Minggu, 14 Mei 2017

ASAL USUL HANTUEN


 Seri 4:
  Tragedi Cinta Sang Bungas Jagau.

  Malam itu Antang Taoi berhasil mengalahkan makhluk aneh jelmaan Antang Taong dan isterinya Tapih sehingga makhluk aneh tersebut berubah menjadi Antang Taong dan dan Tapih anak angkatnya,Antang Taoi sudah menduga sebelumnya jikalau makhluk tersebut adalah jelmaan dari Antang Taong dan isterinya Tapih,sehingga iya tidak tega menggunakan ilmu Sumpah Maruhum untuk mengalahkan makhluk tersebut sekaligus menjadikan makhluk jadi-jadian tersebut tidak dapat berubah dari bentuk makhluk aneh tersebut,hingga akhirnya Antang Taong dan Tapih mengakui masalah mengapa mereka menyerang ayah angkatnya Tumenggung Antang Taoi.
Dimalam itu juga Antang Taong dan isterinya Tapih meminta maaf atas kesalahan yang telah mereka lakukan selama ini untuk menyaingi kekayaan dan kemakmuran ketumenggungan Baras Samayang yang dipimpin oleh Antang Taoi,mereka berdua meminta damai akan masalah itu dan anggaplah tidak pernah terjadi karena masalah itu adala kekhilafan mereka berdua. Antang Taoi adalah tumenggung yang penuh dengan belas asih kepada jipen rakyatnya,lebih-lebih kepada anak angkatnya Antang Taong dan isterinya Tapih,sehingga malam itu terjadilah perdamaian dihadapan seluruh Rakyat Baras Semayang termasuk jipen rakyat Antang Taong dan isterinya Tapih juga mengikuti perdamaian tersebut,dan dalam perdamaian tersebut Antang Taong dan isterinya Tapih beserta jipen-jipennya tidak diperbolehkan untuk tinggal di Baras Samayang dan tidak akan pernah mengganggu kedamaian dan kesejahteraan Antang Taoi beserta keluarga dan jipen rakyatnya di Baras Samayang kalau jikalau diluar kesepakatan kedua belah pihak.
Antang Taong dan isterinya Tapih menerima syarat perdamaian itu sehingga pada hari berikutnya Antang Taong dan isterinya Tapih serta jipen-jipennya segera mengangkut barang-barang rupa tangan mereka selama berkeluarga,mereka pindah ke suatu tempat yang sudah ditunjuk oleh Tumenggung Antang Taoi yakni di sebuah tempat yang disebut dalam bahasa dahulu yaitu  Hulu Sungai "Batang Danum Kurik Nipeng Hinting Bawak Lamiang  (Sugai Rasen)" dan batang danum tersebut merupakan anak dari "Batang Danum Sempeng Jarenang,Guhung Kamndih Sambang (Rungan)". Mereka akan menempati sungai itu supaya keturunan mereka tidak bercampur aduk.
Demikianlah sejarahnya sehingga Antang Taong jelmaan dari ikan Tahuman/Tomang dan isterinya Tapih jelmaan dari hewan Eidna/Angkes diasingkan ketempat tersembunyi jauh dari keramaian manusia dan perkampungan orang banyak di sepanjang Batang Danum Sempeng Jarenang (Rungan),Batang Danum Pahampan Barun,Guhung Kanikap Penyangga (Manuhing) dan Batang Danum Nyahu Maruang Duhung,Guhung Tambarirang Nahasak Hanyi (Sungai Kahayan).
 Di hulu sungai Rasen tersebutlah Antang Taong dan isterinya Tapih melahirkan anak-anak mereka dan menikahkan anak-anak mereka dengan anak-anak jipen-jipennya,hal ini dilakukan atas permintaan Antang Taoi supaya keturunan mereka tidak bercampur aduk dengan keturunan manusia asli yang tidak beralam dua (bukan Hantuen).
Dan mulai saat itulah Keturunan Hantuen disebut Keturunan jipen. Keturan jipen juga mulai pada saat itu terbagi menjadi dua yakni:
-Keturunan Jipen manusia asli
-Keturunan Jipen Hantuen.
-Keturunan Jipen manusia asli adalah keturunan jipen yang tidak tercemar oleh darah Hantuen,sedangkan keturunan jipen Hantuen adalah keturunan Antang Taong dan isterinya Tapih yang melakukan perkawinan dengan jipen-jipen mereka sendiri.
  Kita tinggalkan kehidupan Antang Taong dan isterinya Tapih disungai Rasen,kita kembali beralih ke Baras Samayang yang dipimpin oleh Antang Taoi yang di bantu oleh anak-anaknya yang semuanya tampan dan gagah berani,kini kedua Puteri Antang Taoi juga sudah menikah,tinggal 3 puteranya yang belum menikah,dan ketiga puteranya semuanya hobi berburu binatang,ilmu berburu mereka diturunkan oleh saudara angkatnya Antang Taong semasa iya mengabdi di Baras Samayang,bagaimana ciri hutan yang memiliki banyak binatang buruan,bagaimana ciri sungai yang banyak ikannya,bagaimana ciri tanah yang bagus untuk bertani,bagaimana ciri lokasi yang banyak emas dan intan nya semua sudah diajarkan oleh angkat mereka Antang Taong selagi mereka masih kecil.
Kini ketiganya sudah dewasa dan mendalami ilmu yang diajarkan oleh Paman angkatnya untuk dipraktekkan.
Setiap hari mereka berangkat berburu dan tidak pernah pulang dengan tangan hampa hingga bertahun-tahun lamanya,dan mereka bertiga hapal semua tempat sehingga tidak bisa tersesat di dalam lebat dan luasnya hutan,terkadang mereka bersaing dan berburu secara terpisah,terkadang bersama-sama,semua tempat di hutan sudah pernah mereka lalui untuk berburu,dan lama kelamaan tempat berburu mulai berkurang hewan buruannya sehingga perburuan ketiga putera Antang Taoi tersebut semakin berkurang,namun ada satu tempat yang tidak pernah dimasuki untuk tempat berburu karena ayah mereka Tumenggung Antang Taoi melarang mereka berburu kearah tersebut,ketiga putera Antang Taoi adalah anak-anak yang patuh terhadap orang tuanya,mereka tidak pernah berbohong dalam berkata dan bekerja,sehingga ayah mereka berani melepaskan mereka berangkat sendiri tanpa adanya bimbingan langsung dari Tumenggung Antang Taoi.
Kini kedua puteranya sudah menikah dan hanya tinggal yang bungsu,sebut saja namanya Sang Bungas Jagau (nama inisial),dikatakan Bungas Jagau adalah seorang Pemuda Tampan dan Pemberani pantang mundur.
Karena hanya Bungas Jagau yang belum menikah maka iya pun menyibukkan hari-harinya dengan berburu sendirian tanpa ditemani kedua kakaknya,hingga suatu saat iya tidak bertemu dengan buruan meskipun suara kadal yang berlari,iya terus berjalan sehingga semua sudut hutan iya lewati,namun iya bagaikan berburu dalam sunyi bumi merdeka atau alam lingkungan yang sangat sepi sehingga tidak ada apapun yang bisa iya temui. Kini hanya daerah sungai Rasen yang belum iya jamah,namun tempat tersebut adalah tempat larangan orang tuanya yakni Tumenggung Antang Taoi.
Bungas Jagau kini bingung harus bagaimana,sungguh tidak mungkin rasanya iya pulang tanpa hewan buruan,berhari-hari iya tidak pulang ke Baras Samayang hanya untuk mencari binatang buruan,haruskah sekarang iya pulang dengan tangan hampa?
  Tiba-tiba sang Bungas Jagau berdiri dan iya berpikir mengapa ayahnya melarang mereka berburu daerah tersebut,apakah gerangan yang ada di sana sehingga tidak boleh ada manusia pergi ke sana?
Apakah mungkin orang yang masuk ke sana tidak pernah kembali dengan selamat?
Jikalau memang demikian,sebaiknya aku hentikan penghalang di daerah tersebut supaya nantinya anak cucu nantinya bisa leluasa memasuki daerah tersebut karena daerah itu juga termasuk daerah sungai rungan.
Bungas Jagau melangkahkan kakinya masuki sungai Rasen,namun iya tetap tidak menemukan binatang untuk buruannya lebih-lebih untuk dimakan,padahal stok makanan yang dibawanya sudah habis.
Hari mulai sore,matahari kini sudah memerah di ufuk barat,Bungas Jagau berniat untuk memotong jalan untuk pulang ke Baras Samayang karena iya tidak menemukan apa-apa di sungai Rasen,namun iya malah tersesat,berkali-kali iya selalu kembali ke tempatnya semula sehingga iyapun terpaksa menginap ditempat itu,iya tertidur dengan perut lapar semalaman,dipagi harinya iya bengun dari tidurnya dan iyapun turun ke sungai Rasen untuk mencuci muka sebelum melanjutkan perjalanan,namun iya di kejutkan oleh suara ayam jantan berkokok yang samar-samar terdengar dari arah hulu sungai Rasen,iya mengorek-ngorek telinganya denga jari kelingkingnya untuk mempertajam pendengarannya,namun suara ayam berkokok tadi tidak terulang  kesekian kalinya dan iyapun menganggap itu hanya pendengaran hampa belaka. Sang Bungas Jagau pun turun ke sungai dan mencuci mukanya,alangkah kagetnya iya karena air yang iya gunakan untuk mencuci muka nya ternyata bercampur sekam dan dedak padi yang tenggelam di dalam air sehingga iya tidak melihatnya,iya menoleh kearah sumber arus air dan terlihat olehnya sekam dan dedak terapung di atas air lalu terjun bersama riam kacil disungai itu hingga tenggelam oleh derasnya riam kecil itu,di dalam hatinya mengatakan kalau di hulu sungai tidak jauh dari tempatnya berdiri terdapat sebuah pemukiman manusia,namun hatinya bertanya-tanya,siapakah yang tinggal di tengah hutan seperti ini?
 Karena rasa penasarannya Sang Bungas Jagau mengurungkan niatnya untuk kembali ke Baras Samayang,iya pun memutar arah menuju tempat yang dicurigai ada pemukiman manusia,iyapun tiba di sebuah tempat pemukiman,dan iya di sambut ramah oleh seorang gadis cantik jelita bagaikan bidadari,g Adis itu tiada lain adalah Puteri bungsu kakak angkatnya  si Antang Taong,rupanya kehadiran Sang Bungas Jagau sudah diketahui oleh Antang Taong sehingga iya menyuruh putrinya menyambut kedatangan Bungas Jagau dengan ramah,Bungas Jagau benar-bemar tidak menyadari akan hal itu,iya dibutakan oleh kecantikan sang Puteri bungsu Antang Taong,sampai-sampai membayangi dalam alam tidurnya,iya sudah berhari-hari tinggal disitu dan tidak ingat akan tempat asalnya Baras Samayang.
Semakin hari Bungas Jagau semakin akrab dengan Puteri bungsu Antang Taong dan mereka pun saling jatuh cinta hingga mereka dinikahkan oleh Antang Taong tanpa pemberitahuan kepada Tumenggung Antang Taoi.
Di lain pihak Tumenggung Antang Taoi sudah mengetahui keberadaan anak putera bungsunya Sang Bungas Jagau,hal ini di ketahui dari saudara gaibnya melalui upacara ritual Manajah Antang,saudara gaibnya itu bernama Antan Pintih,sehingga Tumenggung Antang Taoi tidak menghawatirkan puteranya yang tidak pulang-pulang selama berhari-hari lamanya.

  Hari semakin berlalu,kisah cinta Sang Bungas Jagau dan isterinya Puteri bungsu Antang Taong kini membuahkan kehamilan Puteri bungsu Antang Taong tersebut,hari-hari mereka lalui dengan penuh kebahagiaan,dan Sang Bungas Jagau bagaikan terbangun dari mimpi,iya tiba-tiba teringat akan orang tuannya dan merasa perlu untuk pulang menemui orang tuanya untuk mengabarkan berita gembira ini. Iya juga ingin kedua orang tuanya tahu kalau menantunya yang satu ini kecantikannya tiada bandingnya di sepanjang sungai Rungan,sungai Manuhing dan sungai Kahayan,lebih-lebih di Baras Samayang,namun iya merasa ada satu yang kurang untuk diceritakan kepada kedua orang tua dan segenap keluarganya yang lain yaitu: Selama iya menjadi suami Puteri bungsu Antang Taong iya tidak pernah mandi bersama isterinya meskipun sekali,setiap kali iya membawa isterinya untuk mandi bersama selalu saja ada kesibukan isterinya,namun setelah selesai kesibukan isterinya ketika dibawa untuk mandi bersama isterinya malah sudah mandi,iya merasa disia-siakan saat ingin mandi bersama.
Hal ini tentunya mengundang penasaran dan memilik keanehan,sehingga suatu saat Sang Bungas Jagau pagi-pagi sudah mandi tanpa menunggu isterinya,seperti biasa isterinya selalu sibuk saat iya membawa isterinya mandi bersama,Sang Bungas Jagau mengawasi kesibukan isterinya secara diam-diam,sehingga tibalah saat isterinya mandi,iya menuju sebuah telaga yang agak jauh dari tempat kediaman mereka,Sang Bungas Jagau mengikutinya secara diam-diam dan bersembunyi di tempat yang tidak jauh dari telaga.
Sang isteri kini mulai melepaskan pakaiannya untuk mandi,tanpa disadarinya Sang suaminya Bungas Jagau mengawasinya dari tempat yang tidak jauh dari tempat permandian nya.
Puteri bungsu Antang Taong mulai menyodok air dengan tempurung kelapa yang dibuat tangkai nya dari kayu,pertama-tama iya menyiram telapak kakinya,perlahan naik kebagian lutut dan paha,dan setelah itu menyirami bagian perut,dada dan bahu lalu berhenti sejenak sebelum melanjutkan untuk menyirami kepadanya agar berkeramas.
Sang Bungas Jagau terkagum-kagum melihat kecantikan isterinya sendiri,selain kecantikannya iya juga mengetahui"PATUA MANDUI".
Sang Bungas Jagau tahu betul fungsi permandian seperti itu karena sewaktu masih kecil iya dia ajarkan oleh kedua orang tuanya supaya setiap mandi harus dengan cara seperti itu,lebih-lebih setelah tidak tidur semalaman ataupun setelah tertimpa cahaya matahari yang panas di ladang,hal itu bertujuan untuk mengeluarkan panas dari dalam tubuh sebelum menyiram bagian kepala,apabila panas belum keluar dan langsung menyiram kepala maka akibatnya bisa fatal,karena di dalam tubuh manusia itu sebenarnya sangat panas,saking panasnya tulang yang ditelan dan masuk kedalam perut akan menjadi kapur.
Cobalah bayangkan jikalau besi panas disiram dengan air dingin,dan sudah tentu yang terjadi adalah keretakan pada besi tersebut,begitu pula dengan tubuh manusia.
Sang Bungas Jagau terus mengawasi isterinya yang sedang mandi sampai iya sudah berkeramas dan sudah saatnya untuk berganti pakaian,namun ternyata setelah itu isterinya bangkit dan berjalan kearah pakaiannya dan mengambil sebotol minyak kelapa lalu kembali berndam di tempat pemandian nya semula,Sang Bungas Jagau yang tadi berencana ingin meninggalkan tempat permandian isterinya mengurungkan niatnya,iya kembali memperhatikan tingkah isterinya mandi,siapa tau iya memiliki PATUA lain untuk mandi,dan tidak salah lagi isterinya mengajukan botol minyak kelapa tersebut kearah matahari pagi sambil membaca mantera beberapa saat,setelah itu isterinya mengurut bagian pusatnya dengan sebelah tangan kanannya karena tangan kirinya kini memegang botol minyak kelapa,lalu tangan kanannya mencabut sebuah benda hidup dari dalam pusatnya,alangkah terkejutnya Sang Bungas Jagau melihat kajadian setelah benda itu tercabut,wajah cantik jelita isterinya yang tiba-tiba berubah menjadi wajah yang sangat mengecewakan,ternyata isterinya memiliki wajah dan kulit terburuk di dunia,dan saat itu juga rasa takut dan penyesalan berkecamuk di dalam hatinya,iya sangat sedih karena wajah cantik isterinya ternyata tidak alami melainkan wajah buatan,sejelek-jeleknya nenek peot lebih jelek lagi wajah isterinya yang sekarang ini sedang mandi,Sang Bungas Jagau mengusap-usapkan kedua matanya berkali-kali seakan tidak percaya dengan apa yang iya lihat,namun kenyataan berkata lain,wajah jelek isterinya tetap saja wajah jelek,iya ingin sekali pergi meninggalkan tempat itu,namun lututnya terasa lemas karena rasa sedihnya sehingga iya harus menyaksikan sampai akhir dari permandian isterinya.
Sementara itu isterinya yang sedang mandi mengoleskan minyak kelapa pada benda hidup yang mirip dengan ular kecil yang iya genggam,iya melepaskan benda tersebut kedalam air,dan benda tersebut bergerak menangkap ikan dan memakan ikan hingga ikan itu mati karena dihisap darahnya,begitu juga dengan isterinya iya melepaskan botol minyak kelapa ketempat semula iya mengambilnya,lalu iya terjun ke sungai dan melompat dari dalam sungai dan tercebur kembali kesungai laksana seekor ikan,untuk sekian lamanya tingkah isterinya mandi pun mencapai puncaknya sehingga iya duduk berendam kembali dan memanggil kembali benda yang iya lepaskan tadi,kejadian aneh kembali terlihat oleh suaminya Sang Bungas Jagau,benda yang dilepaskan isterinya kembali meluncur dari dalam air ke tangan isterinya,isterinya mengusap-usap benda hidup tersebut sambil membaca mantera lalu memasukan kembali benda tersebut ke dalam pusatnya,kejadian menakjubkan kembali terlihat,wajah mengecewakan yang tadi terlihat tiba-tiba berubah menjadi wajah yang lebih cantik dari isterinya yang tadi sebelum iya mandi. Kalau tadi wajah cantik isterinya sebelum mandi bagaikan bulan yang sedang redup tertutup awan tipis,kini bulan redup itu menjadi terang benderang tanpa awan.
  Namun kecantikan itu sudah tidak ada artinya lagi bagi Sang Bungas Jagau karena kecantikan itu hanyalah tipuan belaka,kini iya menyadari mengapa ayahnya Tumenggung Antang Taoi melarang mereka berburu di tempat itu,pada saat itu juga Sang Bungas Jagau diam-diam meninggalkan pemukiman isterinya dan kembali kepada orang tuanya di Baras Samayang untuk menceritakan penyesalanya atas pelanggaran larangan orang tuanya,dan iya meminta maaf atas kesalahan yang iya perbuat,Sang Bungas Jagau kelihatan sangat terpukul atas kejadian yang iya alami bersama Puteri bungsu Antang Taong yang ternyata adalah manusia jadi-jadian (Hantuen).
Untuk beberapa saat Sang Bungas Jagau seperti orang yang kehilangan semangat untuk hidup,namun Sang Tumenggung Antang Taoi adalah orang yang Arif dan bijaksana serta memiliki ilmu kesaktian yang sangat tinggi,sehingga iya mengetahui kearah mana puteranya menghindari masalah yang dihadapinya sekarang,iya juga menyadari kalau musuhnya sekarang tidak bisa dianggap enteng.
Untuk itu iya memberikan arahan kepada puteranya,kemana dan apa yang harus iya perbuat untuk melepaskan diri dari cengkraman Puteri Antang Taong.
  Nah pemirsa cerita terputus disini dulu,suatu saat kita akan melanjutkan ceritanya di ASAL USUL HANTUEN Seri ke 5: Sejarah Sungai Malahoy.
Sampai jumpa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar