TATA CARA MENCEGAH TERJADINYA GEMPA BUMI
Naga Hai Galang Petak
Menurut ajaran nenek moyang suku dayak secara turun temurun,di dalam perut bumi terdapat seekor Naga sebagai alas atau landasan kekuatan Bumi,hal ini disebutkan dalam Kitab Suci Panaturan yaitu pada hari pertama hatala mengambil Sarumpah Bulau (sepatu) dan meletakan di tengah-tengah kekosongan angkasa,diiringi kekuasaaanya yang maha besar maka Sarumpah Bulau tersebut berubah menjadi seekor Naga Hai Akan Galang Petak (Seekor Naga Sebagai Pondasi Bumi).
pada hari ke-2 hatala melpaskan Lawung Bulau Singkap Antang (penutup kepala) di punggung Naga tersebut dan diiringi kekuasaannya yang maha besar sehingga terjadilah bumi yang menyelimuti naga tersebut,jadi Naga Hai Galang Petak adalah Dasar/Pondasi yang merupakan kekuatan Bumi,di berbagai bagian tempat dimana manusia tidak mengetahui adanya Naga Hai Galang Petak maka ditempat tersebut manusia tidak dapat berkomunikasi dengan Alam dalam Bumi dan di situlah bumi tidak kuat sehingga bumi bisa runtuh dan disebut gempa bumi.
tapi menurut manusia jaman sekarang hal demikian adalah mitos,namun menurut ajaran nenek moyang suku dayak kalimantan ini adalah kenyataan bahkan sampai sekarang suku dayak yang menyakini ajaran nenek moyangnya dapat berkomunikasi dengan Naga Hai Galang Petak melalui Upacara Balian Manyanggar (memberi tata batas alam nyata dgn alam gaib supaya tidak campur aduk dan saling terganggu).
di dalam Balian Manyanggar Naga Hai Galang Petak Wajib di berikan Sesajen supaya memperkuat tanah bumi daerah tersebut dan Naga tersebut jangan menggerakan tubuhnya agar tanah tidak runtuh,apabila Naga Hai Galang Petak merasa lapar dan merasa tidak diketahui keberadaan nya oleh manusia setempat maka iya bisa bergerak ke sana kemari di dalam Bumi,hal itu dapat menyebabkan kekosongan di perut bumi,selanjutnya disebut pergeseran perut bumi dan dapat mengakibatkan gempa bumi.
Tata cara pemberian sesajen ini dilakukan oleh Basir dengan melakukan perintah kepada malaikat/Sangiang yang bertugas melalui lunas Mariaran Lasang Pisih yang disebut Maliambung Takuluk Metu.
Itulah sebabnya Bumi kalimantan tidak pernah terjadi gempa,kalau ada yang bilang ada gempa di kalimantan maka saya akan bertanya berapa orang dayak kalimantan meninggal akibat korban gempa di pulau Kalimantan?
inilah bukti kekuasaan Tuhan/Ranying Hatala Langit,berbahagialah orang-orang suku dayak kalimantan karena ajaran nenek moyang mereka memiliki ajaran yang nyata dan terbukti sampai saat ini dari sejak seumuram bumi.
Menurut ajaran nenek moyang suku Dayak (Agama Helu),malaikat Ranying Hatala yang pertama disebut Raja Uju Haknduang Kanaruhan Hanya Baskati dan semua orang Dayak pada jaman dahulu mengetahui akan hal itu,nama mereka adalah:
~ Janjalung Tatu Riwut
~ Gambala Rajan Tanggara
~ Raja Tuntung Tahaseng
~ Sangkaria Nyaru Menteng
~ Tamanang Tarai Bulan
~ Raja Pamise Andau
~ Raja Sapanipas
Nama-nama ini ditulis di dalam kitab Suci PANATURAN oleh para rohaniawan Hindu Kaharingan agar diketahui adanya malaikat yang mengatur alam semesta beserta isinya,dan malaikat tersebut adalah malaikat yang berada di langit atau dengan kata lain berada disisi Tuhan.
Namun didalam kitab suci PANATURAN tidak disebutkan adanya malaikat yang berada di dalam perut bumi yang juga merupakan 7 (Tujuh) malaikat pengatur Bumi,siapakah nama-nama mereka?
Nama-nama itu tidak boleh disebutkan didalam kitab suci PANATURAN karena nama itu bersifat sangat rahasia,katakan saja nama mereka adalah Nabin Petak yang didalam bahasa Sangiang disebutkan nama Nabin Petak Tertua dan terdalam adalah Naga Hai Galang Petak,namun nama asli yang bukan bahasa Sangiang tetap disebut kan pada saat Mariaran Lasang Talawang Pisih pada saat Upacara Balian Manyanggar atau Balian lain yang mengantarkan sesajen kepada Naga Hai Galang Petak.
Demikianlah Tatacara mencegah Gempa Bumi Menurut Suku Dayak Ngaju.
Narasumber:
Lunas Balian Mariaran Lasang Talawang Pisih.
Mengenai Saya
Basir Akon G Suman
Lihat profil lengkap ku di:
www.basirbalian.blogspot.com
Selasa, 04 Juli 2017
TATA CARA MENCEGAH TERJADINYA GEMPA BUMI Naga Hai Galang Petak Menurut ajaran nenek moyang suku dayak secara turun temurun,di dalam perut bumi terdapat seekor Naga sebagai alas atau landasan kekuatan Bumi,hal ini disebutkan dalam Kitab Suci Panaturan yaitu pada hari pertama hatala mengambil Sarumpah Bulau (sepatu) dan meletakan di tengah-tengah kekosongan angkasa,diiringi kekuasaaanya yang maha besar maka Sarumpah Bulau tersebut berubah menjadi seekor Naga Hai Akan Galang Petak (Seekor Naga Sebagai Pondasi Bumi). pada hari ke-2 hatala melpaskan Lawung Bulau Singkap Antang (penutup kepala) di punggung Naga tersebut dan diiringi kekuasaannya yang maha besar sehingga terjadilah bumi yang menyelimuti naga tersebut,jadi Naga Hai Galang Petak adalah Dasar/Pondasi yang merupakan kekuatan Bumi,di berbagai bagian tempat dimana manusia tidak mengetahui adanya Naga Hai Galang Petak maka ditempat tersebut manusia tidak dapat berkomunikasi dengan Alam dalam Bumi dan di situlah bumi tidak kuat sehingga bumi bisa runtuh dan disebut gempa bumi. tapi menurut manusia jaman sekarang hal demikian adalah mitos,namun menurut ajaran nenek moyang suku dayak kalimantan ini adalah kenyataan bahkan sampai sekarang suku dayak yang menyakini ajaran nenek moyangnya dapat berkomunikasi dengan Naga Hai Galang Petak melalui Upacara Balian Manyanggar (memberi tata batas alam nyata dgn alam gaib supaya tidak campur aduk dan saling terganggu). di dalam Balian Manyanggar Naga Hai Galang Petak Wajib di berikan Sesajen supaya memperkuat tanah bumi daerah tersebut dan Naga tersebut jangan menggerakan tubuhnya agar tanah tidak runtuh,apabila Naga Hai Galang Petak merasa lapar dan merasa tidak diketahui keberadaan nya oleh manusia setempat maka iya bisa bergerak ke sana kemari di dalam Bumi,hal itu dapat menyebabkan kekosongan di perut bumi,selanjutnya disebut pergeseran perut bumi dan dapat mengakibatkan gempa bumi. Tata cara pemberian sesajen ini dilakukan oleh Basir dengan melakukan perintah kepada malaikat/Sangiang yang bertugas melalui lunas Mariaran Lasang Pisih yang disebut Maliambung Takuluk Metu. Itulah sebabnya Bumi kalimantan tidak pernah terjadi gempa,kalau ada yang bilang ada gempa di kalimantan maka saya akan bertanya berapa orang dayak kalimantan meninggal akibat korban gempa di pulau Kalimantan? inilah bukti kekuasaan Tuhan/Ranying Hatala Langit,berbahagialah orang-orang suku dayak kalimantan karena ajaran nenek moyang mereka memiliki ajaran yang nyata dan terbukti sampai saat ini dari sejak seumuram bumi. Menurut ajaran nenek moyang suku Dayak (Agama Helu),malaikat Ranying Hatala yang pertama disebut Raja Uju Haknduang Kanaruhan Hanya Baskati dan semua orang Dayak pada jaman dahulu mengetahui akan hal itu,nama mereka adalah: ~ Janjalung Tatu Riwut ~ Gambala Rajan Tanggara ~ Raja Tuntung Tahaseng ~ Sangkaria Nyaru Menteng ~ Tamanang Tarai Bulan ~ Raja Pamise Andau ~ Raja Sapanipas Nama-nama ini ditulis di dalam kitab Suci PANATURAN oleh para rohaniawan Hindu Kaharingan agar diketahui adanya malaikat yang mengatur alam semesta beserta isinya,dan malaikat tersebut adalah malaikat yang berada di langit atau dengan kata lain berada disisi Tuhan. Namun didalam kitab suci PANATURAN tidak disebutkan adanya malaikat yang berada di dalam perut bumi yang juga merupakan 7 (Tujuh) malaikat pengatur Bumi,siapakah nama-nama mereka? Nama-nama itu tidak boleh disebutkan didalam kitab suci PANATURAN karena nama itu bersifat sangat rahasia,katakan saja nama mereka adalah Nabin Petak yang didalam bahasa Sangiang disebutkan nama Nabin Petak Tertua dan terdalam adalah Naga Hai Galang Petak,namun nama asli yang bukan bahasa Sangiang tetap disebut kan pada saat Mariaran Lasang Talawang Pisih pada saat Upacara Balian Manyanggar atau Balian lain yang mengantarkan sesajen kepada Naga Hai Galang Petak. Demikianlah Tatacara mencegah Gempa Bumi Menurut Suku Dayak Ngaju. Narasumber: Lunas Balian Mariaran Lasang Talawang Pisih. Mengenai Saya Basir Akon G Suman Lihat profil lengkap ku di: www.basirbalian.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar