Senin, 08 Mei 2017
ASAL USUL HANTUEN
Seri 2:
LEGENDA ANTANG TAONG DAN TAPIH.
Dalam seri 1 telah diceritakan Antang Taoi sedang bersama jipen-jipennya sedang membuat jalan dari Baras Samayang menuju desa Sepang sebagai lalu lintas keluarga (jalan hakaja),dan ditengah pekerjaan mereka selalu kehilangan bahan makanan masak seperti nasi dan lauk pauknya,anehnya bahan lain seperti beras dan pakaian tidak di ganggu sama sekali,karena kejadian sudah berhari-hari selalu demikian,maka Antang Taoi memutuskan supaya jipen-jipennya bekerja tanpa iya pimpin,setelah semua berangkat bekerja seperti biasa maka Antang Taoi yang berpura-pura berangkat bekerja kini kembali kepondok dan naik keatas BAMPAHAN (kayu yang dipasang melintang di bawah atap pondok),setelah sekian lama berada di atas Bampahan tersebut terdengar olehnya suara mirip seperti lonceng kecil,atau lebih tepatnya mirip suara Garanuhing yang semakin lama semakin dekat hingga akhirnya berhenti tepat di depan tangga podok,lalu perlahan Antang Taoi melihat kearah tempat berhentinya suara dan terlihat olehnya seekor Eidna atau ANGKES dalam bahasa Dayak ngaju, Antang Taoi memperhatikan gerak gerik ANGKES tersebut dan terlihat binatang itu menggoyang-goyangkan tubuhnya sedemikian rupa sehingga bulu-bulu tajam bersama kulit dari tubuh binatang itu melorot turun laksana kain yang yang terlepas dari tubuh dan seketika itu juga binatang tersebut berubah menjadi seorang anak jenis kelamin perempuan yang di perkirakan berusia Satu setengah tahun.
Setelah berubah wujud menjadi manusia maka anak wanita jelmaan binatang ANGKES tersebut perlahan menaiki tangga pondok dan bergerak menuju panci tempat nasi dan lauk Pauk yang sudah disiapkan untuk makan siang,lalu anak anak jelmaan binatang ANGKES tersebut mulai memakan nasi dan lauk Pauk tanpa menyendoknya kedalam piring seperti layaknya manusia biasa,iya makan dengan lahap nya sehingga makanan yang sudah masak habis dilahapnya.
Antang Taoi menyelidiki perilaku anak tersebut dengan seksama tanpa sepengetahuan anak tersebut hingga akhirnya anak tersebut melangkahkan kakinya ke arah pintu dan ingin meninggalkan pondok kerja Antang Taoi dan jipennya,namun Antang Taoi segera melompat dan menerkam nya,sehingga anak tersebut meronta-ronta ingin melepaskan diri,namun seorang anak kecil tidak mampu berdaya melawan seorang laki-laki dewasa dan sakti mandraguna seperti Antang Taoi,sudah tentu usahanya sia-sia belaka dan iya hanya bisa menangis meronta,namun Antang Taoi adalah seorang Putera tumenggung yang Arif dan bijaksana,i ya membujuk anak gadis itu dengan mudah,iyapun membakar bulu dan kulit hewan Eidna yang terlepas didepan tangga pondok sehingga iya bisa melepaskan anak tersebut tanpa takut anak jelmaan ANGKES kembali kabur dalam wujud sebelum menjadi manusia.
Antang Taoi merasa gembira karena kini iya mempunya 2 orang anak yakni:
- Antang Taong jelmaan ikan Tomang (Tahuman)
- Dan Tapih jelmaan hewan Eidna/Angkes.
Dan kini Antang Taoi dan jipen-jipennya berhasil membuat jalan menuju Sepang Simin tanpa ada halangan lagi.
Setelah jalan tersebut selesai maka iyapun kembali ke Baras Bamayang bersama dengan orang tuanya,mereka berkumpul di Betang Bawi Kuwu isterinya yang bernama Lapih. Dan disaat kedua orang tua Antang Taoi hadir di sana maka tumenggung Baras Samayang mewariskan tahkta ketumenggungannya kepada menantunya Antang Taoi karena sudah tiba saatnya Baras Samayang dipimpin oleh Antang Taoi.
Singkat cerita Antang Taoi memimpin ketumenggungannya dengan adil bagaikan timbangan yang tidak berat sebelah,begitu pula anak angkat nya Antang Taong sudah kelihatan cerdasnya,gagah dan tampan dan memiliki kemampuan untuk melihat emas ataupun intan di perut bumi dengan tidak meleset sehingga kemakmuran ke Baras Samayang terkenal kemana-mana,ditambah lagi oleh kelebihan yang dimiliki anak angkatnya si Tapih jelmaan ANGKES kini tumbuh menjadi seorang gadis cantik jelita tiada tanding,iya juga memiliki kelebihan untuk memilih tempat berladang supaya hasilnya melimpah ruah dengan tepat,iya mampu memperhitungkan hasil ladang sebelum berladang,ia juga mampu mengetahui tempat berburu binatang yang pasti banyak pendapatan berburunya,dan tentunya kelebihan yang dimiliki sepasang anak angkat Antang Taoi dpt diandalkan untuk memimpin pekerjaan di ladang maupun pertambangan yang menunjang kemakmuran Baras Samayang yang dipimpin oleh Antang Taoi dan isterinya Lapih sang Bawi Kuwu.
Setelah sekian lamanya Antang Taoi dan Lapih membina hidup berkeluarga,mereka pun di karunia 3 orang anak laki-laki dan 2 orang puteri yang semuanya tidak disebutkan namanya disini,bagitu juga dengan anak angkat Antang Taoi dan Bawi Kuwu yang bernama Antang Taong dan Tapih,mereka di jodohkan oleh kedua orang tua angkat sehingga terjadilah pernikahan antara Manusia jelmaan ikan Tomang (Tahuman) yakni Antang Taong dan jelmaan hewan Eidna (Angkes) yakni Tapih.
Antang Taong dan Tapih dianugerahkan seorang anak laki-laki,namun anak mereka meninggal dunia saat berusia 7 tahun,begitu juga dengan tumenggung Baras Samayang yang lama dan isterinya,beliau juga meninggal dunia karena penyakit penuaan,namun kejayaan dan kemakmuran Baras Samayang semakin subur saja di atas kepemimpinan Antang Taoi yang dibantu oleh Antang Taong dan isterinya Tapih.
Karena dirasa sudah tiba saatnya untuk melaksanakan upacara tiwah almarhum kedua mertuanya,Antang Taoi pun menggelar upacara ritual suku Dayak ngaju yakni tiwah yang dilaksanakan di Baras Samayang,antang Taong dan isterinya tidak mau ketinggalan sehingga mereka pun ikut memisahkan anak mereka yang meninggal sudah meninggal dunia.
Di dalam upacara ritual tiwah tersebut Antang Taoi meminta petunjuk dengan kedua anak angkat yang di ketahui mampu mengetahui hal yang tidak diketahui orang lain yakni mencari Sampangan Bawin Balian yang pantas untuk menjalankannya tugas Balian dalam upacara ritual tiwah tersebut,dan kedua anak angkatnya mengatakan ada seorang Sampangan Bawin Balian yang bernama Nyai Tamanang.
Demikian lah perencanaan upacara ritual tiwah tersebut,sehingga peminjaman Sampangan Bawin Balian segera dilakukan dan digelarlah upacara kematian tingkat terakhir Tiwah di Baras Samayang,upacara tiwah adalah untuk mengantarkan roh orang yang sudah meninggal menuju alam Hatala dan mengangkat tulang beluluangnya dari liang kuburan untuk disimpan di Rumah tulang khusus yang disebut sandung.
Namun pada saat pebgangkatan tulang putera Antang Taong dan Lapih terjadi perbedaan yang sangat berbeda dari tulang-tulang arwah lainya.
Nah pemirsa,apakah perbedaan tulang-belulang yang terjadi pada putera Antang Taong jelmaan ikan Tahuman dan isterinya Tapih jelmaa hewan Angkes?
Untuk mengetahui jawabanya,kita tunggu ASAL USUL HANTUEN seri ke 3 Runtuhnya Persatuan di Baras Samayang.
Sampai jumpa,bersmbung lagi...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar