Minggu, 21 Mei 2017
ASAL USUL HANTUEN
Seri 5:
Asal Usul Malahoy
Di kesempatan yang sangat terbuka Sang Bungas Jagau menceritakan pengalaman hidupnya selama berbulan-bulan bersama isterinya Puteri bungsu Antang Taong sehingga isterinya sekarang mengandung anaknya,iya juga melihat kejadian misterius pada saat isterinya sedang mandi sehingg sekarang ini iya menjadi patah hati,iya juga meminta petunjuk kepada ayahnya Tumenggung Antang Taoi.
Tumenggung Antang Taoi menyarankan supaya Bungas Jagau sebaiknya segera meninggalkan Baras Samayang secepatnya sebelum Antang Taong dan isterinya Tapih menyusul ke Baras Samayang,namun sebelumnya alangkah baiknya jika mereka melakukan upacara ritual Manajah Antang untuk mengetahui kearah mana sebaiknya Bungas Jagau menghindari isterinya si Puteri bungsu Antang Taong yang ternyata adalah keturunan Hantuen.
Keesokan harinya,Upacara Ritual Manajah Antang segera dilakukan di Baras Samayang,Antang yang dipanggil adalah Antang Pasing Hulu Rungan,a pabila Antang tersebut hadir untuk pertama kalinya dari arah Pambelum Andau (Timur),maka Bungas Jagau akan pergi menuju arah timur,namun bila Antang tersebut datangnya dari arah Pambelep Andau (Barat),maka Bungas Jagau pun akan merantau kearah Pambelep Andau untuk menghindari kejaran isterinya Puteri Bungsu Antang Taong.
Dalam upacara Ritual Manajah Antang tersebut terjadi kelainan yang tidak diinginkan,karena yang terlebih dahulu hadir bukannya Antang Pasing,melainkan Antang simbolis musuh yang hadir dari arah timur,yang selanjutnya disambut oleh Antang Pasing Hulu Rungan,kedua Antang tersebut saling menyerang satu sama lain sehingga menyebabkan Antang yang datangnya dari timur tercabut beberapa bulunya hingga terbangnya menjadi oleng dan dapat dipastikan Antang tersebut jatuh ditempat yang jauh dari lokasi Upacara Ritual Manajah Antang di Baras Samayang.
Antang pintih pun menari-nari di angkasa semakin tinggi dan akhirnya pergi kearah langit bagian barat dan lepas dari pandangan mata mereka.
Keuangan Antang simbolis musuh yang lebih dahulu menandatakan kalau kemanapun perginya Bungas Jagau pasti akan akan dikejar oleh isterinya si Puteri Bungsu Antang Taong meskipun dengan cara dan resiko apapun.
Namun demikian dengan perginya Sang Bungas Jagau ke arah Pambelep Andau pasti ada jalan untuk selamat,hal ini dapat di ketahui dari kemenangan Antang Pasing Hulu Rungan yang berhasil menjatuhkan Antang simbolis musuh serta datangnya dari barat kembali ke barat,isyarat tersebut juga dapat diartikan keselamatan datang dan perginya Sang Bungas Jagau.
Itulah buktinya kalau orang Dayak di Kalimantan mampu menyatukan dirinya dengan alam lingkungan bahkan dengan alam semesta. Demikianlah cara Tumenggung Antang Taoi mencari petunjuk kemana puteranya Sang Bungas Jagau harus pergi untuk menghindari isterinya yang merupakan keturunan Hantuen,iya tidak menginginkan keturunannya tercemar oleh makhluk jadi-jadian (Hantuen) seperti keturunan Antang Taong dan Tapih.
Setelah memberikan bekal ilmu kesaktian kepada puteranya Sang Bungas Jagau Tumenggung Antang Taoi menginginkan kan puteranya untuk menambah kaji dinding diri di dalam perjalanannya supaya iya bisa melepaskan diri dari cengkraman Puteri Bungsu Antang Taong,sang Bungas Jagau pun mendengarkan nasihat ayahnya sebelum berangkat melakukan perjalananan.
Semuanya siap,sang Bungas Jagau pun beranjak pergi meninggalkan Baras Samayang diiringi do'a Restu dari kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya yang lain,iya mulai menembus hutan perawan tanpa ada jalan setapak pun,iya membawa sebuah kelapa sebagai tanda dimana nantinya iya berhenti melakukan perjalanan jikalau kelapa yang iya bawa sudah mengeluarkan kecambah dari tempurung nya,kelapa itu selalu disiram setiap hari agar cepat mengeluarkan kecambah nya.
Hutan dan sungai serta pedukuhan iya lalui dengan sabar,namun kecambah Buah kelapa belum juga ada tanda-tanda muncul,entah berapa Minggu perjalanan Bungas Jagau,hingga akhirnya iyapun sampai di suatu tempat yang terdapat sebuah pedukuhan yang dikepalai oleh kepala dukuh,iya berniat singgah sebentar untuk numpang nginap dan mencari makanan,namun sebelumnya iya turun ke sungai untuk menyirami buah kelapa yang iya bawa,dan anehnya setelah iya siram dengan air sungai itu tiba-tiba kecambah Buah kelapa keluar dengan warna putih kemerahan,dan itu menandakan kalau perjalanannya sudah mencapai tujuan.
Setelah itu iyapun mempersiapkan dirinya untuk melaporkan diri kepada kepala dukuh tersebut untuk diizinkan menjadi warga dukuh tersebut selama iya masih diterima.
Kedatangan Bungas Jagau disambut baik oleh kepala dukuh,bahkan setelah beberapa bulan tinggal di dukuh tersebut sang Bungas Jagau diangkat sebagai anak oleh kepala dukuh itu karena mengingat jasa Sang Bungas Jagau yang banyak sekali membantunya memutuskan perkara selama iya berada di pedukuhan tersebut,Sang Bungas Jagau juga dianggap mampu mengantikan posisinya sebagai kepala dukuh jikalau kepala dukuh sedang berhalangan.
Di kesempatan itu juga Sang Bungas Jagau menimba ilmu kaji dinding diri untuk melindungi dirinya dari kejaran isterinya yang sudah iya ketahui adalah keturunan Hantuen atau makhluk jadi-jadian,ayah angkatnya kepala dukuh itu adalah orang yang dikenal mampu mengobati berbagai penyakit aneh dan mampu melindungi segenap anggota pedukuhan dari berbagai jenis teluh maupun santet,karena iya sudah mengetahui kisah Sang Bungas Jagau dan isterinya Puteri Bungsu Antang Taong dari Bungas Jagau sendiri,maka iyapun menurunkan segenap ilmu kesaktiannya kepada anak angkatnya Sang Bungas Jagau.
Sal waktu berbulan-bulan saja pedukuhan itu menjadi makmur dan sejahtera berkat bantuan Sang Bungas Jagau,itulah jasa Sang Bungas Jagau selama di pedukuhan yang terdapat di tepian Sungai Malahoy yakni di bagian Pambelep Andau (Barat).
Sementara itu di tempat lain yakni Baras Samayang di kediaman Tumenggung Antang Taoi,tiba-tiba para Jipen rakyat Antang Taoi menjadi gaduh karena kedatangan Antang Taong dan isterinya Tapih yang diikuti oleh seorang wanita cantik jelita yang sedang hamil dan disertai oleh beberapa orang Jipen-jipennya,kegaduhan itu dikarenakan kedatangan mereka yang tidak diundang dan dianggap telah melanggar perjanjian dalam perdamaian puluhan tahun yang lalu.
Meskipun demikian,sebagai seorang Tumenggung,Antang Taoi segera menghentikan kegaduhan itu karena sudah menjadi kewajiban seorang Tumenggung untuk mengetahui tujuan kedatangan tamu tak diundang itu.
Tumenggung Antang Taoi mempersilahkan rombongan Antang Taong untuk masuk ke Betangnya dan menanyakan maksud dan tujuan kedatangan mantan anak angkatnya.
Antang Taong menceritakan kejadian awal terjadinya pertemuan Puteri Bungsunya dengan Sang Bungas Jagau hingga akhirnya Puteri Bungsunya hamil seperti yang terlihat sekarang ini.
Karena Puteri Bungsunya sudah Syah sebagai isteri dari putera Tumenggung Antang Taoi yakni Sang Bungas Jagau,maka dengan demikian keduanya sudah menghapuskan perjanjian dalam perdamaian puluhan tahun silam,Antang Taong bermaksud meminta pertanggung jawaban dari Sang Bungas Jagau untuk menerima Puteri Bungsunya apa adanya sebagaimana layaknya seorang isteri yang Syah,karena merekalah yang akan menyatukan kembali Persatuan yang telah porak poranda puluhan tahun lalu.
Tumenggung Antang Taoi tidak dapat menolak dan menerima keinginan Antang Taong ,hal ini disebabkan karena yang layak memilih isterinya adalah Bungas Jagau sendiri,iya tidak bisa memaksa kehendak puteranya karena takut kehendak puteranya berbeda dengan kehendak mereka semua. Mengenai terjalinnya kembali Persatuan yang dimaksud Antang Taong hanyalatergantung kepada setuju tidaknya Sang Bungas Jagau.
Karena Sang Bungas Jagau melarikan dirinya untuk menghindar,maka itu berarti Persatuan antara keturunan mereka juga belum pasti dan sebaiknya untuk penyelesaian perkara ini hanyalah menunggu kedatangan yang bersangkutan.
Karena jawaban Tumenggung Antang Taoi yang demikian,Antang Taong dan rombongannya pun kembali ke hulu sungai Rasen dengan berbagai perasaan kecewa atas tindakan Sang Bungas Jagau.
Satu-satunya jalan untuk kembali ke Baras Samayang hanyalah hadirnya Sang Bungas Jagau dan bertanggung jawab atas kehamilan puterinya,namun entah kapan kembalinya Sang Bungas Jagau dari perantauannya.
Karena merasa berharap yang tidak pasti,maka Antang Taong menyarankan kepada putrinya untuk menyusul kepergian sang suami yang tidak diketahui rimbanya,dan jalan pintas nya adalah menggunakan kebudayaan Hantuennya untuk terbang mengelilingi alam semesta,dengan demikian maka Sang Bungas Jagau akan segera ditemukan keberadaanya.
Tepatnya pada malam bulan purnama Antang Taong dan isterinya Tapih membantu puterinya menggunakan kebudayaan Hantuen untuk terbang mencari suaminya,yakni Bungas Jagau.
Malam itu juga puterinya melepaskan kepalanya dari tubuhnya dan terlihat kilatan darah yang keluar laksana kilaitan bola api yang siap membakar apapun yang terkena potongan kepala puterinya itu,kepala puterinya pun langsung terbang keluar dari kamarnya menuju kearah langit dan menghilang karena lepas dari pandangan mata,iya mulai mengelilingi dunia mencari suaminya yang telah pergi meninggalkannya dan lupa untuk pulang kembali.
Antang Taong dan isterinya Tapih memantau keadaan puterinya dari kejauhan dengan kebudayaan Hantuen yang mereka miliki,serta tugas mereka adalah menunggu tubuh Puteri mereka yang terbaring tanpa gerak bagaikan mati karena bagian perut serta hati dan jantungnya ikut terbawa terbang bersama kepalanya yang telah lepas landas untuk berhari-hari lamanya tidak akan kembali,bahkan iya tak akan kembali Tampa Sang Bungas Jagau suaminya.
Sementara itu di aliran sungai malahoi disebuah pedukuhan Sang kepala dukuh melibat kan anak angkatnya Sang Bungas Jagau untuk ikut serta mengatur dan memimpin jalanya upacara Ritual kematian tingkat terakhir yang dihadiri oleh pengunjung dari berbagai daerah di bagian Pambelep Andau.
Ditengah keramaian orang-orang yang hiruk pikuk tiba-tiba kejadian aneh menggemparkan keramaian tersebut,dimana Sang Bungas Jagau melompat ke sana kemari sambil meminta tolong kepada ayah angkatnya,iya seperti menghindari sesuatu yang tidak terlihat oleh orang lain,melihat kejadian aneh itu,sang kepala dukuh mencabut mandaunya dan menebas ke sekeliling Sang Bungas Jagau meskipun iya tidak melihat apapun.
Karena kecapean Sang Bungas Jagau akhirnya tersungkur di tanah,dan pada saat itu juga tiba-tiba ada kepala manusia menempel di leher sang Bungas Jagau dengan wajah yang sama dan suara yang sama sehingga Sang Bungas Jagau seolah-olah mempunyai dua kepala yang berlawanan perkataan dan kehendak.
Hal ini dikarenakan perut,jantung hati dan sebagainya serta kepala isterinya Puteri Bungsu Antang Taong telah menyatu pada tubuhnya disaat kepalanya berubah menjadi dua.
Ayah angkatnya Sang kepala dukuh tidak tahu harus berbuat apa selain memotong salah satu kepala yang Sang Bungas Jagau,namun hal itu juga tidak bisa iya lakukan karena iya tidak tahu yang mana kepala asli Sang Bungas Jagau dan yang mana yang palsu.
Yang sebelah kanan menginginkan kepala dukuh menebas kepala kiri,namun kepala kiri juga berkata supaya kepala yang di bagian kanan yang harus ditebas,begitu seterunya sehingga akhirnya kepala dukuh tersebut menyarangkan kembali mandaunya karena iya takut salah Tebas sehingga harus terbebas kepala Bungas Jagau yang asli,yang iya bisa lakukan hanyalah merestui Bungas Jagau kembali pulang bersama isterinya,hal ini dilakukan karena iya tahu diantara salah satu kepala sang Bungas Jagau adalah kepala sang isterinya Puteri Bungsu Antang Taong.
Hari itu juga Sang Bungas Jagau meninggalkan pedukuhan Malahoy untuk kembali ke Baras Samayang dengan berkepala dua yang paras wajahnya sama bagaikan pinang dibelah dua alias kembar.
Ditengah perjalanan pulang Sang Bungas Jagau terus membujuk Isterinya supaya melepaskan kepalanya dari lehernya,namun usahanya tetap sia-sia,sang isteri yang kepalanya sudah menyatu tidak mau terlepas lagi,hingga akhirnya mereka tiba disebuah sungai yang tidak jauh lagi dari Baras samayang dan di sana terdapat sebuah KALEKA (Bekas pedukuhan yang sudah ditinggalkan dan di tumbuh berbagai macam pohon buah-buahan).
Buah-buahan di KALEKA tersebut rata-rata sudah matang,Sang Bungas Jagau bertanya pada isterinya buah apakah kiranya yang iya inginkan sebagai KIDAM bagi anak yang dikandungnya,jikalau ada buah yang diinginkannya maka Sang Bungas Jagau akan memanjat buah untuk isterinya yang sedang hamil,namun semua buah yang sudah matang tidak disukai isterinya,hingga akhirnya Sang Bungas Jagau dengan kepala dua nya sudah mencapai ujung dari KALEKA tersebut,dimana suatu terdapat sepotong Tunggul kayu yang tidak bisa disebutkan namanya (sangkalemu Hantuen),dan tidak jauh dari Tunggul tersebut terlihat sebatang pohon KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG yang sedan berbuah sangat lebat dan kelihatan sudah matang,namun sebenarnya buah tersebut belum merata matang karena buah tersebut tidak pernah matang bersamaan dengan buah sejenisnya,iya selalu tertinggal musimnya.
Ketika mata isterinya melihat buah kayu tersebut tiba-tiba air liurnya menetes dan iya berkata kepada suaminya untuk mengambil buah tersebut,namun Bungas Jagau menolak permintaan isterinya karena tidak mungkin iya memanjat buah denga berkepala dua,sementara salah satu kepalanya tidak dapat iye kendalikan seperti kepalanya sendiri,Sang Bungas Jagau malah mempercepat langkahnya sehingga mendekati Tunggul sangkalemu Hantuen tersebut,tepat di dekat Tunggul tersebut langkahnya terhenti karena isterinya berkata ingin melepaskan diri dari leher Sang Bungas Jagau asalkan Sang Bungas Jagau mau memanjat buah SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG tersebut.
Sang Bungas Jagau Jagau perlahan-lahan memegang salah satu kepala yang melekat di lehernya lalu mencopotnya hingga terlepas dan iya letakan secara perlahan di atas Tunggul sangkalemu Hantuen yang berada dipinggiran jalan KALEKA tersebut.
Baik Bungas Jagau maupun isterinya Puteri Bungsu Antang Taong,kalau Tunggul tersebut adalah Tunggul sangkalemu Hantuen,kejadian itu murni tidak disengaja,namun kejadian tersebut disengaja oleh kekuasaan Tuhan yang tiada batasnya.
Setelah melepaskan kepala isterinya,Sang Bungas Jagau bergegas mendekati Pohon KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG tersebut lalu memanjatnya Hinga sampai pada dahan pertama,iya perlahan mencabut mandaunya dan memotong dahan pertama,namun iya memotong dengan tidak menjatuhkan dahan dan buah tersebut,iya malah menarik dahan tersebut lalu melemparkannya kearah kepala isterinya yang berada di atas Tunggul dengan niat agar dahan tersebut bisa meremukan kepala yang di atas Tunggul tersebut,namun isterinya berkata "SALA BIDIK" sehingga dahan tersebut seolah-olah melayang kearah lain dan meleset,sejak itu sang isteri sudah mengetahui niat Bungas Jagau ingin membunuhnya,namun iya tidak bisa bergerak sedikitpun dari atas Tunggul tersebut lebih-lebih untuk terbang seperti semula,Sang Bungas Jagau masih belum menyadari kalau Tunggul kayu tersebut adalah Tunggul Sangkalemu Hantuen sehingga iya kembali memotong dahan kedua dan melemparnya kearah kepala di atas Tunggul tersebut,lagi lagi kepala isterinya berkata: "SALA BIDIK",sehingga dahan yang tepat jatuh menimpanya kembali melayang kearah lain,begitu seterusnya hingga dahan yang tersisa hanyalah Satu dahan yakni dahan bagian ujung pohon buah tersebut,sebelum memotong dahan,Sang Bungas Jagau teringat pesan ayah angkatnya di pedukuhan Malahoy kalau yang kena bisa meleset hanya sasaran memiliki ilmu Kata Salah,dan cara membuatnya mengenai sasaran adalah dengan ilmu kesaktian mengenai yang tidak bisa salah dari bagian Panca Indera,setelah itu sang Bungas Jagau memotong dahan untuk yang terakhir kalinya bersamaan dengan gelak tawa dari atas Tunggul yang mengejeknya,Sang Bungas Jagau memotong ujung dan pangkalnya,setelah itu iya membaca mantera menyebutkan salah satu indera yang tidak pernah salah meskipun ditempat yang jauh,lalu iya dengan cepat melempar dahan tersebut ke arah kepala diatas tunggul,lagi-lagi kepala diatas Tunggul tersebut berkata "SALA" dan ketika itu juga Sang Bungas Jagau menarik kembali dahan yang di pegangnya,dan ketika kepala dia atas Tunggul menyebutkan kalimat kedua yakni "BIDIK" Sang Bungas Jagau melemparkan ulang dahan yang ditariknya.
Dahan KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG meluncur dengan cepat kearah kepala diatas Tunggul dan ternyata tidak lagi melayang kearah lain,namun tepat pada sasaran sehingga meremukan kepala Isterinya yang merupakan makhluk jadi-jadian alias HANTUEN hingga tewas ditempat itu.
Sang Bungas Jagau perlahan-lahan turun dari pohon buah yang ia pnjat,sesampai ditanah ia segera bergegas menuju Tunggul tempat ia letakan kepala isterinya,namun aneh nya setelah kepala isterinya menghembus napas terakhir,tiba-tiba kepala itu lenyap tanpa bekas,ia sendiri tidak tahu kemana hilangnya.
Sang Bungas Jagau termenung sesaat memikirkan mengapa kepala isterinya tidak terbang untuk menghindari lemparan dahan semenjak awal iya mulai melemparkannya,kalau tidak ada masalah tentunya sudah sejak tadi iya terbang menyerang Bungas Jagau semenjak ia mengetahui niat Sang Bungas Jagau membunuhnya.
Bungas Jagau kini menyadari kalau Tunggul tempatnya meletakan kepala isterinya adalah Tunggul kayu Sangkalemu Hantuen,meskipun itu hanyalah fiktif iya tetap meyakini kekuatan alam yang terkandung dalam Tunggul tersebut.
Apakah nama pohon kayu yang sudah menjadi Tunggul itu?
Yang tahu jawabannya hanyalah Sang Bungas Jagau sendiri karena dari dekat permukaan tanah terlihat olehnya cabang yang tumbuh dan berdaun,dari situlah Sang Bungas Jagau mengetahui Kayu untuk Sangkalemu Hantuen.
Sang Bungas Jagau juga merasa sangat bersyukur atas ilmu kesaktian yang ia dapatkan dari ayah angkatnya kepala pedukuhan Malahoy,untuk itu iya merayakan kemenangannya atas keberhasilannya melepaskan diri dari isterinya yang merupakan mahkluk jadi-jadian Hantuen yang akan mencemari keturunan Tumenggung Antang Taoi dan umat manusia lainya,dan ini semua adalah berkat bimbingan ayah angkatnya kepala dukuh Malahoy.
Untuk merayakan kemenangannya maka iya pun turun ke sungai di KALEKA tersebut untuk mandi dan sekaligus memberikan nama sungai tersebut Sungai Malahoy,hal ini bertujuan untuk mengenang jasa ayah angkatnya yang telah mengajarinya berbagai ilmu kesaktian.
Dari kejadian dia atas jelaslah sudah kalau suku Dayak adalah suku yang lengkap dengan berbagai macam ilmu kesaktian,baik dari orang-orang Dayak sendiri maupun dari bantuan kekuatan alam semesta seperti tumbuh-tumbuhan dan makhluk gaib lainya seperti penghuni alam lingkungan,salah satu contohnya adalah Antang (burung elang),yang turut membantu melindungi Sang Bungas Jagau dari alam gaib tanpa disadari oleh Bungas Jagau sendiri.
Sementara itu di hulu Rasen,tepatnya di kediaman Antang Taong diselimuti oleh duka atas meninggalnya Puteri Bungsunya yang sedang mengandung anak dari Sang Bungas Jagau,suasana duka itu menimbulkan dendam yang tiada batasnya,sehingga tersusun rencana Antang Taong menyerang Baras Semayang untuk menghancurkan barasa Semayang. Begitu selesai penguburan puterinya Antang Taong dan isterinya Tapih beserta jipen-jipen yang sudah menjadi menantu mereka menyerang Baras Semayang hingga menimbulkan korban yang begitu banyak namun akhirnya mereka pun terpukul mundur dan kembali ke hulu Rasen.
Begitu juga dengan Tumenggung Antang Taoi dibaras Samayang,mereka pun memutuskan Untung berpindah ke kampung halaman asalnya yakni Desa Sepang Simin,iya mengalah untuk menang tanpa mengorbankan Jipen rakyatnya untuk yang kesekian kalinya dalam menghadapi Antang Taong dan Tapih.
Namun kabar itu sampai ditelinga Sang Bungas Jagau sehingga menuntun kakinya untuk menyerang ke hulu Rasen sendirian.
Sesampainya di Hulu Rasen Sang Bungas Jagau menemukan puing-puing keruntuhan kediaman Antang Taong dan isterinya Tapih,tempat itu bagaikan baru saja terjadi badai prahara dan tidak ada seorang pun iya temukan disana,mayat-mayat bergelimpangan,namun anehnya mayat Antang Taong,Tapih dan anak menantunya yang lain tidak ditemukan,dan Bungas Jagau memutuskan untuk mencari mereka sampai ketemu,semua sungai ia jelajahi sehingga tidak ada tempat yang tertinggal disepanjang sungai Rungan dan sungai-sungai lain Simpang dari sungai Rungan,namun orang-orang yang dicarinya tidak ditemukan juga,seolah-olah Antang Taong dan keluarganya lenyap ditelan bumi,dan hingga di jaman sekarang tidak diketahui jelas keberadaan keturunan Antang Taong dan Tapih atau keturunan Angkes dan Tahuman,namun anehnya sampai sekarang masih saja ada isu-isu adanya Hantuen disekitar kehidupan kita.
Nah pemirsa demikianlah sebagian kecil dari cerita Rakyat ASAL USUL HANTUEN di Batang Danum Sempeng Jarenang (Sungai Rungan).
Dan tentunya kita tahu ada beberapa kejadian Hantuen lainya di daerah lain seperti Lauk En,Hambaul dan lain sebagainya di sekitar Kita dari Sabang sampai Merauke,namun bahasanya saja yang berbeda.
Sebenarnya Hantuen adalah jelmaan setan yang merasuki manusia sebagai tindak lanjut setan menggoda Adam dan Hawa,setan menggoda Raja Bunu dan Hampatung Tanteluh Petak.
Setan merupakan seorang malaikat penggoda manusia untuk melawan kehendak Tuhan.
Didalam ajaran Agama Hindu Kaharingan Awal setan terjadi dari bayangan Manyamei Malinggar Langit dan isterinya Kameluh Bajarumat Hintan sebagai manusia ciptaan Ranying Hatala yang gagal menjadi manusia karena mereka jatuh kedalam dosa yakni "Bersekutu dengan Setan untuk menciptakan langit,Bumi,Bulan,Bintang dan matahari" sehingga yang setan yang merupakan Bayangan Manyamei Malinggar Langit dan isterinya Kameluh Bajarumat Hintan menempati alamnya sendiri yakni Alam yang mereka ciptakan bersama,Setan itu di menamakan dirinya Manyamei Tempun Telun TINGANG dan Kameluh Tempun Tiyawun Tingang,mereka berdua lah yang berketurunan Angui Mamalingai Bungai sebagai setan yang berkuasa di langit,sedangkan setan yang menurunkan bibitnya menggoda manusia di bumi bernama Garahasi.
Air liur Garahasi lah yang menjadi Lauk En dan merupakan kejadian Pertama Hantuen sebelum Angkes dan Tahuman.
Selanjutnya setan menggoda manusia kembali dengan Hambaul (cacing besar) yang juga adalah Asal Usul Hantuen yang terakhir kalinya kita ketahui yakni di jaman Tumenggung Malwahening (Tumenggung Hening) dari desa Luwuk Tukau di Batang Danum Pahampan Barun.
Sekian dulu cerita rakyat Kalimantan tengah,sampai berjumpa kembali dilain cerita dari admin yang lain.
TAMAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar