Jumat, 21 Juli 2017

EMPAT UNSUR PENYEBAB ADANYA KEHIDUPAN MANUSIA

FILOSOFIS KEMATIAN MENURUT AGAMA HINDU KAHARINGAN (AGAM HELU)

   4 unsur di dalam diri manusia adalah:
Zat bapak,zat ibu,haring Kaharingan dan panyalumpuk/hambaruan.
Panyalumpuk/hambaruan adalah roh kekuasaan Tuhan yang masuk melalui ubun-ubun saat bayi keluar dari rahim ibu sehingga bayi yang dilahirkan menjadi bernapas dan bersuara,suara itu menyerukan aku ada bersama dirimu dengan segala kuasaku.
Demikian pula saat kembali nya manusia maka panyalumpuk/hambaruan akan kembali keasalnya yakni Ranying Hatala tanpa melalui upacara ritual, hal ini dikarenakan Panyalumpuk/hmbaruan merupakan roh yang dimasukan oleh Ranying Hatala Melalui kekuasaannya,itulah sebabnya datang dan perginya panyalumpuk/hambaruan tidak diritualkan. hal ini berarti pekerjaan Ranying Hatala tidak boleh ditangani oleh manusia.

Jadi yang diritualkan menurut agama Hindu Kaharingan adalah kejadian zat bapak (liau balawang panjang) zat ibu (liau karaharang tulang) dan liau Haring Kaharingan (kekuasaan yang masuk ke dalam bentuk penyatuan Zat Bapak dan zat ibu sehingga di dalam kandungan sang bayi sudah memiliki detak jantung/sahengkuk) dalam arti sudah hidup karena jantung berdetak darah berputar (TIK)

3 unsur inilah yang harus diritualkan?

Sebabnya adalah karena 3 unsur ini datang (ada) merupakan perbuatan manusia maka tugas manusia lah yang mengurusnya kembali atau dengan kata lain bukan tugas Ranying Hatala karena manusia tidak berhak melimpahkan atau membebankan perbuatannya kepada Ranying Hatala.

Siapa yang minum racun maka ia lah yang akan mabuk,dan siapa yang memulai maka ia lah yang harus mengakhiri.
Manusia yang mengadakan maka manusia jugalan yang akan menghabiskan atau mengakhirinya.

Apakah jadinya apabila ke-3 unsur ini tidak diritualkan?

  Didalam kitab suci PANATURAN Ranying Hatala Langit bersabda:
Bitim Raja Bunu akan impamuhun Mijen pantai danum kalunen,basa bitim dapit jeha buli haluli aku mahalau bagin matei,ela bitim ngumpang ngabehu Huang dengan tambun paharim Sintung due je dia bagin matei,basa ungkup hamputan paharim Sintung due te dapit jeha je tantai Masi mawat ungkup hamputan ayum buli haluli manalih aku.
Artinya meskipun keturunan Raja bunu kembali kepadanya melalui kematian,namun raja bunu tidak perlu merasa cemburu kepada kedua saudaranya yang hidup abadi dan tidak bisa mati,karena apabila saatnya nanti keturunan raja bunu kembali kepada Ranying Hatala maka keturunan Raja Sngen dan Raja Sangiang lah yang akan mengantarkan kembali keturunan raja bunu kepada Ranying Hatala.

Perlu diketahui keturunan yang dimaksudkan adalah unsur zat bapak,unsur zat ibu dan unsur liau Haring Kaharingan untuk disatukan dengan panyalumpuk/hambaruan yang telah kembali kepangkuan Ranying Hatala tanpa melalui upacara ritual,apabila tanpa adanya ketiga unsur tersebut maka mustahil manusia bisa hidup kembali dialam Ranying Hatala (lewu tatau dia rumpang tulang,rundung raja isen kamalesu uhat,lewu je habaras bulau habusung hintan,hakarangan Bawak lamiang,hampah rapiah nyonyah/Sorgaloka).

Kerena menurut ajaran agama Hindu Kaharingan manusia dapat hidup di muka bumi ini dikarenakan adanya penyatuan 4 unsur yaitu unsur zat bapak,unsur zat ibu,unsur Haring Kaharingan dan unsur Panyalumpuk/hambaruan (Roh),maka begitu pula lah yang terjadi di lewu tatau atau surgaloka,dengan bersatunya kembali ke-4 unsur tersebut maka terjadilah kehidupan manusia dia alam Ranying Hatala (sorga).

Kapankah terjadi perpisahan diantara 4 unsur tersebut?

° Saat seseorang meninggal dunia Panyalumpuk/hambaruan sudah pergi meninggalkan jasad dan kembali kepada Ranying Hatala.

° Saat Balian tantulak Liau Haring Kaharingan diantar ke lewu bukit nalian lanting (simbolis kandungan ibu),sementara itu liau Karahang Tulang (unsur Manik ibu) tetap berada di kuburan dan liau Balawang Panjang (unsur Manik Bapak) diantar kan kepada Tinggi Tingang Mama Hanyi bungai,sawang Bengkui Pengganti balu,pamangku anak tiri Saratus Jahawen Puluh di batang danum Rutas Matei,setelah itu Tinggi Tingang Mama Hanyi Bungai menempatkan liau Balawang Panjang tersebut disebut tempat yang disebut  Balau Bulau Karung Kajang,Sali Rabia Bilit Bila (simbolis rahim bapak)sebagai tempat sementara untuk menunggu proses penyatuan ke-4 unsur tersebut melalui upacara Ritual ke Agamaan Tiwah

  Berbahagialah orang-orang yang beragama Hindu Kaharingan karena konsep-konsep dan pilosofis-pilosofis agama Hindu Kaharingan sudah sangat sesuai dengan kelahiran manusia ke alam manusia dan kealam Ranying Hatala (sorga),itulah sebabnya proses kematian umat beragama Hindu Kaharingan merupakan proses kelahiran kembali ke alam Ranying Hatala.

Tabe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar