh Tempun Bulan sudah ada sebilah pisau yang entah dari mana datangnya,iya mulai mengiris ulu hati anjing tersebut hingga terbentuklah luka yang sangat lebar,darah mengucur keluar dengan derasnya sehingga anjing sebesar kerbau tersebut mendadak saja mati dan tidak bergerak sedikitpun.
Sebelum membelah hati anjing besar tersebut Kameluh Tempun Bulan bertanya kepada Manyamei Hatuen Petak,seberapa banyak kah iya memerlukan Atei Bajang Puti yang iya inginkan?
Manyamei Hatuen Petak mengatakan kalau yang iya perlukan adalah Asal ada saja tidak perlu banyak. Lalu Kameluh Tempun Bulan membelah hati anjing tersebut menjadi dua bagian,salah satu bagian iya ambil dan diberikan kepada Manyamei Hatuen Petak,sedangkan yang separuhnya masih melekat ditempat asalnya yakni didalam tubuh anjing besar itu. Kini Atei Bajang Puti sudah didapatkan oleh Manyamei Hatuen Petak,artinya pekerjaan Kameluh Tempun Bulan juga sudah selesai yakni membedah dan mengambil Atei Bajang Puti.
Keanehan kembali terjadi,kalau tadi sebilah pisau tidak diketahui dari mana datangnya,kini setelah pembedahan selesai pisau tersebut lenyap begitu saja dari tangan Kameluh Tempun Bulan tanpa diketahui kemana pergi atau tempat menyimpannya. Setelah itu Kameluh Tempun Bulan mengambil sekuntum bunga yang tumbuh disekitar Rumahnya dan dioleskan pada luka terbelah di ulu hati anjing tersebut,lalu jari lentik itu mengelus luka lebar diulu hati anjing besar dan luka tersebut lenyap tanpa bekas,anjing besar pun kembali hidup seolah tidak pernah mengalami kematian,ia kelihatan kuat dan sangat buas seperti sedia kala.
Sementara itu Manyamei Hatuen Petak segera berkemas-kemas ingin secepatnya ingin meninggalkan tempat itu mengingat perjalanan pulang membutuhkan waktu lebih dari satu minggu untuk mencapai tempat sekarang ia berada,ia takut Atei Bajang Puti akan membusuk sebelum ia sampai di tujuan,melihat hal demikian Kameluh Tempun Bulan bertanya kepada Manyamei Hatuen Petak mengapa begitu tergesa-gesa,ia pun menawarkan kepada Manyamei Hatuen Petak supaya ia makan dulu sebelum berangkat membawa Atei Bajang Puti kembali ke kampung halamannya di bumi sebelum Manyamei Hatuen Petak menjawab pertanyaan sebelumnya dari Kameluh Tempun Bulan.
Lalu Manyamei Hatuen Petak menjelaskan mengapa ia tergesa-gesa,Manyamei Hatuen Petak juga menolak untuk makan terlebih dahulu karena ia harus berlomba dengan waktu,namun Kameluh Tempun Bulan berkata kalau hari masih pagi,dan iya meminta agar Manyamei Hatuen Petak berangkat setelah makan dan minum terlebih dahulu karena Atei Bajang Puti tersebut tidak akan membusuk hanya karena untuk beberapa saat,ia juga berkata kalau tempat yang dituju Manyamei Hatuen Petak tidak terlalu jauh dari tempat itu bahkan dapat dicapai dalam beberapa saat saja karena ia tahu jalan pintasnya,ia juga ingin memberi pesan kepada Manyamei Hatuen Petak untuk disampaikan kepada isterinya yang sedang hamil tua di bumi.
Untuk itu Manyamei Hatuen Petak pun terpaksa menunggu makan dan minum terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan yang dikiranya jauh,ia pun masuk kerumahnya bersama dengan Kameluh Tempun Bulan,wajahnya berseri-seri karena sudah mendapatkan apa yang diinginkan isterinya.
Sesampainya didalam Rumah Manyamei Hatuen Petak meminta izin untuk memanggang Atei Bajang Puti sambil menikmati makanan nya supaya Atei Bajang Puti tersebut tetap segar dan enak dimakan isterinya nantinya,namun Kameluh Tempun Bulan menolak karena belum tentu isterinya ingin memakan panggang Atei Bajang Puti tersebut,siapa tau isterinya ingin kalau sebagian digoreng atau direbus,dengan demikian Manyamei Hatuen Petak membatalkan niatnya karena ada benarnya perkataan Kameluh Tempun Bulan.
Sambil menikmati makanan yang disuguhkan oleh Kameluh Tempun Bulan,Manyamei Hatuen Petak mendengarkan pesan-pesan dari Kameluh Tempun Bulan,adapun pesan itu antara lain:
° Manyamei Hatuen Petak harus menepati janjinya untuk menjadi suami Kameluh Tempun Bulan dan harus diketahui oleh isterinya karena itu merupakan sarat utama untuk mendapatkan A
tei Bajang Puti
° jikalau anaknya sudah besar nanti ia pasti anak itu akan mencari keberadaan ayahnya walaupun dimana rimbanya,untuk itu ibunya wajib mengatakan kalau ayahnya berada di Planet Bulan dan beristerikan Kameluh Tempun Bulan sebagai sarat mendapatkan kidamnya saat masih dalam kandungan,dan kalau iya ingin bertemu ayahnya di bulan maka ibunya cukup menunjukan jalan kemana arah Manyamei Hatuen Petak berangkat kembali ke bulan setelah memberikan idaman Isterinya.
° Begitu juga dengan Manyamei Hatuen Petak jikalau sudah memberikan Atei Bajang Puti kepada isterinya dan sudah tiba saatnya kembali kebulan,maka saat itulah iya mengatakan bagaimana cara iya kembali ke bulan,begitu juga cara anaknya mencapai ayahnya yang di bulan dan saat itulah isterinya menunjuk jalan kepada anaknya.
° Untu kembali ke bulan menepati janjinya,Manyamei Hatuen Petak pun diminta menunjukan jarinya kearah dari jalan yang ia telusuri dari Bulan menuju bumi.
Manyamei Hatuen Petak mendengarkan pesan tersebut dengan penuh perhatian dan penuh tanda tanya,karena tidak begitu mengerti maka ia mencoba untuk bertanya,namun Kameluh Tempun Bulan menjawab kalau nanti pun ia akan mengerti sendiri setelah menjalaninya.
Setelah selesai makan maka Manyamei Hatuen Petak pun berjanji akan kembali ke planet bulan untuk menpati janjinya sebagai sarat Atei Bajang Puti tersebut,setelah menyalami Kameluh Tempun Bulan ia pun bergegas menuju ke pintu dengan membawakan peralatan yang dibawanya dari Bumi dan ditambah dengan Atei Bajang Puti,namun Kameluh Tempun Bulan mendahuluinya ke ambang pintu dan dari situ ia menunjuk kearah mana Manyamei Hatuen Petak harus pergi menuju Rumahnya dibumi,ajaib nya setelah Kameluh Tempun Bulan menunjukan arah itu tiba-tiba terlihat jalan yang luas membentang dengan lurus,dan terlihat di ujung jalan tersebut ada banyak Rumah dikiri kanan jalan,dan salah satu Rumah disana adalah Rumah Manyamei Hatuen Petak yang sedang didiami isterinya yang sedang hamil tua dan menunggu kedatangan Manyamei Hatuen Petak,Manyamei Hatuen Petak menjadi kaget atas kejadian tersebut.
Kameluh Tempun Bulan pun melepas kepergian Manyamei Hatuen Petak dengan penuh kepercayaan kalau ia akan kembali dan menjadi suaminya untuk selama-lamanya.
Sementara itu Manyamei Hatuen Petak menyusuri jalan yang terbentang luas dan benar-benar Rumah yang terlihat tadi adalah rumahnya,iya bahkan tidak mengeluarkan keringat menuju Rumah tersebut,padahal saat kepergiannya hingga bertemu dengan Kameluh Tempun Bulan ia berjalan berhari-hari lamanya.
Seperti lunas Balian saja:
Beken jalae tesek,beken jalan gandang halalian buli,barangkah endau panaseka,balias gandang halalian buli.
Itulah yang terjadi kepada Manyamei Hatuen Petak.
Setibanya dirumah ia disambut hangat oleh sang isteri yang sudah dalam keadaan lemah diatas pembaringannya,isterinya menanyakan dimana Atei Bajang Puti yang ia dapatkan karena isterinya tahu kalau suaminya tidak akan pulang dengan tangan hampa,Manyamei Hatuen Petak mendudukkan isterinya dari pembaringannya,lalu ia mengeluarkan bungkusan dari daun-danunan dan membuka bungkusan tersebut hingga terlihat lah Atei Bajang Puti tersebut,anehnya Sang isteri begitu yakin kalau hati binatang yang dibawa suaminya adalah Atei Bajang Puti,hanya karena menyentuh Atei Bajang Puti tersebut isterinya sudah merasa segar,seolah tenaganya yang tadi sudah habis kini telah kembali,iyapu lalu bangkit dan berdiri lalu berjalan menuju kearah serambi belakang dan memasak Atei Bajang Puti tersebut,namun ia tidak begitu banyak memakan Atei Bajang Puti itu,tapi setelah makan Atei Bajang Puti itu,tubuh yang tadi kurus kering menjadi tubuh yang berisi seperti sedia kala tanpa membutuhkan waktu lama dan siap untuk menghadapi kelahiran anaknya.
Manyamei Hatuen Petak menceritakan apa yang ia alami selama perjalanan mencari Atei Bajang Puti kepada isterinya,isternya pun mendengarkan dengan seksama sambil manggut-manggut pertanda mengerti.
Isterinya berkata mau bagaiman lagi kalau memang itu syaratnya untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut,bahkan ia juga tidak merasa keberatan karena hal itu menyangkut keselamatannya sendiri dan anak yang akan dilahirkannya,iapun merelakan kepergian suaminya ke planet Bulan tanpa beban,namun ia meminta kalau tiba saatnya melahirkan anak pertama mereka diharapkan adanya Sang suami disampingnya,suaminya pun berjanji akan datang kembali beberapa saat sebelum anak mereka dilahirkan.
Sudah 3 hari lamanya Manyamei Hatuen Petak berada di Rumah isterinya di bumi,bagitu juga dgn jalan yang terbentang luas yang ia lalui dari Bulan menuju bumi juga lenyap semenjak ia tiba dirumahnya,kini saatnya Manyamei Hatuen Petak berpamitan kepada isterinya untuk menepati janjinya dengan Kameluh Tempun Bulan,lalu isterinya bertanya lewat jalan manakah keberangkatan suaminya?
Saat itulah Manyamei Hatuen Petak menyampaikan pesan-pesan dari Kameluh Tempun Bulan kepada isterinya,dan terakhir kalimat penyampaiannya maka Manyamei Hatuen Petak pun menunjuk arah jalan yang ia telusuri dari Bulan menuju bumi,k keajaiban juga terjadi setelah jari telunjuk Manyamei Hatuen Petak menunjuk arah itu,tiba-tiba terlihat jalan yang terbentang luas dari Bumi menuju Bulan hingga di ujung jalan tersebut terlihat Rumah Kameluh Tempun Bulan,Manyamei Hatuen Petak pun berangkat meninggalkan kan isterinya yang berderai air mata,meskipun bagaimana ia merelakan kepergian sang suami dengan alasan apapun,namun ia tidak luput dari rasa sedih dan sakit hati yang amat dalam,namun ia memang harus merelakan kepergian suaminya demi keselamatan dirinya dan anak yang akan dilahirkan nantinya.
Demikian juga dengan Manyamei Hatuen Petak,sebenarnya ia juga tidak luput dari kesedihan karena harus berpisah dengan isterinya,namun iya juga menyadari kalau hanya itu satu-satunya jalan untuk menyelamatkan isterinya dan anaknya dari ancaman kematian saat isterinya melahirkan anak mereka nantinya.
Waktu berlalu dengan cepat hingga tak terasa Manyamei Hatuen Petak sudah sampai di Rumah Kameluh Tempun Bulan,iya disambut senyuman manis gadis cantik yang tiada lain adalah Kameluh Tempun Bulan,kameluh Tempun Bulan merasa bangga dengan Manyamei Hatuen Petak yang bertanggung jawab dengan janjinya.
Manyamei Hatuen Petak mampu memecahkan teka-teki yang digambarkan sebagai buah simalakama yang berarti harus mati salah satu antara orang yang iya cintai,namun teka-teki tersebut seolah tidak berlaku baginya karena iya sendiri yang dianggap mati dari kehidupan orang yang iya cintai yakni: isteri atau anak yang dikandungan isterinya,sehingga saat ini orang yang ia cintai itu tidak harus mati,begitu juga dirinya tidaklah mati dari kehidupan anak dan isterinya di Bumi karena dimasa yang akan datang iya bisa berkunjung ke bumi menemui dan menyelamatkan sanak keluarganya dari bencana,meskipun iya tidak mungkin hidup bersama isterinya di bumi,namun ia merasa pertemuan dimasa datang pun sudah cukup untuk pengobat rindu.
Sesungguhnya Kameluh Tempun Bulan juga merasakan kesedihan yang amat mendalam atas peristiwa yang menimpa Manyamei Hatuen Petak dan isterinya,namun bagaimana pun juga syarat itu tidak boleh dilanggar nya karena sarat tersebut merupakan pantangan baginya,Bajang Puti adalah bagian dari dirinya,apabila Atei Bajang Puti tersebut diberikan kepada orang lain yang tidak ada kaitannya dengan dirinya,itu berarti sama saja dengan membunuh salah satu bagian dari dirinya karena ilmu untuk menghidupkan kembali Bajang Puti tersebut tidak akan pernah berlaku karena pantangannya dilanggar olehnya sendiri..
Nah pemirsa,bagaimanakah cerita selanjutnya dan pengalaman apakah yang akan didapatkan Manyamei Hatuen Petak selama menjadi suami Kameluh Tempun Bulan?
Benarkah anak yang akan dilahirkan di Bumi adalah anak laki-laki,mungkinkah ia bisa mencapai ayahnya yang berada di Planet Bulan?
Untuk mengetahui jawabannya,sebaiknya kita ikuti kelanjutan kisah ini dalam seri berikutnya,sampai jumpa.
Minggu, 28 Mei 2017
ADANYA KEHIDUPAN DI BULAN
Menurut Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah tentang adanya kehidupan di Bulan Sudah diketahui sudah sejak jaman dahulu bahkan sebelum Masehi,untuk itu kita tidak perlu heran ataupun tidak percaya kalau disebuah benda Langit yang sering kita lihat yakni Bulan dikabarkan oleh para ilmuwan akan adanya kehidupan Alien,namun para ilmuwan sebenarnya hanya meraba-raba akan wajah Alien yang mereka anggap mendiami Planet bulan yang selalu kita Kagumi dan sering menemani kita untuk memberikan sinarnya pada malam hari.
Sang Pria terdiam untuk beberapa saat di tempatnya berdiri,lalu iya bertanya apakah sang gadis pasti akan dapatkan makhluk yang dicarinya?
Sang gadis pun menjawab dengan jujur kalau yang dimaksud dengan Bajang Puti itu adalah 7 ekor anjing yang iya pelihara itu,dan anjing tersebut hanya bisa ia berikan kepada suaminya dan bukan untuk orang lain.
Lalu sang pria meminta agar menempuh syarat yang lain untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut,hal ini dikarenakan ia masih ingin hidup bersama isteri dan anak yang akan dilahirkan oleh isterinya,namun ternyata sang gadis juga sudah mengetahui apa yang iya pikirkan,gadis itu kembali berkata kalau iya tidak akan mengulangi perkataannya kalau Atei Bajang Puti tersebut hanya bisa iya berikan kepada suaminya sendiri dan bukan kepada orang lain,jadi apabila sang pria ingin mendapatkan apa yang diidamkan isterinya maka iya harus menikahi sang gadis.
Sang Pria pun menyetujui syarat tersebut,namun sebelumnya ia harus memberikan Atei Bajang Puti tersebut kepada Isterinya di kampung halamannya,setelah itu baru iya akan kembali lagi untuk menjadi suami sang gadis tersebut,dan apabila ternyata isterinya sudah melahirkan pada saat sekarang dan tidak sempat memberikan Atei Bajang Puti tersebut maka iya akan membatalkan pernikahannya kepada sang gadis.
Namun sang gadis menjawab kalau isteri Sang Pria saat itu belum saatnya untuk melahirkan anaknya,bahkan Sang Gadis mengatakan kalau anaknya adalah laki-laki,iya juga meminta kalau perkataannya benar bahwa isterinya belum melahirkan maka diharapkan Sang Pria secepatnya kembali ke rumah Sang Gadis yakni di "Planet Bulan" tempat mereka berada sekarang selambat-lambatnya 3 hari 3 malam.
Permintaan itu bertujuan supaya Sang Pria tersebut resmi menjadi suaminya,karena apabila Sang Pria kembali lagi ketempat dimana iya berada sekarang,maka iya tidak bisa kembali lagi ke kampung halamannya di Bumi tanpa persetujuan dari isterinya yang di Planet Bulan.
Bersambung....
Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah percaya akan adanya kehidupan Alien di Bulan,hanya saja nama dan wajah Alien tersebut berbeda dengan wajah yang digambarkan dalam film-film dilayar kaca oleh para ilmuwan.
Hal ini dapat diketahui oleh masyarakat suku Dayak Ngaju dikarenakan adanya manusia dari suku Dayak Ngaju yang pernah sampai ke bulan dengan tanpa ia sadari sendiri.
Bagaimanakah ceritanya?
Berikut adalah cerita rakyat Kalimantan Tengah tentang bersatunya Sang Pria Bumi dan Gadis Bulan.
1. BERSATUNYA PRIA BUMI DAN GADIS DARI BULAN
Sejak ribuan tahun yang silam di pedalaman suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah terdapat sepasang suami isteri yang hidup bahagia dan saling menyangi,mereka hidup serba berkecukupan sehingga apapun yang menjadi keinginan mereka selalu dapat dicapai,hal ini di karenakan Sang Suami adalah seorang pemimpin yang memiliki Jipen (kariawan) yang selalu mencarikan kebutuhan mereka,jipen-jipen tersebut bekerja tidak memerlukan gajih yang besar melainkan hanya cukup untuk makan minum tanpa kekurangan untuk memenuhi nafkah kehidupan disetiap harinya.
Setelah sekian lamanya membina Rumah Tangga,pasangan suami isteri tersebut calon mendapatkan keturunan yang sudah didambakan beberapa tahun setelah menjalankannya pernikahan mereka.
Sang isteri kini hamil muda dan iya mulai merasakan adanya perubahan nafsu makannya yang semakin hari semakin berkurang sehingga menyebabkan ia menjadi kurus kering laksana kulit membungkus tulang.
Hal ini tentunya membuat sang suami yang sangat mencintai dan menyayanginya menjadi kuatir melihat keadaan calon ibu dari anaknya sehingga iya memerintahkan jipen-jipennya mencari berbagai macam jenis makanan baik buah-buahan maupun masak-masakan,namun tetap saja sang isteri tidak bernafsu memakannya. Hal ini menambah kekuatiran Sang suami,dimana Sang isteri sekarang sudah Hamil Tua dan diperkirakan satu bulan lagi akan melahirkan Sang buah hati. Sang suami hanya bisa bertanya apakah kiranya yang diidamkan oleh isterinya,namun sejak pertama kali Mengidam isterinya selalu menjawab bahwa idamannya tidak akan pernah suami dan jipen-jipennya dapatkan walaupun dicari keujung dunia,yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah menunggu maut menjemputnya jikalau tiba saatnya ia melahirkan anak pertamanya,karena sudah tentu wanita yang akan melahirkan anaknya harus memiliki darah dan gizi yang cukup sebelum melahirkan anaknya,jelas tidak mungkin dalam satu bulan mendatang kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.
Sang isteri berpesan kepada suaminya supaya menyelamatkan anak mereka dibandingkan menyelamatkan dirinya jikalau sudah tiba saatnya iya melahirkan dengan cara menetaskan perutnya dengan pisau untuk menyelamatkan anak mereka. Hal ini tentunya malah menambah kekuatiran suaminya bahkan menumbuhkan bibit kesedihan yang sangat mendalam,namun Sang suami memaksa untuk mengatakan apa yang menjadi idaman isterinya meskipun tidak mungkin iya dapatkan,ia berjanji akan menuruti keinginan terakhir isterinya jikalau sudah tiba saatnya isterinya melahirkan anak mereka asalkan isterinya mengatakan apa yang menjadi idamannya.
Sang isteri pun akhirnya mengatakan apa yang menjadi idamannya yakni hati makhluk yang tidak pernah didengarkan namanya oleh sang suami maupun jipen-jipennya,isterinya juga mengatakan kalau makhluk tersebut tidak terdapat di bumi ini,sebut saja makhluk tersebut dengan nama inisial "Bajang Puti".
Karena rasa sayang kepada isteri dan tidak mau kehilangan anak yang akan dilahirkan isterinya maka suaminya pun memutuskan untuk berburu sendiri mencari binatang tersebut,iya tidak memerintahkan jipen-jipennya karena namanya saja belum pernah didengar lebih-lebih untuk mendapatkannya,namun sebelum berangkat iya berpesan kepada isterinya bahwa iya tidak akan kembali tanpa membawa apa yang diidamkan isterinya,ia akan mendapatkannya berapapun harganya jikalau adan orang yang menjualnya atau apapun syaratnya. Janji sang suami yang setia adalah hutang yang wajib dibayar dikemudian hari saat iya mendapatkan idaman isterinya meskipun harus dengan jiwa dan raganya.
Hari itu juga Sang Pria berangkat berburu dengan membawakan sumpit dan tombak serta Mandau dan duhung,iya mulai memasuki hutan perawan,entah berapa banyak sungai dan bukit iya lalui,begitu juga dengan berbagai macam jenis binatang temui tanpa memburunya,yang iya cari hanyalah makhluk Bajang Puti yang tiada lain disebut "BAHUTAI /Sebut saja Bajang Puti karena pamali untuk menyebut nama Bahutai" yang tak kunjung iya jumpai,ia terus berjalan hingga berminggu-minggu lamanya,namun yang dicarinya benar-benar tidak iya jumpai meskipun makhluk yang mirip dengan ciri-ciri yang ia cari.
Di suatu senja Sang suami merasa letih karena terlalu lama berjalan tanpa henti,segala rasa sakit iya rasakan bercampur dengan rasa lapar yang tiada tertahan karena ia sudah kehabisan bahan bekal makanan,namun niat yang dibumbui dengan penuh cinta kasih kepada sang isteri membuat ia menjadi kuat dan tidak akan kembali dengan tangan hampa meskipun apa yang akan terjadi,iya berhenti sejenak untuk mencari napas sebelum melanjutkan perjalanan,namun rasa letih,lapar dan haus tetap setia menemaninya.
Iyapun kembali berjalan menyusuri hutan di senja yang mulai berganti dengan gelapnya malam.
Ditengah-tengah hutan perawan yang mulai diselimuti kegelapan malam iya melihat suatu tempat yang agak terang seolah-olah tempat itu masih belum diselimuti senja dan gelap,iya mempercepat langkahnya menuju tempat itu dan ternyata tempat itu adalah Padang pasir dan bebatuan yang sangat luas seakan-akan tiada bertepi,dan anehnya di Padang pasir dan bebatuan tersebut hanya di tumbuh satu jenis tumbuhan yang semuanya kerdil dan tumbuh berjauhan antara satu sama yang lainnya,tumbuhan tersebut iyapun menoleh kebelakang dan terlihat kalau di belakangnya masih tetap terang seperti saat i lain adalah tumbuhan Lunuk.
Iya terus memasuki luasnya Padang pasir dan bebatuan tersebut dengan maksud menyeberangi Padang pasir tersebut,namun ternyata di bagian depan sudah gelap-gelap gulita tanpa ada sedikitpun cahaya,Sang Pria pun menembus gelapnya malam yang pekat tanpa dapat melihat apapun,ia menoleh kebelakang untuk melihat tempat yang ia lalui tadi, ternyata dibekangnya masih tetap terang bercahaya terang,iapun merasakan adanya keganjilan atas tempat yang terang bercahaya di bagian belakangnya. Tanpa menoleh lagi Sang Pria berjalan menembus kegelapan dengan meraba-raba menggunakan tombak yang dipegangnya.
Ditengah gelapnya malam di Padang pasir dan bebatuan langkahnya terhenti karena didepannya terdapat sebatang Pohon Kayu yang sangat besar hingga iya tidak tahu harus kemana arah untuk memutari pohon kayu tersebut karena terlalu besar,berkali-kali iya mengelilingi pohon kayu menuju kedepa dengan maksud mengambil arah lurus dari arah kedatangannya menuju ke depan, namun ia tetap kembali ke tempat asalnya tiba ditempat itu,hingga akhirnya iya pun duduk bersandar ditempat itu untuk menunggu matahi terbit di esok hari,Sang Pria pun tertidur dibawah pohon kayu besar tersebut hingga matahari terbit di ufuk timur,iya terburu-buru bangkit dari sandarannya meskipun matanya masih belum terbuka dan berdiri sempoyongan ingin berjalan,namun ketika iya membuka matanya ternyata iya sekarang tidak lagi berada di bawah pohon kayu besar yang iya temui tadi malam,iya juga menoleh tempatnya bersandar ternyata hanyalah tangga dari sebuah Rumah besar dan tinggi.
Kemudian Sang Pria menoleh kearah pintu yang masih tertutup dan terdengar olehnya ada seseorang sedang membuka pintu dan sebentar lagi pasti akan terlihat olehnya.
Namun diwaktu yang sangat sempit itu tiba-tiba sang pra diserang oleh tujuh ekor anjing yang ukurannya melebihi besarnya kerbau dari segala penjuru secabersamaan,Sang pria menghindari terkaman 3 ekor anjing yang terlihat didepannya,namun salah satu anjing dari bagian belakangnya berhasil menyambut tubuhnya dan menggigitnya dengan begitu buas,Sang Pria tidak menyadari kalau anjing itu ternyata 7 ekor,karena yang iya lihat menyerang hanyalah 3 ekor.
Sebentar saja tubuh sang pria terkoyak luka yang sangat lebar dan dapat di pastikan ia akan mati oleh anjing-anjing tersebut, namun pada saat itu juga terdengar suara dari depan pintu menghardik anjing-anjing yang buas tersebut,dan anjing-anjing itu berhenti seketika seolah mengerti bahasa yang diucapkan oleh orang yang keluar dari pintu rumah tinggi itu,perlahan anjing-anjing itu melepaskan tubuh Sang Pria ditanah lalu meninggalkan tempat itu.
Orang yang bersuara itupun turun melewati tangga mendekati Sang Pria lalu,lalu ia pun mengolesi luka Sang Pria itu dengan sekuntum bunga berwarna putih,Sang Pria hanya bisa memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang itu yang ternyata adalah seorang gadis cantik jelita dan begitu muda,bahkan Sang Pria pun tidak dapat mengeluarkan suara dan menggerakkan tubuhnya karena iya sebenarnya sudah sekarat.
Setelah mengoleskan bunga di luka Sang Pria,Gadis cantik itu pun berkata,untung saja saya lekas keluar,jikalau tidak entah apa yang akan terjadi padamu,itulah katanya sambil kembali menggosokkan telapak tangannya di luka lebar pada tubuh Sang Pria.
Iya menggeser tangannya secara perlahan pada luka Sang Pria,keajaiban pun terjadi,setelah telapak tangan gadis cantik itu melewati luka Sang Pria ternyata luka itu lenyap tanpa bekas,mendadak saja sang pria tidak merasakan sakit bekas lukanya sedikitpun,iya benar-benar sembuh seolah tidak pernah terluka,iya juga bisa menggerakkan sekujur tubuhnya dan ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pertolongan gadis tersebut,namun niatnya berbicara terhenti karena sang gadis kembali berkata untuk mempersilahkan Sang Pria untuk masuk kerumahnya sebelum Sang Pria melanjutkan perjalanannya.
Hari itu juga Sang Pria berangkat berburu dengan membawakan sumpit dan tombak serta Mandau dan duhung,iya mulai memasuki hutan perawan,entah berapa banyak sungai dan bukit iya lalui,begitu juga dengan berbagai macam jenis binatang temui tanpa memburunya,yang iya cari hanyalah makhluk Bajang Puti yang tiada lain disebut "BAHUTAI /Sebut saja Bajang Puti karena pamali untuk menyebut nama Bahutai" yang tak kunjung iya jumpai,ia terus berjalan hingga berminggu-minggu lamanya,namun yang dicarinya benar-benar tidak iya jumpai meskipun makhluk yang mirip dengan ciri-ciri yang ia cari.
Di suatu senja Sang suami merasa letih karena terlalu lama berjalan tanpa henti,segala rasa sakit iya rasakan bercampur dengan rasa lapar yang tiada tertahan karena ia sudah kehabisan bahan bekal makanan,namun niat yang dibumbui dengan penuh cinta kasih kepada sang isteri membuat ia menjadi kuat dan tidak akan kembali dengan tangan hampa meskipun apa yang akan terjadi,iya berhenti sejenak untuk mencari napas sebelum melanjutkan perjalanan,namun rasa letih,lapar dan haus tetap setia menemaninya.
Iyapun kembali berjalan menyusuri hutan di senja yang mulai berganti dengan gelapnya malam.
Ditengah-tengah hutan perawan yang mulai diselimuti kegelapan malam iya melihat suatu tempat yang agak terang seolah-olah tempat itu masih belum diselimuti senja dan gelap,iya mempercepat langkahnya menuju tempat itu dan ternyata tempat itu adalah Padang pasir dan bebatuan yang sangat luas seakan-akan tiada bertepi,dan anehnya di Padang pasir dan bebatuan tersebut hanya di tumbuh satu jenis tumbuhan yang semuanya kerdil dan tumbuh berjauhan antara satu sama yang lainnya,tumbuhan tersebut iyapun menoleh kebelakang dan terlihat kalau di belakangnya masih tetap terang seperti saat i lain adalah tumbuhan Lunuk.
Iya terus memasuki luasnya Padang pasir dan bebatuan tersebut dengan maksud menyeberangi Padang pasir tersebut,namun ternyata di bagian depan sudah gelap-gelap gulita tanpa ada sedikitpun cahaya,Sang Pria pun menembus gelapnya malam yang pekat tanpa dapat melihat apapun,ia menoleh kebelakang untuk melihat tempat yang ia lalui tadi, ternyata dibekangnya masih tetap terang bercahaya terang,iapun merasakan adanya keganjilan atas tempat yang terang bercahaya di bagian belakangnya. Tanpa menoleh lagi Sang Pria berjalan menembus kegelapan dengan meraba-raba menggunakan tombak yang dipegangnya.
Ditengah gelapnya malam di Padang pasir dan bebatuan langkahnya terhenti karena didepannya terdapat sebatang Pohon Kayu yang sangat besar hingga iya tidak tahu harus kemana arah untuk memutari pohon kayu tersebut karena terlalu besar,berkali-kali iya mengelilingi pohon kayu menuju kedepa dengan maksud mengambil arah lurus dari arah kedatangannya menuju ke depan, namun ia tetap kembali ke tempat asalnya tiba ditempat itu,hingga akhirnya iya pun duduk bersandar ditempat itu untuk menunggu matahi terbit di esok hari,Sang Pria pun tertidur dibawah pohon kayu besar tersebut hingga matahari terbit di ufuk timur,iya terburu-buru bangkit dari sandarannya meskipun matanya masih belum terbuka dan berdiri sempoyongan ingin berjalan,namun ketika iya membuka matanya ternyata iya sekarang tidak lagi berada di bawah pohon kayu besar yang iya temui tadi malam,iya juga menoleh tempatnya bersandar ternyata hanyalah tangga dari sebuah Rumah besar dan tinggi.
Kemudian Sang Pria menoleh kearah pintu yang masih tertutup dan terdengar olehnya ada seseorang sedang membuka pintu dan sebentar lagi pasti akan terlihat olehnya.
Namun diwaktu yang sangat sempit itu tiba-tiba sang pra diserang oleh tujuh ekor anjing yang ukurannya melebihi besarnya kerbau dari segala penjuru secabersamaan,Sang pria menghindari terkaman 3 ekor anjing yang terlihat didepannya,namun salah satu anjing dari bagian belakangnya berhasil menyambut tubuhnya dan menggigitnya dengan begitu buas,Sang Pria tidak menyadari kalau anjing itu ternyata 7 ekor,karena yang iya lihat menyerang hanyalah 3 ekor.
Sebentar saja tubuh sang pria terkoyak luka yang sangat lebar dan dapat di pastikan ia akan mati oleh anjing-anjing tersebut, namun pada saat itu juga terdengar suara dari depan pintu menghardik anjing-anjing yang buas tersebut,dan anjing-anjing itu berhenti seketika seolah mengerti bahasa yang diucapkan oleh orang yang keluar dari pintu rumah tinggi itu,perlahan anjing-anjing itu melepaskan tubuh Sang Pria ditanah lalu meninggalkan tempat itu.
Orang yang bersuara itupun turun melewati tangga mendekati Sang Pria lalu,lalu ia pun mengolesi luka Sang Pria itu dengan sekuntum bunga berwarna putih,Sang Pria hanya bisa memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang itu yang ternyata adalah seorang gadis cantik jelita dan begitu muda,bahkan Sang Pria pun tidak dapat mengeluarkan suara dan menggerakkan tubuhnya karena iya sebenarnya sudah sekarat.
Setelah mengoleskan bunga di luka Sang Pria,Gadis cantik itu pun berkata,untung saja saya lekas keluar,jikalau tidak entah apa yang akan terjadi padamu,itulah katanya sambil kembali menggosokkan telapak tangannya di luka lebar pada tubuh Sang Pria.
Iya menggeser tangannya secara perlahan pada luka Sang Pria,keajaiban pun terjadi,setelah telapak tangan gadis cantik itu melewati luka Sang Pria ternyata luka itu lenyap tanpa bekas,mendadak saja sang pria tidak merasakan sakit bekas lukanya sedikitpun,iya benar-benar sembuh seolah tidak pernah terluka,iya juga bisa menggerakkan sekujur tubuhnya dan ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pertolongan gadis tersebut,namun niatnya berbicara terhenti karena sang gadis kembali berkata untuk mempersilahkan Sang Pria untuk masuk kerumahnya sebelum Sang Pria melanjutkan perjalanannya.
Setelah mengajak masuk kerumahnya gadis tersebut langsung memalingkan tubuhnya lalu naik ke tangga dan memasuki pintu rumahnya yang sudah terbuka lebar,sehingga Sang Pria lagi-lagi tidak sempat mengeluarkan sepatah kata pun,setelah beberapa saat lamanya berdiri tertegun ditempatnya,Sang Pria pun menaiki tangga dan memasuki rumah tinggi tersebut dan disambut oleh sang gadis cantik yang baru saja keluar dari dapur dengan membawakan makanan kesukaan sang pria,rupanya gadis itu tadi masuk kerumahnya langsung kedapur menyendok nasi dan lauk pauknya untuk Sang Pria.
Namun yang pria dengan basa-basinya menolak untuk makan dengan alasan kalau iya sudah makan.
Gadis itupun tersenyum dan berkata kalau iya sudah tahu sang pria sudah sejak kemaren belum makan apa-apa bahkan rasa lapar diperut Sang Pria sampai sekarang masih terasa. Sang Pria pun makan dengan malu-malu karena kebiasaan makan ditempat orang lain menurut suku Dayak Ngaju pada jaman dahulu adalah kebiasaan buruk,lebih-lebih ditempat orang yang tidak dikenal.
Sambil menikmati makanannya Sang Pria bertanya kepada sang gadis,kemanakah banyaknya penghuni Rumah ini? Hal itu iya tanyakan karena sejak tadi tidak terlihat siapapun yang menemani gadis cantik itu,sang gadis pun menjawab kalau dirumah itu hanya iya sendiri dan tiada orang lain disekitarnya,bahkan iya juga mengatakan kalau iya sudah lama menempati Rumah itu tanpa pernah bertemu dengan manusia seumur hidupnya.
Iya hidup hanya bersama 7 ekor anjingnya yang begitu patuh dan tunduk atas apa yang ia katakan atau perintahkan,bahkan makanan yang dimakan Sang Pria saat ini juga adalah makanan yang dicarikan oleh ke-7 anjingnya,di dalam hati sang Pria seakan tidak percaya kalau anjing-anjing itu bisa mencari beras dan makanan,namun pertanyaan itu iya simpan di dalam hatinya karena keburu Sang gadis memutuskan pembicaraan tentang hal itu,kini Sang gadis bertanya kemanakah arah dan tujuan Sang Pria yang sebenarnya hingga iya bisa sampai di tempat itu.
Setelah selesai makan maka Sang Pria menceritakan tujuan dan sebab sehingga iya sampai ditengah-tengah Padang pasir dan bebatuan lalu bertemu sebatang Pohon besar yang ternyata pada pagi harinya adalah Rumah dimana sekarang iya berada.
Lalu sang gadis bertanya dimanakah tempat yang iya tuju untuk mendapatkan "Atei Bajang Puti"tersebut?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak tahu dimana tempat tujuannya,yang iya tahu hanyalah mencari tempat yang tidak pasti itu.
Sang gadis bertanya lagi,bagamana seandainya Sang Pria tidak mendapatkan apa yang iya cari?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak akan kembali ke kampung halamannya sebelum membawakan apa yang menjadi idaman isterinya,dan untuk itulah iya harus secepat mungkin melanjutkan perjalanannya mencari Atei Bajang Puti kembali,di kesempatan itu juga Sang Pria juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada sang gadis yang sudah menolongnya.
Sang Pria pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya,iya buru-buru mengambil tombak dan sempitnya,namun Sang gadis mencegahnya berangkat karena apa yang iya cari sesungguhnya tidak ada di tempat lain selain ditempat dimana iya berada sekarang.
Sang Pria menjadi kaget karena ternyata gadis itu tahu dimana tempatnya ia harus menemukan makhluk yang iya cari itu,ia pun meminta sang gadis mengantarkannya ketempat itu,iya berani membayar berapapun yang gadis itu minta,namun Sang gadis mengatakan kalau iya tidak minta bayaran untuk menunjukan tempatnya,melainkan Sang gadis meminta syarat lain yakni: Sang Pria harus menikahi dirinya untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut.
Namun yang pria dengan basa-basinya menolak untuk makan dengan alasan kalau iya sudah makan.
Gadis itupun tersenyum dan berkata kalau iya sudah tahu sang pria sudah sejak kemaren belum makan apa-apa bahkan rasa lapar diperut Sang Pria sampai sekarang masih terasa. Sang Pria pun makan dengan malu-malu karena kebiasaan makan ditempat orang lain menurut suku Dayak Ngaju pada jaman dahulu adalah kebiasaan buruk,lebih-lebih ditempat orang yang tidak dikenal.
Sambil menikmati makanannya Sang Pria bertanya kepada sang gadis,kemanakah banyaknya penghuni Rumah ini? Hal itu iya tanyakan karena sejak tadi tidak terlihat siapapun yang menemani gadis cantik itu,sang gadis pun menjawab kalau dirumah itu hanya iya sendiri dan tiada orang lain disekitarnya,bahkan iya juga mengatakan kalau iya sudah lama menempati Rumah itu tanpa pernah bertemu dengan manusia seumur hidupnya.
Iya hidup hanya bersama 7 ekor anjingnya yang begitu patuh dan tunduk atas apa yang ia katakan atau perintahkan,bahkan makanan yang dimakan Sang Pria saat ini juga adalah makanan yang dicarikan oleh ke-7 anjingnya,di dalam hati sang Pria seakan tidak percaya kalau anjing-anjing itu bisa mencari beras dan makanan,namun pertanyaan itu iya simpan di dalam hatinya karena keburu Sang gadis memutuskan pembicaraan tentang hal itu,kini Sang gadis bertanya kemanakah arah dan tujuan Sang Pria yang sebenarnya hingga iya bisa sampai di tempat itu.
Setelah selesai makan maka Sang Pria menceritakan tujuan dan sebab sehingga iya sampai ditengah-tengah Padang pasir dan bebatuan lalu bertemu sebatang Pohon besar yang ternyata pada pagi harinya adalah Rumah dimana sekarang iya berada.
Lalu sang gadis bertanya dimanakah tempat yang iya tuju untuk mendapatkan "Atei Bajang Puti"tersebut?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak tahu dimana tempat tujuannya,yang iya tahu hanyalah mencari tempat yang tidak pasti itu.
Sang gadis bertanya lagi,bagamana seandainya Sang Pria tidak mendapatkan apa yang iya cari?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak akan kembali ke kampung halamannya sebelum membawakan apa yang menjadi idaman isterinya,dan untuk itulah iya harus secepat mungkin melanjutkan perjalanannya mencari Atei Bajang Puti kembali,di kesempatan itu juga Sang Pria juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada sang gadis yang sudah menolongnya.
Sang Pria pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya,iya buru-buru mengambil tombak dan sempitnya,namun Sang gadis mencegahnya berangkat karena apa yang iya cari sesungguhnya tidak ada di tempat lain selain ditempat dimana iya berada sekarang.
Sang Pria menjadi kaget karena ternyata gadis itu tahu dimana tempatnya ia harus menemukan makhluk yang iya cari itu,ia pun meminta sang gadis mengantarkannya ketempat itu,iya berani membayar berapapun yang gadis itu minta,namun Sang gadis mengatakan kalau iya tidak minta bayaran untuk menunjukan tempatnya,melainkan Sang gadis meminta syarat lain yakni: Sang Pria harus menikahi dirinya untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut.
Sang Pria terdiam untuk beberapa saat di tempatnya berdiri,lalu iya bertanya apakah sang gadis pasti akan dapatkan makhluk yang dicarinya?
Sang gadis pun menjawab dengan jujur kalau yang dimaksud dengan Bajang Puti itu adalah 7 ekor anjing yang iya pelihara itu,dan anjing tersebut hanya bisa ia berikan kepada suaminya dan bukan untuk orang lain.
Lalu sang pria meminta agar menempuh syarat yang lain untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut,hal ini dikarenakan ia masih ingin hidup bersama isteri dan anak yang akan dilahirkan oleh isterinya,namun ternyata sang gadis juga sudah mengetahui apa yang iya pikirkan,gadis itu kembali berkata kalau iya tidak akan mengulangi perkataannya kalau Atei Bajang Puti tersebut hanya bisa iya berikan kepada suaminya sendiri dan bukan kepada orang lain,jadi apabila sang pria ingin mendapatkan apa yang diidamkan isterinya maka iya harus menikahi sang gadis.
Sang Pria pun menyetujui syarat tersebut,namun sebelumnya ia harus memberikan Atei Bajang Puti tersebut kepada Isterinya di kampung halamannya,setelah itu baru iya akan kembali lagi untuk menjadi suami sang gadis tersebut,dan apabila ternyata isterinya sudah melahirkan pada saat sekarang dan tidak sempat memberikan Atei Bajang Puti tersebut maka iya akan membatalkan pernikahannya kepada sang gadis.
Namun sang gadis menjawab kalau isteri Sang Pria saat itu belum saatnya untuk melahirkan anaknya,bahkan Sang Gadis mengatakan kalau anaknya adalah laki-laki,iya juga meminta kalau perkataannya benar bahwa isterinya belum melahirkan maka diharapkan Sang Pria secepatnya kembali ke rumah Sang Gadis yakni di "Planet Bulan" tempat mereka berada sekarang selambat-lambatnya 3 hari 3 malam.
Permintaan itu bertujuan supaya Sang Pria tersebut resmi menjadi suaminya,karena apabila Sang Pria kembali lagi ketempat dimana iya berada sekarang,maka iya tidak bisa kembali lagi ke kampung halamannya di Bumi tanpa persetujuan dari isterinya yang di Planet Bulan.
Bersambung....
Minggu, 21 Mei 2017
ASAL USUL HANTUEN
Seri 5:
Asal Usul Malahoy
Di kesempatan yang sangat terbuka Sang Bungas Jagau menceritakan pengalaman hidupnya selama berbulan-bulan bersama isterinya Puteri bungsu Antang Taong sehingga isterinya sekarang mengandung anaknya,iya juga melihat kejadian misterius pada saat isterinya sedang mandi sehingg sekarang ini iya menjadi patah hati,iya juga meminta petunjuk kepada ayahnya Tumenggung Antang Taoi.
Tumenggung Antang Taoi menyarankan supaya Bungas Jagau sebaiknya segera meninggalkan Baras Samayang secepatnya sebelum Antang Taong dan isterinya Tapih menyusul ke Baras Samayang,namun sebelumnya alangkah baiknya jika mereka melakukan upacara ritual Manajah Antang untuk mengetahui kearah mana sebaiknya Bungas Jagau menghindari isterinya si Puteri bungsu Antang Taong yang ternyata adalah keturunan Hantuen.
Keesokan harinya,Upacara Ritual Manajah Antang segera dilakukan di Baras Samayang,Antang yang dipanggil adalah Antang Pasing Hulu Rungan,a pabila Antang tersebut hadir untuk pertama kalinya dari arah Pambelum Andau (Timur),maka Bungas Jagau akan pergi menuju arah timur,namun bila Antang tersebut datangnya dari arah Pambelep Andau (Barat),maka Bungas Jagau pun akan merantau kearah Pambelep Andau untuk menghindari kejaran isterinya Puteri Bungsu Antang Taong.
Dalam upacara Ritual Manajah Antang tersebut terjadi kelainan yang tidak diinginkan,karena yang terlebih dahulu hadir bukannya Antang Pasing,melainkan Antang simbolis musuh yang hadir dari arah timur,yang selanjutnya disambut oleh Antang Pasing Hulu Rungan,kedua Antang tersebut saling menyerang satu sama lain sehingga menyebabkan Antang yang datangnya dari timur tercabut beberapa bulunya hingga terbangnya menjadi oleng dan dapat dipastikan Antang tersebut jatuh ditempat yang jauh dari lokasi Upacara Ritual Manajah Antang di Baras Samayang.
Antang pintih pun menari-nari di angkasa semakin tinggi dan akhirnya pergi kearah langit bagian barat dan lepas dari pandangan mata mereka.
Keuangan Antang simbolis musuh yang lebih dahulu menandatakan kalau kemanapun perginya Bungas Jagau pasti akan akan dikejar oleh isterinya si Puteri Bungsu Antang Taong meskipun dengan cara dan resiko apapun.
Namun demikian dengan perginya Sang Bungas Jagau ke arah Pambelep Andau pasti ada jalan untuk selamat,hal ini dapat di ketahui dari kemenangan Antang Pasing Hulu Rungan yang berhasil menjatuhkan Antang simbolis musuh serta datangnya dari barat kembali ke barat,isyarat tersebut juga dapat diartikan keselamatan datang dan perginya Sang Bungas Jagau.
Itulah buktinya kalau orang Dayak di Kalimantan mampu menyatukan dirinya dengan alam lingkungan bahkan dengan alam semesta. Demikianlah cara Tumenggung Antang Taoi mencari petunjuk kemana puteranya Sang Bungas Jagau harus pergi untuk menghindari isterinya yang merupakan keturunan Hantuen,iya tidak menginginkan keturunannya tercemar oleh makhluk jadi-jadian (Hantuen) seperti keturunan Antang Taong dan Tapih.
Setelah memberikan bekal ilmu kesaktian kepada puteranya Sang Bungas Jagau Tumenggung Antang Taoi menginginkan kan puteranya untuk menambah kaji dinding diri di dalam perjalanannya supaya iya bisa melepaskan diri dari cengkraman Puteri Bungsu Antang Taong,sang Bungas Jagau pun mendengarkan nasihat ayahnya sebelum berangkat melakukan perjalananan.
Semuanya siap,sang Bungas Jagau pun beranjak pergi meninggalkan Baras Samayang diiringi do'a Restu dari kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya yang lain,iya mulai menembus hutan perawan tanpa ada jalan setapak pun,iya membawa sebuah kelapa sebagai tanda dimana nantinya iya berhenti melakukan perjalanan jikalau kelapa yang iya bawa sudah mengeluarkan kecambah dari tempurung nya,kelapa itu selalu disiram setiap hari agar cepat mengeluarkan kecambah nya.
Hutan dan sungai serta pedukuhan iya lalui dengan sabar,namun kecambah Buah kelapa belum juga ada tanda-tanda muncul,entah berapa Minggu perjalanan Bungas Jagau,hingga akhirnya iyapun sampai di suatu tempat yang terdapat sebuah pedukuhan yang dikepalai oleh kepala dukuh,iya berniat singgah sebentar untuk numpang nginap dan mencari makanan,namun sebelumnya iya turun ke sungai untuk menyirami buah kelapa yang iya bawa,dan anehnya setelah iya siram dengan air sungai itu tiba-tiba kecambah Buah kelapa keluar dengan warna putih kemerahan,dan itu menandakan kalau perjalanannya sudah mencapai tujuan.
Setelah itu iyapun mempersiapkan dirinya untuk melaporkan diri kepada kepala dukuh tersebut untuk diizinkan menjadi warga dukuh tersebut selama iya masih diterima.
Kedatangan Bungas Jagau disambut baik oleh kepala dukuh,bahkan setelah beberapa bulan tinggal di dukuh tersebut sang Bungas Jagau diangkat sebagai anak oleh kepala dukuh itu karena mengingat jasa Sang Bungas Jagau yang banyak sekali membantunya memutuskan perkara selama iya berada di pedukuhan tersebut,Sang Bungas Jagau juga dianggap mampu mengantikan posisinya sebagai kepala dukuh jikalau kepala dukuh sedang berhalangan.
Di kesempatan itu juga Sang Bungas Jagau menimba ilmu kaji dinding diri untuk melindungi dirinya dari kejaran isterinya yang sudah iya ketahui adalah keturunan Hantuen atau makhluk jadi-jadian,ayah angkatnya kepala dukuh itu adalah orang yang dikenal mampu mengobati berbagai penyakit aneh dan mampu melindungi segenap anggota pedukuhan dari berbagai jenis teluh maupun santet,karena iya sudah mengetahui kisah Sang Bungas Jagau dan isterinya Puteri Bungsu Antang Taong dari Bungas Jagau sendiri,maka iyapun menurunkan segenap ilmu kesaktiannya kepada anak angkatnya Sang Bungas Jagau.
Sal waktu berbulan-bulan saja pedukuhan itu menjadi makmur dan sejahtera berkat bantuan Sang Bungas Jagau,itulah jasa Sang Bungas Jagau selama di pedukuhan yang terdapat di tepian Sungai Malahoy yakni di bagian Pambelep Andau (Barat).
Sementara itu di tempat lain yakni Baras Samayang di kediaman Tumenggung Antang Taoi,tiba-tiba para Jipen rakyat Antang Taoi menjadi gaduh karena kedatangan Antang Taong dan isterinya Tapih yang diikuti oleh seorang wanita cantik jelita yang sedang hamil dan disertai oleh beberapa orang Jipen-jipennya,kegaduhan itu dikarenakan kedatangan mereka yang tidak diundang dan dianggap telah melanggar perjanjian dalam perdamaian puluhan tahun yang lalu.
Meskipun demikian,sebagai seorang Tumenggung,Antang Taoi segera menghentikan kegaduhan itu karena sudah menjadi kewajiban seorang Tumenggung untuk mengetahui tujuan kedatangan tamu tak diundang itu.
Tumenggung Antang Taoi mempersilahkan rombongan Antang Taong untuk masuk ke Betangnya dan menanyakan maksud dan tujuan kedatangan mantan anak angkatnya.
Antang Taong menceritakan kejadian awal terjadinya pertemuan Puteri Bungsunya dengan Sang Bungas Jagau hingga akhirnya Puteri Bungsunya hamil seperti yang terlihat sekarang ini.
Karena Puteri Bungsunya sudah Syah sebagai isteri dari putera Tumenggung Antang Taoi yakni Sang Bungas Jagau,maka dengan demikian keduanya sudah menghapuskan perjanjian dalam perdamaian puluhan tahun silam,Antang Taong bermaksud meminta pertanggung jawaban dari Sang Bungas Jagau untuk menerima Puteri Bungsunya apa adanya sebagaimana layaknya seorang isteri yang Syah,karena merekalah yang akan menyatukan kembali Persatuan yang telah porak poranda puluhan tahun lalu.
Tumenggung Antang Taoi tidak dapat menolak dan menerima keinginan Antang Taong ,hal ini disebabkan karena yang layak memilih isterinya adalah Bungas Jagau sendiri,iya tidak bisa memaksa kehendak puteranya karena takut kehendak puteranya berbeda dengan kehendak mereka semua. Mengenai terjalinnya kembali Persatuan yang dimaksud Antang Taong hanyalatergantung kepada setuju tidaknya Sang Bungas Jagau.
Karena Sang Bungas Jagau melarikan dirinya untuk menghindar,maka itu berarti Persatuan antara keturunan mereka juga belum pasti dan sebaiknya untuk penyelesaian perkara ini hanyalah menunggu kedatangan yang bersangkutan.
Karena jawaban Tumenggung Antang Taoi yang demikian,Antang Taong dan rombongannya pun kembali ke hulu sungai Rasen dengan berbagai perasaan kecewa atas tindakan Sang Bungas Jagau.
Satu-satunya jalan untuk kembali ke Baras Samayang hanyalah hadirnya Sang Bungas Jagau dan bertanggung jawab atas kehamilan puterinya,namun entah kapan kembalinya Sang Bungas Jagau dari perantauannya.
Karena merasa berharap yang tidak pasti,maka Antang Taong menyarankan kepada putrinya untuk menyusul kepergian sang suami yang tidak diketahui rimbanya,dan jalan pintas nya adalah menggunakan kebudayaan Hantuennya untuk terbang mengelilingi alam semesta,dengan demikian maka Sang Bungas Jagau akan segera ditemukan keberadaanya.
Tepatnya pada malam bulan purnama Antang Taong dan isterinya Tapih membantu puterinya menggunakan kebudayaan Hantuen untuk terbang mencari suaminya,yakni Bungas Jagau.
Malam itu juga puterinya melepaskan kepalanya dari tubuhnya dan terlihat kilatan darah yang keluar laksana kilaitan bola api yang siap membakar apapun yang terkena potongan kepala puterinya itu,kepala puterinya pun langsung terbang keluar dari kamarnya menuju kearah langit dan menghilang karena lepas dari pandangan mata,iya mulai mengelilingi dunia mencari suaminya yang telah pergi meninggalkannya dan lupa untuk pulang kembali.
Antang Taong dan isterinya Tapih memantau keadaan puterinya dari kejauhan dengan kebudayaan Hantuen yang mereka miliki,serta tugas mereka adalah menunggu tubuh Puteri mereka yang terbaring tanpa gerak bagaikan mati karena bagian perut serta hati dan jantungnya ikut terbawa terbang bersama kepalanya yang telah lepas landas untuk berhari-hari lamanya tidak akan kembali,bahkan iya tak akan kembali Tampa Sang Bungas Jagau suaminya.
Sementara itu di aliran sungai malahoi disebuah pedukuhan Sang kepala dukuh melibat kan anak angkatnya Sang Bungas Jagau untuk ikut serta mengatur dan memimpin jalanya upacara Ritual kematian tingkat terakhir yang dihadiri oleh pengunjung dari berbagai daerah di bagian Pambelep Andau.
Ditengah keramaian orang-orang yang hiruk pikuk tiba-tiba kejadian aneh menggemparkan keramaian tersebut,dimana Sang Bungas Jagau melompat ke sana kemari sambil meminta tolong kepada ayah angkatnya,iya seperti menghindari sesuatu yang tidak terlihat oleh orang lain,melihat kejadian aneh itu,sang kepala dukuh mencabut mandaunya dan menebas ke sekeliling Sang Bungas Jagau meskipun iya tidak melihat apapun.
Karena kecapean Sang Bungas Jagau akhirnya tersungkur di tanah,dan pada saat itu juga tiba-tiba ada kepala manusia menempel di leher sang Bungas Jagau dengan wajah yang sama dan suara yang sama sehingga Sang Bungas Jagau seolah-olah mempunyai dua kepala yang berlawanan perkataan dan kehendak.
Hal ini dikarenakan perut,jantung hati dan sebagainya serta kepala isterinya Puteri Bungsu Antang Taong telah menyatu pada tubuhnya disaat kepalanya berubah menjadi dua.
Ayah angkatnya Sang kepala dukuh tidak tahu harus berbuat apa selain memotong salah satu kepala yang Sang Bungas Jagau,namun hal itu juga tidak bisa iya lakukan karena iya tidak tahu yang mana kepala asli Sang Bungas Jagau dan yang mana yang palsu.
Yang sebelah kanan menginginkan kepala dukuh menebas kepala kiri,namun kepala kiri juga berkata supaya kepala yang di bagian kanan yang harus ditebas,begitu seterunya sehingga akhirnya kepala dukuh tersebut menyarangkan kembali mandaunya karena iya takut salah Tebas sehingga harus terbebas kepala Bungas Jagau yang asli,yang iya bisa lakukan hanyalah merestui Bungas Jagau kembali pulang bersama isterinya,hal ini dilakukan karena iya tahu diantara salah satu kepala sang Bungas Jagau adalah kepala sang isterinya Puteri Bungsu Antang Taong.
Hari itu juga Sang Bungas Jagau meninggalkan pedukuhan Malahoy untuk kembali ke Baras Samayang dengan berkepala dua yang paras wajahnya sama bagaikan pinang dibelah dua alias kembar.
Ditengah perjalanan pulang Sang Bungas Jagau terus membujuk Isterinya supaya melepaskan kepalanya dari lehernya,namun usahanya tetap sia-sia,sang isteri yang kepalanya sudah menyatu tidak mau terlepas lagi,hingga akhirnya mereka tiba disebuah sungai yang tidak jauh lagi dari Baras samayang dan di sana terdapat sebuah KALEKA (Bekas pedukuhan yang sudah ditinggalkan dan di tumbuh berbagai macam pohon buah-buahan).
Buah-buahan di KALEKA tersebut rata-rata sudah matang,Sang Bungas Jagau bertanya pada isterinya buah apakah kiranya yang iya inginkan sebagai KIDAM bagi anak yang dikandungnya,jikalau ada buah yang diinginkannya maka Sang Bungas Jagau akan memanjat buah untuk isterinya yang sedang hamil,namun semua buah yang sudah matang tidak disukai isterinya,hingga akhirnya Sang Bungas Jagau dengan kepala dua nya sudah mencapai ujung dari KALEKA tersebut,dimana suatu terdapat sepotong Tunggul kayu yang tidak bisa disebutkan namanya (sangkalemu Hantuen),dan tidak jauh dari Tunggul tersebut terlihat sebatang pohon KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG yang sedan berbuah sangat lebat dan kelihatan sudah matang,namun sebenarnya buah tersebut belum merata matang karena buah tersebut tidak pernah matang bersamaan dengan buah sejenisnya,iya selalu tertinggal musimnya.
Ketika mata isterinya melihat buah kayu tersebut tiba-tiba air liurnya menetes dan iya berkata kepada suaminya untuk mengambil buah tersebut,namun Bungas Jagau menolak permintaan isterinya karena tidak mungkin iya memanjat buah denga berkepala dua,sementara salah satu kepalanya tidak dapat iye kendalikan seperti kepalanya sendiri,Sang Bungas Jagau malah mempercepat langkahnya sehingga mendekati Tunggul sangkalemu Hantuen tersebut,tepat di dekat Tunggul tersebut langkahnya terhenti karena isterinya berkata ingin melepaskan diri dari leher Sang Bungas Jagau asalkan Sang Bungas Jagau mau memanjat buah SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG tersebut.
Sang Bungas Jagau Jagau perlahan-lahan memegang salah satu kepala yang melekat di lehernya lalu mencopotnya hingga terlepas dan iya letakan secara perlahan di atas Tunggul sangkalemu Hantuen yang berada dipinggiran jalan KALEKA tersebut.
Baik Bungas Jagau maupun isterinya Puteri Bungsu Antang Taong,kalau Tunggul tersebut adalah Tunggul sangkalemu Hantuen,kejadian itu murni tidak disengaja,namun kejadian tersebut disengaja oleh kekuasaan Tuhan yang tiada batasnya.
Setelah melepaskan kepala isterinya,Sang Bungas Jagau bergegas mendekati Pohon KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG tersebut lalu memanjatnya Hinga sampai pada dahan pertama,iya perlahan mencabut mandaunya dan memotong dahan pertama,namun iya memotong dengan tidak menjatuhkan dahan dan buah tersebut,iya malah menarik dahan tersebut lalu melemparkannya kearah kepala isterinya yang berada di atas Tunggul dengan niat agar dahan tersebut bisa meremukan kepala yang di atas Tunggul tersebut,namun isterinya berkata "SALA BIDIK" sehingga dahan tersebut seolah-olah melayang kearah lain dan meleset,sejak itu sang isteri sudah mengetahui niat Bungas Jagau ingin membunuhnya,namun iya tidak bisa bergerak sedikitpun dari atas Tunggul tersebut lebih-lebih untuk terbang seperti semula,Sang Bungas Jagau masih belum menyadari kalau Tunggul kayu tersebut adalah Tunggul Sangkalemu Hantuen sehingga iya kembali memotong dahan kedua dan melemparnya kearah kepala di atas Tunggul tersebut,lagi lagi kepala isterinya berkata: "SALA BIDIK",sehingga dahan yang tepat jatuh menimpanya kembali melayang kearah lain,begitu seterusnya hingga dahan yang tersisa hanyalah Satu dahan yakni dahan bagian ujung pohon buah tersebut,sebelum memotong dahan,Sang Bungas Jagau teringat pesan ayah angkatnya di pedukuhan Malahoy kalau yang kena bisa meleset hanya sasaran memiliki ilmu Kata Salah,dan cara membuatnya mengenai sasaran adalah dengan ilmu kesaktian mengenai yang tidak bisa salah dari bagian Panca Indera,setelah itu sang Bungas Jagau memotong dahan untuk yang terakhir kalinya bersamaan dengan gelak tawa dari atas Tunggul yang mengejeknya,Sang Bungas Jagau memotong ujung dan pangkalnya,setelah itu iya membaca mantera menyebutkan salah satu indera yang tidak pernah salah meskipun ditempat yang jauh,lalu iya dengan cepat melempar dahan tersebut ke arah kepala diatas tunggul,lagi-lagi kepala diatas Tunggul tersebut berkata "SALA" dan ketika itu juga Sang Bungas Jagau menarik kembali dahan yang di pegangnya,dan ketika kepala dia atas Tunggul menyebutkan kalimat kedua yakni "BIDIK" Sang Bungas Jagau melemparkan ulang dahan yang ditariknya.
Dahan KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG meluncur dengan cepat kearah kepala diatas Tunggul dan ternyata tidak lagi melayang kearah lain,namun tepat pada sasaran sehingga meremukan kepala Isterinya yang merupakan makhluk jadi-jadian alias HANTUEN hingga tewas ditempat itu.
Sang Bungas Jagau perlahan-lahan turun dari pohon buah yang ia pnjat,sesampai ditanah ia segera bergegas menuju Tunggul tempat ia letakan kepala isterinya,namun aneh nya setelah kepala isterinya menghembus napas terakhir,tiba-tiba kepala itu lenyap tanpa bekas,ia sendiri tidak tahu kemana hilangnya.
Sang Bungas Jagau termenung sesaat memikirkan mengapa kepala isterinya tidak terbang untuk menghindari lemparan dahan semenjak awal iya mulai melemparkannya,kalau tidak ada masalah tentunya sudah sejak tadi iya terbang menyerang Bungas Jagau semenjak ia mengetahui niat Sang Bungas Jagau membunuhnya.
Bungas Jagau kini menyadari kalau Tunggul tempatnya meletakan kepala isterinya adalah Tunggul kayu Sangkalemu Hantuen,meskipun itu hanyalah fiktif iya tetap meyakini kekuatan alam yang terkandung dalam Tunggul tersebut.
Apakah nama pohon kayu yang sudah menjadi Tunggul itu?
Yang tahu jawabannya hanyalah Sang Bungas Jagau sendiri karena dari dekat permukaan tanah terlihat olehnya cabang yang tumbuh dan berdaun,dari situlah Sang Bungas Jagau mengetahui Kayu untuk Sangkalemu Hantuen.
Sang Bungas Jagau juga merasa sangat bersyukur atas ilmu kesaktian yang ia dapatkan dari ayah angkatnya kepala pedukuhan Malahoy,untuk itu iya merayakan kemenangannya atas keberhasilannya melepaskan diri dari isterinya yang merupakan mahkluk jadi-jadian Hantuen yang akan mencemari keturunan Tumenggung Antang Taoi dan umat manusia lainya,dan ini semua adalah berkat bimbingan ayah angkatnya kepala dukuh Malahoy.
Untuk merayakan kemenangannya maka iya pun turun ke sungai di KALEKA tersebut untuk mandi dan sekaligus memberikan nama sungai tersebut Sungai Malahoy,hal ini bertujuan untuk mengenang jasa ayah angkatnya yang telah mengajarinya berbagai ilmu kesaktian.
Dari kejadian dia atas jelaslah sudah kalau suku Dayak adalah suku yang lengkap dengan berbagai macam ilmu kesaktian,baik dari orang-orang Dayak sendiri maupun dari bantuan kekuatan alam semesta seperti tumbuh-tumbuhan dan makhluk gaib lainya seperti penghuni alam lingkungan,salah satu contohnya adalah Antang (burung elang),yang turut membantu melindungi Sang Bungas Jagau dari alam gaib tanpa disadari oleh Bungas Jagau sendiri.
Sementara itu di hulu Rasen,tepatnya di kediaman Antang Taong diselimuti oleh duka atas meninggalnya Puteri Bungsunya yang sedang mengandung anak dari Sang Bungas Jagau,suasana duka itu menimbulkan dendam yang tiada batasnya,sehingga tersusun rencana Antang Taong menyerang Baras Semayang untuk menghancurkan barasa Semayang. Begitu selesai penguburan puterinya Antang Taong dan isterinya Tapih beserta jipen-jipen yang sudah menjadi menantu mereka menyerang Baras Semayang hingga menimbulkan korban yang begitu banyak namun akhirnya mereka pun terpukul mundur dan kembali ke hulu Rasen.
Begitu juga dengan Tumenggung Antang Taoi dibaras Samayang,mereka pun memutuskan Untung berpindah ke kampung halaman asalnya yakni Desa Sepang Simin,iya mengalah untuk menang tanpa mengorbankan Jipen rakyatnya untuk yang kesekian kalinya dalam menghadapi Antang Taong dan Tapih.
Namun kabar itu sampai ditelinga Sang Bungas Jagau sehingga menuntun kakinya untuk menyerang ke hulu Rasen sendirian.
Sesampainya di Hulu Rasen Sang Bungas Jagau menemukan puing-puing keruntuhan kediaman Antang Taong dan isterinya Tapih,tempat itu bagaikan baru saja terjadi badai prahara dan tidak ada seorang pun iya temukan disana,mayat-mayat bergelimpangan,namun anehnya mayat Antang Taong,Tapih dan anak menantunya yang lain tidak ditemukan,dan Bungas Jagau memutuskan untuk mencari mereka sampai ketemu,semua sungai ia jelajahi sehingga tidak ada tempat yang tertinggal disepanjang sungai Rungan dan sungai-sungai lain Simpang dari sungai Rungan,namun orang-orang yang dicarinya tidak ditemukan juga,seolah-olah Antang Taong dan keluarganya lenyap ditelan bumi,dan hingga di jaman sekarang tidak diketahui jelas keberadaan keturunan Antang Taong dan Tapih atau keturunan Angkes dan Tahuman,namun anehnya sampai sekarang masih saja ada isu-isu adanya Hantuen disekitar kehidupan kita.
Nah pemirsa demikianlah sebagian kecil dari cerita Rakyat ASAL USUL HANTUEN di Batang Danum Sempeng Jarenang (Sungai Rungan).
Dan tentunya kita tahu ada beberapa kejadian Hantuen lainya di daerah lain seperti Lauk En,Hambaul dan lain sebagainya di sekitar Kita dari Sabang sampai Merauke,namun bahasanya saja yang berbeda.
Sebenarnya Hantuen adalah jelmaan setan yang merasuki manusia sebagai tindak lanjut setan menggoda Adam dan Hawa,setan menggoda Raja Bunu dan Hampatung Tanteluh Petak.
Setan merupakan seorang malaikat penggoda manusia untuk melawan kehendak Tuhan.
Didalam ajaran Agama Hindu Kaharingan Awal setan terjadi dari bayangan Manyamei Malinggar Langit dan isterinya Kameluh Bajarumat Hintan sebagai manusia ciptaan Ranying Hatala yang gagal menjadi manusia karena mereka jatuh kedalam dosa yakni "Bersekutu dengan Setan untuk menciptakan langit,Bumi,Bulan,Bintang dan matahari" sehingga yang setan yang merupakan Bayangan Manyamei Malinggar Langit dan isterinya Kameluh Bajarumat Hintan menempati alamnya sendiri yakni Alam yang mereka ciptakan bersama,Setan itu di menamakan dirinya Manyamei Tempun Telun TINGANG dan Kameluh Tempun Tiyawun Tingang,mereka berdua lah yang berketurunan Angui Mamalingai Bungai sebagai setan yang berkuasa di langit,sedangkan setan yang menurunkan bibitnya menggoda manusia di bumi bernama Garahasi.
Air liur Garahasi lah yang menjadi Lauk En dan merupakan kejadian Pertama Hantuen sebelum Angkes dan Tahuman.
Selanjutnya setan menggoda manusia kembali dengan Hambaul (cacing besar) yang juga adalah Asal Usul Hantuen yang terakhir kalinya kita ketahui yakni di jaman Tumenggung Malwahening (Tumenggung Hening) dari desa Luwuk Tukau di Batang Danum Pahampan Barun.
Sekian dulu cerita rakyat Kalimantan tengah,sampai berjumpa kembali dilain cerita dari admin yang lain.
TAMAT
Langganan:
Postingan (Atom)