Minggu, 28 Mei 2017

ADANYA KEHIDUPAN DI BULAN

  Menurut Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah tentang adanya kehidupan di Bulan Sudah diketahui sudah sejak jaman dahulu bahkan sebelum Masehi,untuk itu kita tidak perlu heran ataupun tidak percaya kalau disebuah benda Langit yang sering kita lihat yakni Bulan dikabarkan oleh para ilmuwan akan adanya kehidupan Alien,namun para ilmuwan sebenarnya hanya meraba-raba akan wajah Alien yang mereka anggap mendiami Planet bulan yang selalu kita Kagumi dan sering menemani kita untuk memberikan sinarnya pada malam hari.

 Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah percaya akan adanya kehidupan Alien di Bulan,hanya saja nama dan wajah Alien tersebut berbeda dengan wajah yang digambarkan dalam film-film dilayar kaca oleh para ilmuwan.
Hal ini dapat diketahui oleh masyarakat suku Dayak Ngaju dikarenakan adanya manusia dari suku Dayak Ngaju yang pernah sampai ke bulan dengan tanpa ia sadari sendiri.
Bagaimanakah ceritanya?
Berikut adalah cerita rakyat Kalimantan Tengah tentang bersatunya Sang Pria Bumi dan Gadis Bulan.
                         
  1. BERSATUNYA PRIA BUMI DAN GADIS DARI BULAN
   
  Sejak ribuan tahun yang silam di pedalaman suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah terdapat sepasang suami isteri yang hidup bahagia dan saling menyangi,mereka hidup serba berkecukupan sehingga apapun yang menjadi keinginan mereka selalu dapat dicapai,hal ini di karenakan Sang Suami adalah seorang pemimpin yang memiliki Jipen (kariawan) yang selalu mencarikan kebutuhan mereka,jipen-jipen tersebut bekerja tidak memerlukan gajih yang besar melainkan hanya cukup untuk makan minum tanpa kekurangan untuk memenuhi nafkah kehidupan disetiap harinya.

  Setelah sekian lamanya membina Rumah Tangga,pasangan suami isteri tersebut calon mendapatkan keturunan yang sudah didambakan beberapa tahun setelah menjalankannya pernikahan mereka.
Sang isteri kini hamil muda dan iya mulai merasakan adanya perubahan nafsu makannya yang semakin hari semakin berkurang sehingga menyebabkan ia menjadi kurus kering laksana kulit membungkus tulang.
Hal ini tentunya membuat sang suami yang sangat mencintai dan menyayanginya menjadi kuatir melihat keadaan calon ibu dari anaknya sehingga iya memerintahkan jipen-jipennya mencari berbagai macam jenis makanan baik buah-buahan maupun masak-masakan,namun tetap saja sang isteri tidak bernafsu memakannya. Hal ini menambah kekuatiran Sang suami,dimana Sang isteri sekarang sudah Hamil Tua dan diperkirakan satu bulan lagi akan melahirkan Sang buah hati. Sang suami hanya bisa bertanya apakah kiranya yang diidamkan oleh isterinya,namun sejak pertama kali Mengidam isterinya selalu menjawab bahwa idamannya tidak akan pernah suami dan jipen-jipennya dapatkan walaupun dicari keujung dunia,yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah menunggu maut menjemputnya jikalau tiba saatnya ia melahirkan anak pertamanya,karena sudah tentu wanita yang akan melahirkan anaknya harus memiliki darah dan gizi yang cukup sebelum melahirkan anaknya,jelas tidak mungkin dalam satu bulan mendatang kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.
Sang isteri berpesan kepada suaminya supaya menyelamatkan anak mereka dibandingkan menyelamatkan dirinya jikalau sudah tiba saatnya iya melahirkan dengan cara menetaskan perutnya dengan pisau untuk menyelamatkan anak mereka. Hal ini tentunya malah menambah kekuatiran suaminya bahkan menumbuhkan bibit kesedihan yang sangat mendalam,namun Sang suami memaksa untuk mengatakan apa yang menjadi idaman isterinya meskipun tidak mungkin iya dapatkan,ia berjanji akan menuruti keinginan terakhir isterinya jikalau sudah tiba saatnya isterinya melahirkan anak mereka asalkan isterinya mengatakan apa yang menjadi idamannya.
 Sang isteri pun akhirnya mengatakan apa yang menjadi idamannya yakni hati makhluk yang tidak pernah didengarkan namanya oleh sang suami maupun jipen-jipennya,isterinya juga mengatakan kalau makhluk tersebut tidak terdapat di bumi ini,sebut saja makhluk tersebut dengan nama inisial "Bajang Puti".

  Karena rasa sayang kepada isteri dan tidak mau kehilangan anak yang akan dilahirkan isterinya maka suaminya pun memutuskan untuk berburu sendiri mencari binatang tersebut,iya tidak memerintahkan jipen-jipennya karena namanya saja belum pernah didengar lebih-lebih untuk mendapatkannya,namun sebelum berangkat iya berpesan kepada isterinya bahwa iya tidak akan kembali tanpa membawa apa yang diidamkan isterinya,ia akan mendapatkannya berapapun harganya jikalau adan orang yang menjualnya atau apapun syaratnya. Janji sang suami yang setia adalah hutang yang wajib dibayar dikemudian hari saat iya mendapatkan idaman isterinya meskipun harus dengan jiwa dan raganya.

   Hari itu juga Sang Pria berangkat berburu dengan membawakan sumpit dan tombak serta Mandau dan duhung,iya mulai memasuki hutan perawan,entah berapa banyak sungai dan bukit iya lalui,begitu juga dengan berbagai macam jenis binatang temui tanpa memburunya,yang iya cari hanyalah makhluk Bajang Puti yang tiada lain disebut "BAHUTAI /Sebut saja Bajang Puti karena pamali untuk menyebut nama Bahutai" yang tak kunjung iya jumpai,ia terus berjalan hingga berminggu-minggu lamanya,namun yang dicarinya benar-benar tidak iya jumpai meskipun makhluk yang mirip dengan ciri-ciri yang ia cari.
Di suatu senja Sang suami merasa letih karena terlalu lama berjalan tanpa henti,segala rasa sakit iya rasakan bercampur dengan rasa lapar yang tiada tertahan karena ia sudah kehabisan bahan bekal makanan,namun niat yang dibumbui dengan penuh cinta kasih kepada sang isteri membuat ia menjadi kuat dan tidak akan kembali dengan tangan hampa meskipun apa yang akan terjadi,iya berhenti sejenak untuk mencari napas sebelum melanjutkan perjalanan,namun rasa letih,lapar dan haus tetap setia menemaninya.
Iyapun kembali berjalan menyusuri hutan di senja yang mulai berganti dengan gelapnya malam.

   Ditengah-tengah hutan perawan yang mulai diselimuti kegelapan malam iya melihat suatu tempat yang agak terang seolah-olah tempat itu masih belum diselimuti senja dan gelap,iya mempercepat langkahnya menuju tempat itu dan ternyata tempat itu adalah Padang pasir dan bebatuan yang sangat luas seakan-akan tiada bertepi,dan anehnya di Padang pasir dan bebatuan tersebut hanya di tumbuh satu jenis tumbuhan yang semuanya kerdil dan tumbuh berjauhan antara satu sama yang lainnya,tumbuhan tersebut iyapun menoleh kebelakang dan terlihat kalau di belakangnya masih tetap terang seperti saat i lain adalah tumbuhan Lunuk.
Iya terus memasuki luasnya Padang pasir dan bebatuan tersebut dengan maksud menyeberangi Padang pasir tersebut,namun ternyata di bagian depan sudah gelap-gelap gulita tanpa ada sedikitpun cahaya,Sang Pria pun menembus gelapnya malam yang pekat tanpa dapat melihat apapun,ia menoleh kebelakang untuk melihat tempat yang ia lalui tadi, ternyata dibekangnya masih tetap terang bercahaya terang,iapun merasakan adanya keganjilan atas tempat yang terang bercahaya di bagian belakangnya. Tanpa menoleh lagi Sang Pria berjalan menembus kegelapan dengan meraba-raba menggunakan tombak yang dipegangnya.
Ditengah gelapnya malam di Padang pasir dan bebatuan langkahnya terhenti karena didepannya terdapat sebatang Pohon Kayu yang sangat besar hingga iya tidak tahu harus kemana arah untuk memutari pohon kayu tersebut karena terlalu besar,berkali-kali iya mengelilingi pohon kayu  menuju kedepa dengan maksud mengambil arah lurus dari arah kedatangannya menuju ke depan, namun ia tetap kembali ke tempat asalnya tiba ditempat itu,hingga akhirnya iya pun duduk bersandar ditempat itu untuk menunggu matahi terbit di esok hari,Sang Pria pun tertidur dibawah pohon kayu besar tersebut hingga matahari terbit di ufuk timur,iya terburu-buru bangkit dari sandarannya meskipun matanya masih belum terbuka dan berdiri sempoyongan ingin berjalan,namun ketika iya membuka matanya ternyata iya sekarang tidak lagi berada di bawah pohon kayu besar yang iya temui tadi malam,iya juga menoleh tempatnya bersandar ternyata hanyalah tangga dari sebuah Rumah besar dan tinggi.
Kemudian Sang Pria menoleh kearah pintu yang masih tertutup dan terdengar olehnya ada seseorang sedang membuka pintu dan sebentar lagi pasti akan terlihat olehnya.
Namun diwaktu yang sangat sempit itu tiba-tiba sang pra diserang oleh tujuh ekor anjing yang ukurannya melebihi besarnya kerbau dari segala penjuru secabersamaan,Sang pria menghindari terkaman 3 ekor anjing yang terlihat didepannya,namun salah satu anjing dari bagian belakangnya berhasil menyambut tubuhnya dan menggigitnya dengan begitu buas,Sang Pria tidak menyadari kalau anjing itu ternyata 7 ekor,karena yang iya lihat menyerang hanyalah 3 ekor.

  Sebentar saja tubuh sang pria terkoyak luka yang sangat lebar dan dapat di pastikan ia akan mati oleh anjing-anjing tersebut, namun pada saat itu juga terdengar suara dari depan pintu menghardik anjing-anjing yang buas tersebut,dan anjing-anjing itu berhenti seketika seolah mengerti bahasa yang diucapkan oleh orang yang keluar dari pintu rumah tinggi itu,perlahan anjing-anjing itu melepaskan tubuh Sang Pria ditanah lalu meninggalkan tempat itu.
Orang yang bersuara itupun turun melewati tangga mendekati Sang Pria lalu,lalu ia pun mengolesi luka Sang Pria itu dengan sekuntum bunga berwarna putih,Sang Pria hanya bisa memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang itu yang ternyata adalah seorang gadis cantik jelita dan begitu muda,bahkan Sang Pria pun tidak dapat mengeluarkan suara dan menggerakkan tubuhnya karena iya sebenarnya sudah sekarat.
  Setelah mengoleskan bunga di luka Sang Pria,Gadis cantik itu pun berkata,untung saja saya lekas keluar,jikalau tidak entah apa yang akan terjadi padamu,itulah katanya sambil kembali menggosokkan telapak tangannya di luka lebar pada tubuh Sang Pria.
 Iya menggeser tangannya secara perlahan pada luka Sang Pria,keajaiban pun terjadi,setelah telapak tangan gadis cantik itu melewati luka Sang Pria ternyata luka itu lenyap tanpa bekas,mendadak saja sang pria tidak merasakan sakit bekas lukanya sedikitpun,iya benar-benar sembuh seolah tidak pernah terluka,iya juga bisa menggerakkan sekujur tubuhnya dan ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pertolongan gadis tersebut,namun niatnya berbicara terhenti karena sang gadis kembali berkata untuk mempersilahkan Sang Pria untuk masuk kerumahnya sebelum Sang Pria melanjutkan perjalanannya.

  Setelah mengajak masuk kerumahnya gadis tersebut langsung memalingkan tubuhnya lalu naik ke tangga dan memasuki pintu rumahnya yang sudah terbuka lebar,sehingga Sang Pria lagi-lagi tidak sempat mengeluarkan sepatah kata pun,setelah beberapa saat lamanya berdiri tertegun ditempatnya,Sang Pria pun menaiki tangga dan memasuki rumah tinggi tersebut dan disambut oleh sang gadis cantik yang baru saja keluar dari dapur dengan membawakan makanan kesukaan sang pria,rupanya gadis itu tadi masuk kerumahnya langsung kedapur menyendok nasi dan lauk pauknya untuk Sang Pria.
  Namun yang pria dengan basa-basinya menolak untuk makan dengan alasan kalau iya sudah makan.
Gadis itupun tersenyum dan berkata kalau iya sudah tahu sang pria sudah sejak kemaren belum makan apa-apa bahkan rasa lapar diperut Sang Pria sampai sekarang masih terasa. Sang Pria pun makan dengan malu-malu karena kebiasaan makan ditempat orang lain menurut suku Dayak Ngaju pada jaman dahulu adalah kebiasaan buruk,lebih-lebih ditempat orang yang tidak dikenal.
Sambil menikmati makanannya Sang Pria bertanya kepada sang gadis,kemanakah banyaknya penghuni Rumah ini? Hal itu iya tanyakan karena sejak tadi tidak terlihat siapapun yang menemani gadis cantik itu,sang gadis pun menjawab kalau dirumah itu hanya iya sendiri dan tiada orang lain disekitarnya,bahkan iya juga mengatakan kalau iya sudah lama menempati Rumah itu tanpa pernah bertemu dengan manusia seumur hidupnya.
Iya hidup hanya bersama 7 ekor anjingnya yang begitu patuh dan tunduk atas apa yang ia katakan atau perintahkan,bahkan makanan yang dimakan Sang Pria saat ini juga adalah makanan yang dicarikan oleh ke-7 anjingnya,di dalam hati sang Pria seakan tidak percaya kalau anjing-anjing itu bisa mencari beras dan makanan,namun pertanyaan itu iya simpan di dalam hatinya karena keburu Sang gadis memutuskan pembicaraan tentang hal itu,kini Sang gadis bertanya kemanakah arah dan tujuan Sang Pria yang sebenarnya hingga iya bisa sampai di tempat itu.

Setelah selesai makan maka Sang Pria menceritakan tujuan dan sebab sehingga iya sampai ditengah-tengah Padang pasir dan bebatuan lalu bertemu sebatang Pohon besar yang ternyata pada pagi harinya adalah Rumah dimana sekarang iya berada.
Lalu sang gadis bertanya dimanakah tempat yang iya tuju untuk mendapatkan "Atei Bajang Puti"tersebut?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak tahu dimana tempat tujuannya,yang iya tahu hanyalah mencari tempat yang tidak pasti itu.
Sang gadis bertanya lagi,bagamana seandainya Sang Pria tidak mendapatkan apa yang iya cari?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak akan kembali ke kampung halamannya sebelum membawakan apa yang menjadi idaman isterinya,dan untuk itulah iya harus secepat mungkin melanjutkan perjalanannya mencari Atei Bajang Puti kembali,di kesempatan itu juga Sang Pria juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada sang gadis yang sudah menolongnya.
Sang Pria pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya,iya buru-buru mengambil tombak dan sempitnya,namun Sang gadis mencegahnya berangkat karena apa yang iya cari sesungguhnya tidak ada di tempat lain selain ditempat dimana iya berada sekarang.
Sang Pria menjadi kaget karena ternyata gadis itu tahu dimana tempatnya ia harus menemukan makhluk yang iya cari itu,ia pun meminta sang gadis mengantarkannya ketempat itu,iya berani membayar berapapun yang gadis itu minta,namun Sang gadis mengatakan kalau iya tidak minta bayaran untuk menunjukan tempatnya,melainkan Sang gadis meminta syarat lain yakni: Sang Pria harus menikahi dirinya untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut.

  Sang Pria terdiam untuk beberapa saat di tempatnya berdiri,lalu iya bertanya apakah sang gadis pasti akan dapatkan makhluk yang dicarinya?
Sang gadis pun menjawab dengan jujur kalau yang dimaksud dengan Bajang Puti itu adalah 7 ekor anjing yang iya pelihara itu,dan anjing tersebut hanya bisa ia berikan kepada suaminya dan bukan untuk orang lain.
Lalu sang pria meminta agar menempuh syarat yang lain untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut,hal ini dikarenakan ia masih ingin hidup bersama isteri dan anak yang akan dilahirkan oleh isterinya,namun ternyata sang gadis juga sudah mengetahui apa yang iya pikirkan,gadis itu kembali berkata kalau iya tidak akan mengulangi perkataannya kalau Atei Bajang Puti tersebut hanya bisa iya berikan kepada suaminya sendiri dan bukan kepada orang lain,jadi apabila sang pria ingin mendapatkan apa yang diidamkan isterinya maka iya harus menikahi sang gadis.
 Sang Pria pun menyetujui syarat tersebut,namun sebelumnya ia harus memberikan Atei Bajang Puti tersebut kepada Isterinya di kampung halamannya,setelah itu baru iya akan kembali lagi untuk menjadi suami sang gadis tersebut,dan apabila ternyata isterinya sudah melahirkan pada saat sekarang dan tidak sempat memberikan Atei Bajang Puti tersebut maka iya akan membatalkan pernikahannya kepada sang gadis.
Namun sang gadis menjawab kalau isteri Sang Pria saat itu belum saatnya untuk melahirkan anaknya,bahkan Sang Gadis mengatakan kalau anaknya adalah laki-laki,iya juga meminta kalau perkataannya benar bahwa isterinya belum melahirkan maka diharapkan Sang Pria secepatnya kembali ke rumah Sang Gadis yakni di "Planet Bulan" tempat mereka berada sekarang selambat-lambatnya 3 hari 3 malam.
Permintaan itu bertujuan supaya Sang Pria tersebut resmi menjadi suaminya,karena apabila Sang Pria kembali lagi ketempat dimana iya berada sekarang,maka iya tidak bisa kembali lagi ke kampung halamannya di Bumi tanpa persetujuan dari isterinya yang di Planet Bulan.

    Bersambung....

Minggu, 21 Mei 2017

ASAL USUL HANTUEN


     Seri 5:
   Asal Usul Malahoy

  Di kesempatan yang sangat terbuka Sang Bungas Jagau menceritakan pengalaman hidupnya selama berbulan-bulan bersama isterinya Puteri bungsu Antang Taong sehingga isterinya sekarang mengandung anaknya,iya juga melihat kejadian misterius pada saat isterinya sedang mandi sehingg sekarang ini iya menjadi patah hati,iya juga meminta petunjuk kepada ayahnya Tumenggung Antang Taoi.
Tumenggung Antang Taoi menyarankan supaya Bungas Jagau sebaiknya segera meninggalkan Baras Samayang secepatnya sebelum Antang Taong dan isterinya Tapih menyusul ke Baras Samayang,namun sebelumnya alangkah baiknya jika mereka melakukan upacara ritual Manajah Antang untuk mengetahui kearah mana sebaiknya Bungas Jagau menghindari isterinya si Puteri bungsu Antang Taong yang ternyata adalah keturunan Hantuen.
  Keesokan harinya,Upacara Ritual Manajah Antang segera dilakukan di Baras Samayang,Antang yang dipanggil adalah Antang Pasing Hulu Rungan,a pabila Antang tersebut hadir untuk pertama kalinya dari arah Pambelum Andau (Timur),maka Bungas Jagau akan pergi menuju arah timur,namun bila Antang tersebut datangnya dari arah Pambelep Andau (Barat),maka Bungas Jagau pun akan merantau kearah Pambelep Andau untuk menghindari kejaran isterinya Puteri Bungsu Antang Taong.
Dalam upacara Ritual Manajah Antang tersebut terjadi kelainan yang tidak diinginkan,karena yang terlebih dahulu hadir bukannya Antang Pasing,melainkan Antang simbolis musuh yang hadir dari arah timur,yang selanjutnya disambut oleh Antang Pasing Hulu Rungan,kedua Antang tersebut saling menyerang satu sama lain sehingga menyebabkan Antang yang datangnya dari timur tercabut beberapa bulunya hingga terbangnya menjadi oleng dan dapat dipastikan Antang tersebut jatuh ditempat yang jauh dari lokasi Upacara Ritual Manajah Antang di Baras Samayang.
Antang pintih pun menari-nari di angkasa semakin tinggi dan akhirnya pergi kearah langit bagian barat dan lepas dari pandangan mata mereka.
 Keuangan Antang simbolis musuh yang lebih dahulu menandatakan kalau kemanapun perginya Bungas Jagau pasti akan akan dikejar oleh isterinya si Puteri Bungsu Antang Taong meskipun dengan cara dan resiko apapun.
Namun demikian dengan perginya Sang Bungas Jagau ke arah Pambelep Andau pasti ada jalan untuk selamat,hal ini dapat di ketahui dari kemenangan Antang Pasing Hulu Rungan yang berhasil menjatuhkan Antang simbolis musuh serta datangnya dari barat kembali ke barat,isyarat tersebut juga dapat diartikan keselamatan datang dan perginya Sang Bungas Jagau.
Itulah buktinya kalau orang Dayak di Kalimantan mampu menyatukan dirinya dengan alam lingkungan bahkan dengan alam semesta. Demikianlah cara Tumenggung Antang Taoi mencari petunjuk kemana puteranya Sang Bungas Jagau harus pergi untuk menghindari isterinya yang merupakan keturunan Hantuen,iya tidak menginginkan keturunannya tercemar oleh makhluk jadi-jadian (Hantuen) seperti keturunan Antang Taong dan Tapih.

  Setelah memberikan bekal ilmu kesaktian kepada puteranya Sang Bungas Jagau Tumenggung Antang Taoi menginginkan kan puteranya untuk menambah kaji dinding diri di dalam perjalanannya supaya iya bisa melepaskan diri dari cengkraman Puteri Bungsu Antang Taong,sang Bungas Jagau pun mendengarkan nasihat ayahnya sebelum berangkat melakukan perjalananan.
  Semuanya siap,sang Bungas Jagau pun beranjak pergi meninggalkan Baras Samayang diiringi do'a Restu dari kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya yang lain,iya mulai menembus hutan perawan tanpa ada jalan setapak pun,iya membawa sebuah kelapa sebagai tanda dimana nantinya iya berhenti melakukan perjalanan jikalau kelapa yang iya bawa sudah mengeluarkan kecambah dari tempurung nya,kelapa itu selalu disiram setiap hari agar cepat mengeluarkan kecambah nya.
Hutan dan sungai serta pedukuhan iya lalui dengan sabar,namun kecambah Buah kelapa belum juga ada tanda-tanda muncul,entah berapa Minggu perjalanan Bungas Jagau,hingga akhirnya iyapun sampai di suatu tempat yang terdapat sebuah pedukuhan yang dikepalai oleh kepala dukuh,iya berniat singgah sebentar untuk numpang nginap dan mencari makanan,namun sebelumnya iya turun ke sungai untuk menyirami buah kelapa yang iya bawa,dan anehnya setelah iya siram dengan air sungai itu tiba-tiba kecambah Buah kelapa keluar dengan warna putih kemerahan,dan itu menandakan kalau perjalanannya sudah mencapai tujuan.
 Setelah itu iyapun mempersiapkan dirinya untuk melaporkan diri kepada kepala dukuh tersebut untuk diizinkan menjadi warga dukuh tersebut selama iya masih diterima.
Kedatangan Bungas Jagau disambut baik oleh kepala dukuh,bahkan setelah beberapa bulan tinggal di dukuh tersebut sang Bungas Jagau diangkat sebagai anak oleh kepala dukuh itu karena mengingat jasa Sang Bungas Jagau yang banyak sekali membantunya memutuskan perkara selama iya berada di pedukuhan tersebut,Sang Bungas Jagau juga dianggap mampu mengantikan posisinya sebagai kepala dukuh jikalau kepala dukuh sedang berhalangan.
Di kesempatan itu juga Sang Bungas Jagau menimba ilmu kaji dinding diri untuk melindungi dirinya dari kejaran isterinya yang sudah iya ketahui adalah keturunan Hantuen atau makhluk jadi-jadian,ayah angkatnya kepala dukuh itu adalah orang yang dikenal mampu mengobati berbagai penyakit aneh dan mampu melindungi segenap anggota pedukuhan dari berbagai jenis teluh maupun santet,karena iya sudah mengetahui kisah Sang Bungas Jagau dan isterinya Puteri Bungsu Antang Taong dari Bungas Jagau sendiri,maka iyapun menurunkan segenap ilmu kesaktiannya kepada anak angkatnya Sang Bungas Jagau.
Sal waktu berbulan-bulan saja pedukuhan itu menjadi makmur dan sejahtera berkat bantuan Sang Bungas Jagau,itulah jasa Sang Bungas Jagau selama di pedukuhan yang terdapat di tepian Sungai Malahoy yakni di bagian Pambelep Andau (Barat).

  Sementara itu di tempat lain yakni Baras Samayang di kediaman Tumenggung Antang Taoi,tiba-tiba para Jipen rakyat Antang Taoi menjadi gaduh karena kedatangan Antang Taong dan isterinya Tapih yang diikuti oleh seorang wanita cantik jelita yang sedang hamil dan disertai oleh beberapa orang Jipen-jipennya,kegaduhan itu dikarenakan kedatangan mereka yang tidak diundang dan dianggap telah melanggar perjanjian dalam perdamaian puluhan tahun yang lalu.
Meskipun demikian,sebagai seorang Tumenggung,Antang Taoi segera menghentikan kegaduhan itu karena sudah menjadi kewajiban seorang Tumenggung untuk mengetahui tujuan kedatangan tamu tak diundang itu.
Tumenggung Antang Taoi mempersilahkan rombongan Antang Taong untuk masuk ke Betangnya dan menanyakan maksud dan tujuan kedatangan mantan anak angkatnya.
  Antang Taong menceritakan kejadian awal terjadinya pertemuan Puteri Bungsunya dengan Sang Bungas Jagau hingga akhirnya Puteri Bungsunya hamil seperti yang terlihat sekarang ini.

  Karena Puteri Bungsunya sudah Syah sebagai isteri dari putera Tumenggung Antang Taoi yakni Sang Bungas Jagau,maka dengan demikian keduanya sudah menghapuskan perjanjian dalam perdamaian puluhan tahun silam,Antang Taong bermaksud meminta pertanggung jawaban dari Sang Bungas Jagau untuk menerima Puteri Bungsunya apa adanya sebagaimana layaknya seorang isteri yang Syah,karena merekalah yang akan menyatukan kembali Persatuan yang telah porak poranda puluhan tahun lalu.
Tumenggung Antang Taoi tidak dapat menolak dan menerima keinginan Antang Taong ,hal ini disebabkan karena yang layak memilih isterinya adalah Bungas Jagau sendiri,iya tidak bisa memaksa kehendak puteranya karena takut kehendak puteranya berbeda dengan kehendak mereka semua. Mengenai terjalinnya kembali Persatuan yang dimaksud Antang Taong hanyalatergantung kepada setuju tidaknya Sang Bungas Jagau.
Karena Sang Bungas Jagau melarikan dirinya untuk menghindar,maka itu berarti Persatuan antara keturunan mereka juga belum pasti dan sebaiknya untuk penyelesaian perkara ini hanyalah menunggu kedatangan yang bersangkutan.

Karena jawaban Tumenggung Antang Taoi yang demikian,Antang Taong dan rombongannya pun kembali ke hulu sungai Rasen dengan berbagai perasaan kecewa atas tindakan Sang Bungas Jagau.
  Satu-satunya jalan untuk kembali ke Baras Samayang hanyalah hadirnya Sang Bungas Jagau dan bertanggung jawab atas kehamilan puterinya,namun entah kapan kembalinya Sang Bungas Jagau dari perantauannya.
Karena merasa berharap yang tidak pasti,maka Antang Taong menyarankan kepada putrinya untuk menyusul kepergian sang suami yang tidak diketahui rimbanya,dan jalan pintas nya adalah menggunakan kebudayaan Hantuennya untuk terbang mengelilingi alam semesta,dengan demikian maka Sang Bungas Jagau akan segera ditemukan keberadaanya.
Tepatnya pada malam bulan purnama Antang Taong dan isterinya Tapih membantu puterinya menggunakan kebudayaan Hantuen untuk terbang mencari suaminya,yakni Bungas Jagau.
Malam itu juga puterinya melepaskan kepalanya dari tubuhnya dan terlihat kilatan darah yang keluar laksana kilaitan bola api yang siap membakar apapun yang terkena potongan kepala puterinya itu,kepala puterinya pun langsung terbang keluar dari kamarnya menuju kearah langit dan menghilang karena lepas dari pandangan mata,iya mulai mengelilingi dunia mencari suaminya yang telah pergi meninggalkannya dan lupa untuk pulang kembali.
Antang Taong dan isterinya Tapih memantau keadaan puterinya dari kejauhan dengan kebudayaan Hantuen yang mereka miliki,serta tugas mereka adalah menunggu tubuh Puteri mereka yang terbaring tanpa gerak bagaikan mati karena bagian perut serta hati dan jantungnya ikut terbawa terbang bersama kepalanya yang telah lepas landas untuk berhari-hari lamanya tidak akan kembali,bahkan iya tak akan kembali Tampa Sang Bungas Jagau suaminya.

  Sementara itu di aliran sungai malahoi disebuah pedukuhan Sang kepala dukuh melibat kan anak angkatnya Sang Bungas Jagau untuk ikut serta mengatur dan memimpin jalanya upacara Ritual kematian tingkat terakhir yang dihadiri oleh pengunjung dari berbagai daerah di bagian Pambelep Andau.
Ditengah keramaian orang-orang yang hiruk pikuk tiba-tiba kejadian aneh menggemparkan keramaian tersebut,dimana Sang Bungas Jagau melompat ke sana kemari sambil meminta tolong kepada ayah angkatnya,iya seperti menghindari sesuatu yang tidak terlihat oleh orang lain,melihat kejadian aneh itu,sang kepala dukuh mencabut mandaunya dan menebas ke sekeliling Sang Bungas Jagau meskipun iya tidak melihat apapun.
Karena kecapean Sang Bungas Jagau akhirnya tersungkur di tanah,dan pada saat itu juga tiba-tiba ada kepala manusia menempel di leher sang Bungas Jagau dengan wajah yang sama dan suara yang sama sehingga Sang Bungas Jagau seolah-olah mempunyai dua kepala yang berlawanan perkataan dan kehendak.
Hal ini dikarenakan perut,jantung hati dan sebagainya serta kepala isterinya Puteri Bungsu Antang Taong telah menyatu pada tubuhnya disaat kepalanya berubah menjadi dua.
Ayah angkatnya Sang kepala dukuh tidak tahu harus berbuat apa selain memotong salah satu kepala yang Sang Bungas Jagau,namun hal itu juga tidak bisa iya lakukan karena iya tidak tahu yang mana kepala asli Sang Bungas Jagau dan yang mana yang palsu.
Yang sebelah kanan menginginkan kepala dukuh menebas kepala kiri,namun kepala kiri juga berkata supaya kepala yang di bagian kanan yang harus ditebas,begitu seterunya sehingga akhirnya kepala dukuh tersebut menyarangkan kembali mandaunya karena iya takut salah Tebas sehingga harus terbebas kepala Bungas Jagau yang asli,yang iya bisa lakukan hanyalah merestui Bungas Jagau kembali pulang bersama isterinya,hal ini dilakukan karena iya tahu diantara salah satu kepala sang Bungas Jagau adalah kepala sang isterinya Puteri Bungsu Antang Taong.
  Hari itu juga Sang Bungas Jagau meninggalkan pedukuhan Malahoy untuk kembali ke Baras Samayang dengan berkepala dua yang paras wajahnya sama bagaikan pinang dibelah dua alias kembar.
Ditengah perjalanan pulang Sang Bungas Jagau terus membujuk Isterinya supaya melepaskan kepalanya dari lehernya,namun usahanya tetap sia-sia,sang isteri yang kepalanya sudah menyatu tidak mau terlepas lagi,hingga akhirnya mereka tiba disebuah sungai yang tidak jauh lagi dari Baras samayang dan di sana terdapat sebuah KALEKA (Bekas pedukuhan yang sudah ditinggalkan dan di tumbuh berbagai macam pohon buah-buahan).
Buah-buahan di KALEKA tersebut rata-rata sudah matang,Sang Bungas Jagau bertanya pada isterinya buah apakah kiranya yang iya inginkan sebagai KIDAM bagi anak yang dikandungnya,jikalau ada buah yang diinginkannya maka Sang Bungas Jagau akan memanjat buah untuk isterinya yang sedang hamil,namun semua buah yang sudah matang tidak disukai isterinya,hingga akhirnya Sang Bungas Jagau dengan kepala dua nya sudah mencapai ujung dari KALEKA tersebut,dimana suatu terdapat sepotong Tunggul kayu yang tidak bisa disebutkan namanya (sangkalemu Hantuen),dan tidak jauh dari Tunggul tersebut terlihat sebatang pohon KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG yang sedan berbuah sangat lebat dan kelihatan sudah matang,namun sebenarnya buah tersebut belum merata matang karena buah tersebut tidak pernah matang bersamaan dengan buah sejenisnya,iya selalu tertinggal musimnya.
Ketika mata isterinya melihat buah kayu tersebut tiba-tiba air liurnya menetes dan iya berkata kepada suaminya untuk mengambil buah tersebut,namun Bungas Jagau menolak permintaan isterinya karena tidak mungkin iya memanjat buah denga berkepala dua,sementara salah satu kepalanya tidak dapat iye kendalikan seperti kepalanya sendiri,Sang Bungas Jagau malah mempercepat langkahnya sehingga mendekati Tunggul sangkalemu Hantuen tersebut,tepat di dekat Tunggul tersebut langkahnya terhenti karena isterinya berkata ingin melepaskan diri dari leher Sang Bungas Jagau asalkan Sang Bungas Jagau mau memanjat buah SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG tersebut.
  Sang Bungas Jagau Jagau perlahan-lahan memegang salah satu kepala yang melekat di lehernya lalu mencopotnya hingga terlepas dan iya letakan secara perlahan di atas Tunggul sangkalemu Hantuen yang berada dipinggiran jalan KALEKA tersebut.
Baik Bungas Jagau maupun isterinya Puteri Bungsu Antang Taong,kalau Tunggul tersebut adalah Tunggul sangkalemu Hantuen,kejadian itu murni tidak disengaja,namun kejadian tersebut disengaja oleh kekuasaan Tuhan yang tiada batasnya.
Setelah melepaskan kepala isterinya,Sang Bungas Jagau bergegas mendekati  Pohon KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG tersebut lalu memanjatnya Hinga sampai pada dahan pertama,iya perlahan mencabut mandaunya dan memotong dahan pertama,namun iya memotong dengan tidak menjatuhkan dahan dan buah tersebut,iya malah menarik dahan tersebut lalu melemparkannya kearah kepala isterinya yang berada di atas Tunggul dengan niat agar dahan tersebut bisa meremukan kepala yang di atas Tunggul tersebut,namun isterinya berkata "SALA BIDIK" sehingga dahan tersebut seolah-olah melayang kearah lain dan meleset,sejak itu sang isteri sudah mengetahui niat Bungas Jagau ingin membunuhnya,namun iya tidak bisa bergerak sedikitpun dari atas Tunggul tersebut lebih-lebih untuk terbang seperti semula,Sang Bungas Jagau masih belum menyadari kalau Tunggul kayu tersebut adalah Tunggul Sangkalemu Hantuen sehingga iya kembali memotong dahan kedua dan melemparnya kearah kepala di atas Tunggul tersebut,lagi lagi kepala isterinya berkata: "SALA BIDIK",sehingga dahan yang tepat jatuh menimpanya kembali melayang kearah lain,begitu seterusnya hingga dahan yang tersisa hanyalah Satu dahan yakni dahan bagian ujung pohon buah tersebut,sebelum memotong dahan,Sang Bungas Jagau teringat pesan ayah angkatnya di pedukuhan Malahoy kalau yang kena bisa meleset hanya sasaran memiliki ilmu Kata Salah,dan cara membuatnya mengenai sasaran adalah dengan ilmu kesaktian mengenai yang tidak bisa salah dari bagian Panca Indera,setelah itu sang Bungas Jagau memotong dahan untuk yang terakhir kalinya bersamaan dengan gelak tawa dari atas Tunggul yang mengejeknya,Sang Bungas Jagau memotong ujung dan pangkalnya,setelah itu iya membaca mantera menyebutkan salah satu indera yang tidak pernah salah meskipun ditempat yang jauh,lalu iya dengan cepat melempar dahan tersebut ke arah kepala diatas tunggul,lagi-lagi kepala diatas Tunggul tersebut berkata "SALA" dan ketika itu juga Sang Bungas Jagau menarik kembali dahan yang di pegangnya,dan ketika kepala dia atas Tunggul menyebutkan kalimat kedua yakni "BIDIK" Sang Bungas Jagau melemparkan ulang dahan yang ditariknya.
Dahan KAYUN SANGALANG GARING NAMBALAU TINGANG meluncur dengan cepat kearah kepala diatas Tunggul dan ternyata tidak lagi melayang kearah lain,namun tepat pada sasaran sehingga meremukan kepala Isterinya yang merupakan makhluk jadi-jadian alias HANTUEN hingga tewas ditempat itu.
Sang Bungas Jagau perlahan-lahan turun dari pohon buah yang ia pnjat,sesampai ditanah ia segera bergegas menuju Tunggul tempat ia letakan kepala isterinya,namun aneh nya setelah kepala isterinya menghembus napas terakhir,tiba-tiba kepala itu lenyap tanpa bekas,ia sendiri tidak tahu kemana hilangnya.
Sang Bungas Jagau termenung sesaat memikirkan mengapa kepala isterinya tidak terbang untuk menghindari lemparan dahan semenjak awal iya mulai melemparkannya,kalau tidak ada masalah tentunya sudah sejak tadi iya terbang menyerang Bungas Jagau semenjak ia mengetahui niat Sang Bungas Jagau membunuhnya.
  Bungas Jagau kini menyadari kalau Tunggul tempatnya meletakan kepala isterinya adalah Tunggul kayu Sangkalemu Hantuen,meskipun itu hanyalah fiktif iya tetap meyakini kekuatan alam yang terkandung dalam Tunggul tersebut.
Apakah nama pohon kayu yang sudah menjadi Tunggul itu?
Yang tahu jawabannya hanyalah Sang Bungas Jagau sendiri karena dari dekat permukaan tanah terlihat olehnya cabang yang tumbuh dan berdaun,dari situlah Sang Bungas Jagau mengetahui Kayu untuk Sangkalemu Hantuen.
 Sang Bungas Jagau juga merasa sangat bersyukur atas ilmu kesaktian yang ia dapatkan dari ayah angkatnya kepala pedukuhan Malahoy,untuk itu iya merayakan kemenangannya atas keberhasilannya melepaskan diri dari isterinya yang merupakan mahkluk jadi-jadian Hantuen yang akan mencemari keturunan Tumenggung Antang Taoi dan umat manusia lainya,dan ini semua adalah berkat bimbingan ayah angkatnya kepala dukuh Malahoy.
Untuk merayakan kemenangannya maka iya pun turun ke sungai di KALEKA tersebut untuk mandi dan sekaligus memberikan nama sungai tersebut Sungai Malahoy,hal ini bertujuan untuk mengenang jasa ayah angkatnya yang telah mengajarinya berbagai ilmu kesaktian.
 Dari kejadian dia atas jelaslah sudah kalau suku Dayak adalah suku yang lengkap dengan berbagai macam ilmu kesaktian,baik dari orang-orang Dayak sendiri maupun dari bantuan kekuatan alam semesta seperti tumbuh-tumbuhan dan makhluk gaib lainya seperti penghuni alam lingkungan,salah satu contohnya adalah Antang (burung elang),yang turut membantu melindungi Sang Bungas Jagau dari alam gaib tanpa disadari oleh Bungas Jagau sendiri.

  Sementara itu di hulu Rasen,tepatnya di kediaman Antang Taong diselimuti oleh duka atas meninggalnya Puteri Bungsunya yang sedang mengandung anak dari Sang Bungas Jagau,suasana duka itu menimbulkan dendam yang tiada batasnya,sehingga tersusun rencana Antang Taong menyerang Baras Semayang untuk menghancurkan barasa Semayang. Begitu selesai penguburan puterinya Antang Taong dan isterinya Tapih beserta jipen-jipen yang sudah menjadi menantu mereka menyerang Baras Semayang hingga menimbulkan korban yang begitu banyak namun akhirnya mereka pun terpukul mundur dan kembali ke hulu Rasen.
  Begitu juga dengan Tumenggung Antang Taoi dibaras Samayang,mereka pun memutuskan Untung berpindah ke kampung halaman asalnya yakni Desa Sepang Simin,iya mengalah untuk menang tanpa mengorbankan Jipen rakyatnya untuk yang kesekian kalinya dalam menghadapi Antang Taong dan Tapih.
Namun kabar itu sampai ditelinga Sang Bungas Jagau sehingga menuntun kakinya untuk menyerang ke hulu Rasen sendirian.
Sesampainya di Hulu Rasen Sang Bungas Jagau menemukan puing-puing keruntuhan kediaman Antang Taong dan isterinya Tapih,tempat itu bagaikan baru saja terjadi badai prahara dan tidak ada seorang pun iya temukan disana,mayat-mayat bergelimpangan,namun anehnya mayat Antang Taong,Tapih dan anak menantunya yang lain tidak ditemukan,dan Bungas Jagau memutuskan untuk mencari mereka sampai ketemu,semua sungai ia jelajahi sehingga tidak ada tempat yang tertinggal disepanjang sungai Rungan dan sungai-sungai lain Simpang dari sungai Rungan,namun orang-orang yang dicarinya tidak ditemukan juga,seolah-olah Antang Taong dan keluarganya lenyap ditelan bumi,dan hingga di jaman sekarang tidak diketahui jelas keberadaan keturunan Antang Taong dan Tapih atau keturunan Angkes dan Tahuman,namun anehnya sampai sekarang masih saja ada isu-isu adanya Hantuen disekitar kehidupan kita.
Nah pemirsa demikianlah sebagian kecil dari cerita Rakyat ASAL USUL HANTUEN di Batang Danum Sempeng Jarenang (Sungai Rungan).
 Dan tentunya kita tahu ada beberapa kejadian Hantuen lainya di daerah lain seperti Lauk En,Hambaul dan lain sebagainya di sekitar Kita dari Sabang sampai Merauke,namun bahasanya saja yang berbeda.
Sebenarnya Hantuen adalah jelmaan setan yang merasuki manusia sebagai tindak lanjut setan menggoda Adam dan Hawa,setan menggoda Raja Bunu dan Hampatung Tanteluh Petak.
Setan merupakan seorang malaikat penggoda manusia untuk melawan kehendak Tuhan.
Didalam ajaran Agama Hindu Kaharingan Awal setan terjadi dari bayangan Manyamei Malinggar Langit dan isterinya Kameluh Bajarumat Hintan sebagai manusia ciptaan Ranying Hatala yang gagal menjadi manusia karena mereka jatuh kedalam dosa yakni "Bersekutu dengan Setan untuk menciptakan langit,Bumi,Bulan,Bintang dan matahari" sehingga yang setan yang merupakan Bayangan Manyamei Malinggar Langit dan isterinya Kameluh Bajarumat Hintan menempati alamnya sendiri yakni Alam yang mereka ciptakan bersama,Setan itu di menamakan dirinya Manyamei Tempun Telun TINGANG dan Kameluh Tempun Tiyawun Tingang,mereka berdua lah yang berketurunan Angui Mamalingai Bungai sebagai setan yang berkuasa di langit,sedangkan setan yang menurunkan bibitnya menggoda manusia di bumi bernama Garahasi.
Air liur Garahasi lah yang menjadi Lauk En dan merupakan kejadian Pertama Hantuen sebelum Angkes dan Tahuman.
Selanjutnya setan menggoda manusia kembali dengan Hambaul (cacing besar) yang juga adalah Asal Usul Hantuen yang terakhir kalinya kita ketahui yakni di jaman Tumenggung Malwahening (Tumenggung Hening) dari desa Luwuk Tukau di Batang Danum Pahampan Barun.
 Sekian dulu cerita rakyat Kalimantan tengah,sampai berjumpa kembali dilain cerita dari admin yang lain.
 

       TAMAT

Minggu, 14 Mei 2017

ASAL USUL HANTUEN


 Seri 4:
  Tragedi Cinta Sang Bungas Jagau.

  Malam itu Antang Taoi berhasil mengalahkan makhluk aneh jelmaan Antang Taong dan isterinya Tapih sehingga makhluk aneh tersebut berubah menjadi Antang Taong dan dan Tapih anak angkatnya,Antang Taoi sudah menduga sebelumnya jikalau makhluk tersebut adalah jelmaan dari Antang Taong dan isterinya Tapih,sehingga iya tidak tega menggunakan ilmu Sumpah Maruhum untuk mengalahkan makhluk tersebut sekaligus menjadikan makhluk jadi-jadian tersebut tidak dapat berubah dari bentuk makhluk aneh tersebut,hingga akhirnya Antang Taong dan Tapih mengakui masalah mengapa mereka menyerang ayah angkatnya Tumenggung Antang Taoi.
Dimalam itu juga Antang Taong dan isterinya Tapih meminta maaf atas kesalahan yang telah mereka lakukan selama ini untuk menyaingi kekayaan dan kemakmuran ketumenggungan Baras Samayang yang dipimpin oleh Antang Taoi,mereka berdua meminta damai akan masalah itu dan anggaplah tidak pernah terjadi karena masalah itu adala kekhilafan mereka berdua. Antang Taoi adalah tumenggung yang penuh dengan belas asih kepada jipen rakyatnya,lebih-lebih kepada anak angkatnya Antang Taong dan isterinya Tapih,sehingga malam itu terjadilah perdamaian dihadapan seluruh Rakyat Baras Semayang termasuk jipen rakyat Antang Taong dan isterinya Tapih juga mengikuti perdamaian tersebut,dan dalam perdamaian tersebut Antang Taong dan isterinya Tapih beserta jipen-jipennya tidak diperbolehkan untuk tinggal di Baras Samayang dan tidak akan pernah mengganggu kedamaian dan kesejahteraan Antang Taoi beserta keluarga dan jipen rakyatnya di Baras Samayang kalau jikalau diluar kesepakatan kedua belah pihak.
Antang Taong dan isterinya Tapih menerima syarat perdamaian itu sehingga pada hari berikutnya Antang Taong dan isterinya Tapih serta jipen-jipennya segera mengangkut barang-barang rupa tangan mereka selama berkeluarga,mereka pindah ke suatu tempat yang sudah ditunjuk oleh Tumenggung Antang Taoi yakni di sebuah tempat yang disebut dalam bahasa dahulu yaitu  Hulu Sungai "Batang Danum Kurik Nipeng Hinting Bawak Lamiang  (Sugai Rasen)" dan batang danum tersebut merupakan anak dari "Batang Danum Sempeng Jarenang,Guhung Kamndih Sambang (Rungan)". Mereka akan menempati sungai itu supaya keturunan mereka tidak bercampur aduk.
Demikianlah sejarahnya sehingga Antang Taong jelmaan dari ikan Tahuman/Tomang dan isterinya Tapih jelmaan dari hewan Eidna/Angkes diasingkan ketempat tersembunyi jauh dari keramaian manusia dan perkampungan orang banyak di sepanjang Batang Danum Sempeng Jarenang (Rungan),Batang Danum Pahampan Barun,Guhung Kanikap Penyangga (Manuhing) dan Batang Danum Nyahu Maruang Duhung,Guhung Tambarirang Nahasak Hanyi (Sungai Kahayan).
 Di hulu sungai Rasen tersebutlah Antang Taong dan isterinya Tapih melahirkan anak-anak mereka dan menikahkan anak-anak mereka dengan anak-anak jipen-jipennya,hal ini dilakukan atas permintaan Antang Taoi supaya keturunan mereka tidak bercampur aduk dengan keturunan manusia asli yang tidak beralam dua (bukan Hantuen).
Dan mulai saat itulah Keturunan Hantuen disebut Keturunan jipen. Keturan jipen juga mulai pada saat itu terbagi menjadi dua yakni:
-Keturunan Jipen manusia asli
-Keturunan Jipen Hantuen.
-Keturunan Jipen manusia asli adalah keturunan jipen yang tidak tercemar oleh darah Hantuen,sedangkan keturunan jipen Hantuen adalah keturunan Antang Taong dan isterinya Tapih yang melakukan perkawinan dengan jipen-jipen mereka sendiri.
  Kita tinggalkan kehidupan Antang Taong dan isterinya Tapih disungai Rasen,kita kembali beralih ke Baras Samayang yang dipimpin oleh Antang Taoi yang di bantu oleh anak-anaknya yang semuanya tampan dan gagah berani,kini kedua Puteri Antang Taoi juga sudah menikah,tinggal 3 puteranya yang belum menikah,dan ketiga puteranya semuanya hobi berburu binatang,ilmu berburu mereka diturunkan oleh saudara angkatnya Antang Taong semasa iya mengabdi di Baras Samayang,bagaimana ciri hutan yang memiliki banyak binatang buruan,bagaimana ciri sungai yang banyak ikannya,bagaimana ciri tanah yang bagus untuk bertani,bagaimana ciri lokasi yang banyak emas dan intan nya semua sudah diajarkan oleh angkat mereka Antang Taong selagi mereka masih kecil.
Kini ketiganya sudah dewasa dan mendalami ilmu yang diajarkan oleh Paman angkatnya untuk dipraktekkan.
Setiap hari mereka berangkat berburu dan tidak pernah pulang dengan tangan hampa hingga bertahun-tahun lamanya,dan mereka bertiga hapal semua tempat sehingga tidak bisa tersesat di dalam lebat dan luasnya hutan,terkadang mereka bersaing dan berburu secara terpisah,terkadang bersama-sama,semua tempat di hutan sudah pernah mereka lalui untuk berburu,dan lama kelamaan tempat berburu mulai berkurang hewan buruannya sehingga perburuan ketiga putera Antang Taoi tersebut semakin berkurang,namun ada satu tempat yang tidak pernah dimasuki untuk tempat berburu karena ayah mereka Tumenggung Antang Taoi melarang mereka berburu kearah tersebut,ketiga putera Antang Taoi adalah anak-anak yang patuh terhadap orang tuanya,mereka tidak pernah berbohong dalam berkata dan bekerja,sehingga ayah mereka berani melepaskan mereka berangkat sendiri tanpa adanya bimbingan langsung dari Tumenggung Antang Taoi.
Kini kedua puteranya sudah menikah dan hanya tinggal yang bungsu,sebut saja namanya Sang Bungas Jagau (nama inisial),dikatakan Bungas Jagau adalah seorang Pemuda Tampan dan Pemberani pantang mundur.
Karena hanya Bungas Jagau yang belum menikah maka iya pun menyibukkan hari-harinya dengan berburu sendirian tanpa ditemani kedua kakaknya,hingga suatu saat iya tidak bertemu dengan buruan meskipun suara kadal yang berlari,iya terus berjalan sehingga semua sudut hutan iya lewati,namun iya bagaikan berburu dalam sunyi bumi merdeka atau alam lingkungan yang sangat sepi sehingga tidak ada apapun yang bisa iya temui. Kini hanya daerah sungai Rasen yang belum iya jamah,namun tempat tersebut adalah tempat larangan orang tuanya yakni Tumenggung Antang Taoi.
Bungas Jagau kini bingung harus bagaimana,sungguh tidak mungkin rasanya iya pulang tanpa hewan buruan,berhari-hari iya tidak pulang ke Baras Samayang hanya untuk mencari binatang buruan,haruskah sekarang iya pulang dengan tangan hampa?
  Tiba-tiba sang Bungas Jagau berdiri dan iya berpikir mengapa ayahnya melarang mereka berburu daerah tersebut,apakah gerangan yang ada di sana sehingga tidak boleh ada manusia pergi ke sana?
Apakah mungkin orang yang masuk ke sana tidak pernah kembali dengan selamat?
Jikalau memang demikian,sebaiknya aku hentikan penghalang di daerah tersebut supaya nantinya anak cucu nantinya bisa leluasa memasuki daerah tersebut karena daerah itu juga termasuk daerah sungai rungan.
Bungas Jagau melangkahkan kakinya masuki sungai Rasen,namun iya tetap tidak menemukan binatang untuk buruannya lebih-lebih untuk dimakan,padahal stok makanan yang dibawanya sudah habis.
Hari mulai sore,matahari kini sudah memerah di ufuk barat,Bungas Jagau berniat untuk memotong jalan untuk pulang ke Baras Samayang karena iya tidak menemukan apa-apa di sungai Rasen,namun iya malah tersesat,berkali-kali iya selalu kembali ke tempatnya semula sehingga iyapun terpaksa menginap ditempat itu,iya tertidur dengan perut lapar semalaman,dipagi harinya iya bengun dari tidurnya dan iyapun turun ke sungai Rasen untuk mencuci muka sebelum melanjutkan perjalanan,namun iya di kejutkan oleh suara ayam jantan berkokok yang samar-samar terdengar dari arah hulu sungai Rasen,iya mengorek-ngorek telinganya denga jari kelingkingnya untuk mempertajam pendengarannya,namun suara ayam berkokok tadi tidak terulang  kesekian kalinya dan iyapun menganggap itu hanya pendengaran hampa belaka. Sang Bungas Jagau pun turun ke sungai dan mencuci mukanya,alangkah kagetnya iya karena air yang iya gunakan untuk mencuci muka nya ternyata bercampur sekam dan dedak padi yang tenggelam di dalam air sehingga iya tidak melihatnya,iya menoleh kearah sumber arus air dan terlihat olehnya sekam dan dedak terapung di atas air lalu terjun bersama riam kacil disungai itu hingga tenggelam oleh derasnya riam kecil itu,di dalam hatinya mengatakan kalau di hulu sungai tidak jauh dari tempatnya berdiri terdapat sebuah pemukiman manusia,namun hatinya bertanya-tanya,siapakah yang tinggal di tengah hutan seperti ini?
 Karena rasa penasarannya Sang Bungas Jagau mengurungkan niatnya untuk kembali ke Baras Samayang,iya pun memutar arah menuju tempat yang dicurigai ada pemukiman manusia,iyapun tiba di sebuah tempat pemukiman,dan iya di sambut ramah oleh seorang gadis cantik jelita bagaikan bidadari,g Adis itu tiada lain adalah Puteri bungsu kakak angkatnya  si Antang Taong,rupanya kehadiran Sang Bungas Jagau sudah diketahui oleh Antang Taong sehingga iya menyuruh putrinya menyambut kedatangan Bungas Jagau dengan ramah,Bungas Jagau benar-bemar tidak menyadari akan hal itu,iya dibutakan oleh kecantikan sang Puteri bungsu Antang Taong,sampai-sampai membayangi dalam alam tidurnya,iya sudah berhari-hari tinggal disitu dan tidak ingat akan tempat asalnya Baras Samayang.
Semakin hari Bungas Jagau semakin akrab dengan Puteri bungsu Antang Taong dan mereka pun saling jatuh cinta hingga mereka dinikahkan oleh Antang Taong tanpa pemberitahuan kepada Tumenggung Antang Taoi.
Di lain pihak Tumenggung Antang Taoi sudah mengetahui keberadaan anak putera bungsunya Sang Bungas Jagau,hal ini di ketahui dari saudara gaibnya melalui upacara ritual Manajah Antang,saudara gaibnya itu bernama Antan Pintih,sehingga Tumenggung Antang Taoi tidak menghawatirkan puteranya yang tidak pulang-pulang selama berhari-hari lamanya.

  Hari semakin berlalu,kisah cinta Sang Bungas Jagau dan isterinya Puteri bungsu Antang Taong kini membuahkan kehamilan Puteri bungsu Antang Taong tersebut,hari-hari mereka lalui dengan penuh kebahagiaan,dan Sang Bungas Jagau bagaikan terbangun dari mimpi,iya tiba-tiba teringat akan orang tuannya dan merasa perlu untuk pulang menemui orang tuanya untuk mengabarkan berita gembira ini. Iya juga ingin kedua orang tuanya tahu kalau menantunya yang satu ini kecantikannya tiada bandingnya di sepanjang sungai Rungan,sungai Manuhing dan sungai Kahayan,lebih-lebih di Baras Samayang,namun iya merasa ada satu yang kurang untuk diceritakan kepada kedua orang tua dan segenap keluarganya yang lain yaitu: Selama iya menjadi suami Puteri bungsu Antang Taong iya tidak pernah mandi bersama isterinya meskipun sekali,setiap kali iya membawa isterinya untuk mandi bersama selalu saja ada kesibukan isterinya,namun setelah selesai kesibukan isterinya ketika dibawa untuk mandi bersama isterinya malah sudah mandi,iya merasa disia-siakan saat ingin mandi bersama.
Hal ini tentunya mengundang penasaran dan memilik keanehan,sehingga suatu saat Sang Bungas Jagau pagi-pagi sudah mandi tanpa menunggu isterinya,seperti biasa isterinya selalu sibuk saat iya membawa isterinya mandi bersama,Sang Bungas Jagau mengawasi kesibukan isterinya secara diam-diam,sehingga tibalah saat isterinya mandi,iya menuju sebuah telaga yang agak jauh dari tempat kediaman mereka,Sang Bungas Jagau mengikutinya secara diam-diam dan bersembunyi di tempat yang tidak jauh dari telaga.
Sang isteri kini mulai melepaskan pakaiannya untuk mandi,tanpa disadarinya Sang suaminya Bungas Jagau mengawasinya dari tempat yang tidak jauh dari tempat permandian nya.
Puteri bungsu Antang Taong mulai menyodok air dengan tempurung kelapa yang dibuat tangkai nya dari kayu,pertama-tama iya menyiram telapak kakinya,perlahan naik kebagian lutut dan paha,dan setelah itu menyirami bagian perut,dada dan bahu lalu berhenti sejenak sebelum melanjutkan untuk menyirami kepadanya agar berkeramas.
Sang Bungas Jagau terkagum-kagum melihat kecantikan isterinya sendiri,selain kecantikannya iya juga mengetahui"PATUA MANDUI".
Sang Bungas Jagau tahu betul fungsi permandian seperti itu karena sewaktu masih kecil iya dia ajarkan oleh kedua orang tuanya supaya setiap mandi harus dengan cara seperti itu,lebih-lebih setelah tidak tidur semalaman ataupun setelah tertimpa cahaya matahari yang panas di ladang,hal itu bertujuan untuk mengeluarkan panas dari dalam tubuh sebelum menyiram bagian kepala,apabila panas belum keluar dan langsung menyiram kepala maka akibatnya bisa fatal,karena di dalam tubuh manusia itu sebenarnya sangat panas,saking panasnya tulang yang ditelan dan masuk kedalam perut akan menjadi kapur.
Cobalah bayangkan jikalau besi panas disiram dengan air dingin,dan sudah tentu yang terjadi adalah keretakan pada besi tersebut,begitu pula dengan tubuh manusia.
Sang Bungas Jagau terus mengawasi isterinya yang sedang mandi sampai iya sudah berkeramas dan sudah saatnya untuk berganti pakaian,namun ternyata setelah itu isterinya bangkit dan berjalan kearah pakaiannya dan mengambil sebotol minyak kelapa lalu kembali berndam di tempat pemandian nya semula,Sang Bungas Jagau yang tadi berencana ingin meninggalkan tempat permandian isterinya mengurungkan niatnya,iya kembali memperhatikan tingkah isterinya mandi,siapa tau iya memiliki PATUA lain untuk mandi,dan tidak salah lagi isterinya mengajukan botol minyak kelapa tersebut kearah matahari pagi sambil membaca mantera beberapa saat,setelah itu isterinya mengurut bagian pusatnya dengan sebelah tangan kanannya karena tangan kirinya kini memegang botol minyak kelapa,lalu tangan kanannya mencabut sebuah benda hidup dari dalam pusatnya,alangkah terkejutnya Sang Bungas Jagau melihat kajadian setelah benda itu tercabut,wajah cantik jelita isterinya yang tiba-tiba berubah menjadi wajah yang sangat mengecewakan,ternyata isterinya memiliki wajah dan kulit terburuk di dunia,dan saat itu juga rasa takut dan penyesalan berkecamuk di dalam hatinya,iya sangat sedih karena wajah cantik isterinya ternyata tidak alami melainkan wajah buatan,sejelek-jeleknya nenek peot lebih jelek lagi wajah isterinya yang sekarang ini sedang mandi,Sang Bungas Jagau mengusap-usapkan kedua matanya berkali-kali seakan tidak percaya dengan apa yang iya lihat,namun kenyataan berkata lain,wajah jelek isterinya tetap saja wajah jelek,iya ingin sekali pergi meninggalkan tempat itu,namun lututnya terasa lemas karena rasa sedihnya sehingga iya harus menyaksikan sampai akhir dari permandian isterinya.
Sementara itu isterinya yang sedang mandi mengoleskan minyak kelapa pada benda hidup yang mirip dengan ular kecil yang iya genggam,iya melepaskan benda tersebut kedalam air,dan benda tersebut bergerak menangkap ikan dan memakan ikan hingga ikan itu mati karena dihisap darahnya,begitu juga dengan isterinya iya melepaskan botol minyak kelapa ketempat semula iya mengambilnya,lalu iya terjun ke sungai dan melompat dari dalam sungai dan tercebur kembali kesungai laksana seekor ikan,untuk sekian lamanya tingkah isterinya mandi pun mencapai puncaknya sehingga iya duduk berendam kembali dan memanggil kembali benda yang iya lepaskan tadi,kejadian aneh kembali terlihat oleh suaminya Sang Bungas Jagau,benda yang dilepaskan isterinya kembali meluncur dari dalam air ke tangan isterinya,isterinya mengusap-usap benda hidup tersebut sambil membaca mantera lalu memasukan kembali benda tersebut ke dalam pusatnya,kejadian menakjubkan kembali terlihat,wajah mengecewakan yang tadi terlihat tiba-tiba berubah menjadi wajah yang lebih cantik dari isterinya yang tadi sebelum iya mandi. Kalau tadi wajah cantik isterinya sebelum mandi bagaikan bulan yang sedang redup tertutup awan tipis,kini bulan redup itu menjadi terang benderang tanpa awan.
  Namun kecantikan itu sudah tidak ada artinya lagi bagi Sang Bungas Jagau karena kecantikan itu hanyalah tipuan belaka,kini iya menyadari mengapa ayahnya Tumenggung Antang Taoi melarang mereka berburu di tempat itu,pada saat itu juga Sang Bungas Jagau diam-diam meninggalkan pemukiman isterinya dan kembali kepada orang tuanya di Baras Samayang untuk menceritakan penyesalanya atas pelanggaran larangan orang tuanya,dan iya meminta maaf atas kesalahan yang iya perbuat,Sang Bungas Jagau kelihatan sangat terpukul atas kejadian yang iya alami bersama Puteri bungsu Antang Taong yang ternyata adalah manusia jadi-jadian (Hantuen).
Untuk beberapa saat Sang Bungas Jagau seperti orang yang kehilangan semangat untuk hidup,namun Sang Tumenggung Antang Taoi adalah orang yang Arif dan bijaksana serta memiliki ilmu kesaktian yang sangat tinggi,sehingga iya mengetahui kearah mana puteranya menghindari masalah yang dihadapinya sekarang,iya juga menyadari kalau musuhnya sekarang tidak bisa dianggap enteng.
Untuk itu iya memberikan arahan kepada puteranya,kemana dan apa yang harus iya perbuat untuk melepaskan diri dari cengkraman Puteri Antang Taong.
  Nah pemirsa cerita terputus disini dulu,suatu saat kita akan melanjutkan ceritanya di ASAL USUL HANTUEN Seri ke 5: Sejarah Sungai Malahoy.
Sampai jumpa...

Selasa, 09 Mei 2017

ASAL USUL HANTUEN



   Seri 3:
 Runtuhnya Persatuan Di Baras Samayang.

  Di hari yang cerah itu kelompok anggota Upacara Tiwah di Baras Samayang yang ditemani seberapa anggota Sampangan Bawin Balian terlihat berbondong-bondong menuju pemakaman alamarhum keluarga mereka yang sudah meninggal dunia untuk digali tulangnya dan disimpan di dalam sandung atau Rumah Tulang.

  Sesampai di pemakaman para anggota Sampangan Bawin Balian segera melaksanakan tugasnya dan dilanjutkan dengan penggalian kuburan oleh anggota yang meniwahkan keluarganya,semua anggota bekerja dengan giat sehingga mempercepat proses penggalian tulang lalu dibersihkan dan disimpan sesuai petunjuk Sampangan Bawin Balian.
  Berbeda hal nya dengan salah satu anggota Tiwah yang merupakan pasangan suami isteri jelmaan dari hewan Eidna/Angkes dan Tahuman/Tomang,di dalam peti mati almarhum anaknya yang baru saja digali untuk diambil tulangnya mereka malah tidak mendapatkan tulang almarhum anaknya meskipun sebesar ujung kuku,yang mereka dapatkan hanyalah Sisik Ikan Tomang dan bulu-bulu tajam dari hewan Eidna,mereka menjadi kebingungan bercampur malu karena tidak tahu apa sebabnya dan harus bagaimana memperlakukan benda berbentuk Sisik Ikan Tomang dan Bulu-bulu tajam hewan Eidna yang mereka dapatkan dari peti jenazah anaknya.
  Antang Taoi dan Sampangan Bawin Balian turut mendekati tempat pemakaman putera Antang Taong dan Rapih,ternyata benar di dalam peti jenazah tersebut tidak ada sedikitpun didapati tulang belulang manusia,Sampangan Bawin Balian mengambil keputusan dengan cepat supaya tidak memgulur waktu supaya Sisik Ikan Tomang dan bulu-bulu hewan Eidna tersebut segera di angkat dan dibersihkan sebagaimana layaknya tulang-tulang almarhum yang lain dan ditempatkan seperti yang lain pula.
Di dalam hati Antang Taong dan isterinya Tapih masih bertanya-tanya,mengapa tulang belulang almarhum anak mereka berbeda dengan tulang belulang almarhum lain,namun pertanyaan itu mereka simpan dalam-dalam dilubuk hati mereka masing-masing,begitu juga dengan Tumenggung Antang Taoi dan Isterinya Lapih (Sang Bawi Kuwu),mereka juga tidak mengerti dengan kejadian tersebut,sehingga pada suatu saat dalam kesempatan yang senggang dan tertutup Tumenggung Antang Taoi menanyakan hal itu kepada Nyai Tamanang,namun Nyai Tamanang tidak segera menjawab,malah iya balik bertanya kepada Tumenggung Antang Taoi siapakah Antang Taong dan isterinya Tapih itu?
Tumenggung Antang Taoi menyatakan kalau Antang Taong dan isterinya Tapih itu adalah anak angkatnya,Antang Taong adalah jelmaan ikan Tomang dan Tapih adalah jelmaan hewan Eidna.
  Antang Taoi menceritakan asal usul keduanya sebagaimana awalnya sehingga Antang Taong dan Tapih menjadi anak angkatnya dan setelah dewasa keduanya lalu dikawinkan.
 Nyai Tamanang mengangguk-anggukkan kepalanya sambil berkata:
Berarti mereka berdua dan keturunannya adalah manusia berjalan dua yang disebut HANTUEN,dan perlu kamu ketahui wahai Antang Taoi,sesungguhnya anak mereka itu belum meninggal dunia secara sempurna,hal ini dikarenakan mereka bukanlah bangsa manusia melainkan bangsa iblis yang berwujud manusia,apabila bangsa mereka meninggal dunia maka rohnya kealam iblis dan mereka sewaktu-waktu masih bisa menggoda manusia. Sedangkan apabila keturunan mereka menikah dengan bangsa manusia maka manusia yang dinikahinya akan tertular menjadi manusia berjalan dua yakni setengah iblis dan setengah manusia,dan apabila orang yang tertular tersebut meninggal dunia maka roh manusia akan kembali kealam Hatala dan roh iblis akan bergentayangan,apabila terjadi hala demikian maka keluarga yang masih hidup akan mendapatkan malu karena disebutkan HANTUEN.
Untuk itu jauhkan anak keturunan kamu dari keturunan Antang Taong dan Tapih.

  Untuk sekian lamanya Antang Taoi menjadi bingung sendiri untuk mencari alasan bagaiman caranya supaya iya bisa menjauhkan anak keturunannya dari keturunan Antang Taong. Beberapa bulan kemudian setelah upacara Tiwah selesai dan Pemulangan Sampangan Bawin Balian ketempat asalnya,Tumanggung Antang Taoi dan isterinya Lapih menemukan solusi supaya anak angkat mereka Antang Taong dan isterinya Tapih membuat tempat mereka sendiri sebagaimana layaknya orang yang sudah menikah dan hidup mandiri,iyapun memberikan beberapa orang jipenya untuk membantu anak angkatnya Antang Taong dan isterinya Tapih untuk memulai perjuangan hidupnya,dan denga demikian Tumenggung Antang Taoi dan isterinya Lapih sudah melepaskan tanggung jawab mereka sebagai orang tua,iya juga menginginkan Antang Taong dan isterinya Tapih bisa hidup makmur seperti dirinya.
Tawaran itu diterima oleh Antang Taong dan isterinya sehingga mereka hidup berlainan Betang tempat tinggal denga Tumenggung Antang Taoi dan Isterinya Lapih.

Karena berlainan tempat tinggal tersebut Antang Taong dan isterinya Tapih berjuang keras untuk menyaingi kemakmuran Tumenggung Antang Taoi segala upaya iya lakukan meskipun itu adalah kecurangan,yang penting baginya iya bisa lebih kaya dan lebih terhormat dari ayah angkatnya Antang Taoi.
Karena Antang Taong dan isterinya Tapih adalah orang yang masing-masing memiliki kelebihan maka dalam waktu beberapa tahun saja kemakmuran dan kekayaan merek sudah menyamai Antang Taoi.
  Didalam hal ini Antang Taoi tidak mau mendapat malu dihadapan rakyat dan jipenya-jipenya,iya mencari tau mengapa perladangan dan pertambangan serta usaha para rakyat dan jipennya tidak ada kemajuan,iya turun sendiri kelapangan kerja mencari penyebabnya,namun disisi lain rencana Tumenggung Antang Taoi sudah diketahui oleh Antang Taong dan isterinya Tapih sehingga mereka melepaskan kesaktian dan kelebihan mereka untuk membuat penyakit yang menyebabkan keluarga dan anaknya jatuh sakit,begitu juga yang dilakukan terhadap jipen dan rakyat Antang Taoi lainya sehingga Antang Taoi harus mengurungkan niatnya untuk menyelidiki penyebab kemacetan kemakmuran jipen dan rakyatnya.
  Akan tetapi Antang Taoi adalah seorang Tumenggung yang Arif dan bijaksana,iya juga adalah orang yang sakti mandraguna,dengan kesaktian nya Antang Taoi berhasil mengobati anak-anaknya dan jipen rakyatnya dari penyakit aneh yang jarang sekali menyerang manusia.
  Melihat hal yang demikian tentu saja Antang Taong jelmaan ikan Tomang tersebut dan isterinya Tapih jelmaan hewan Eidna merasakan kalau kecurangan mereka akan terbongkar dengan cepat atau lambat,untuk itu mereka mengambil kesimpulan untuk memerangi Antang Taoi dan jipen rakyatnya secara secara langsung dengan cara gaib,mereka berdua merubah wujud menjadi berbagai macam binatang atau makhluk aneh,dan barang siapa yang melihatnya akan mati secara perlahan maupun mendadak,hal itu di karenakan binatang atau makhluk aneh tersebut bisa menarik roh orang yang melihatnya dan membuat orang tersebut menjadi mati suri (layau hambarun) karena disimpan di alam lain,dan apabila tidak segera diobati maka orang tersebut benar-benar meninggal dunia.
Kejadian itu banyak menjatuhkan korban jiwa,dan yang menjadi keanehan adalah Antang Taong dan Tapih mampu menyembuhkan penyakit tersebut tanpa mendatangi orang yang sakit,tentu saja hal ini mengundang kecurigaan Tumenggung Antang Taoi,namun Tumenggung Antang Taoi adalah orang yang sabar dan tidak memperlihatkan kecurigaannya kepada kedua anak angkatnya.
Namun di dalam kesabaran Tumenggung Antang Taoi anak angkatnya kembali merubah wujudnya menjadi binatang atau makhluk aneh dan menyerang langsung ke tempat kediaman Antang Taoi,sebagai seorang Tumenggung yang sakti mandraguna,Antang Taoi sudah tentu telah membentengi jipen rakyatnya,lebih-lebih anak dan isterinya sehingga tidak menimbulkan korban dan memancing jelmaan Antang Taong dan Tapih menjadi murka lalu menyerang Tumenggung Antang Taoi secara langsung sehingga menimbulkan kericuhan di kediaman Antang Taoi.
Dalam perkelahian tersebut Tumenggung Antang Taoi berhasil mengalahkan Antang Taong dan Isterinya Tapih dengan ilmu kesaktiannya sehingga keduanya berubah menjadi wujud yang asli mereka yang berbentuk manusia.
Melihat kejadian itu Tumenggung Antang Taoi bertanya ada apa dan mengapa Antang Taong dan Tapih begitu tega melakukan hal itu kepada keluarganya.
Antang Taong dan Tapih menjawab itu hanyalah untuk persaingan hidup,dan mulai hari itu mereka ingin disebut kan namanya jelmaan Ikan Tomang adalah Antang Taong dan isterinya jelmaan Eidna adalah Tapih,karena sebelum mereka mendapatkan kemakmuran,kedua anak angkat Antang Taoi itu bukanlah bernama Antang Taong dan Tapih,namun mereka memiliki nama yang sangat rahasia dan tidak boleh disebutkan di media sosial.

Nah pemirsa,bagaimanakah cerita selanjutnya,a Pakah Antang Taoi bisa memaafkan kesalahan Antang Taong dan Tapih?
Untuk mengetahui jawabannya,tunggulah kelanjutan cerita rakyat ASAL USUL HANTUEN dalam seri ke 4 dengan judul Tragedi Cinta Sang Bungas Jagau.

Senin, 08 Mei 2017

ASAL USUL HANTUEN


 Seri 2:
   LEGENDA ANTANG TAONG DAN TAPIH.
 
   

  Dalam seri 1 telah diceritakan Antang Taoi sedang bersama jipen-jipennya sedang membuat jalan dari Baras Samayang menuju desa Sepang sebagai lalu lintas keluarga (jalan hakaja),dan ditengah pekerjaan mereka selalu kehilangan bahan makanan masak seperti nasi dan lauk pauknya,anehnya bahan lain seperti beras dan pakaian tidak di ganggu sama sekali,karena kejadian sudah berhari-hari selalu demikian,maka Antang Taoi memutuskan supaya jipen-jipennya bekerja tanpa iya pimpin,setelah semua berangkat bekerja seperti biasa maka Antang Taoi yang berpura-pura berangkat bekerja kini kembali kepondok dan naik keatas BAMPAHAN (kayu yang dipasang melintang di bawah atap pondok),setelah sekian lama berada di atas Bampahan tersebut terdengar olehnya suara mirip seperti lonceng kecil,atau lebih tepatnya mirip suara Garanuhing yang semakin lama semakin dekat hingga akhirnya berhenti tepat di depan tangga podok,lalu perlahan Antang Taoi melihat kearah tempat berhentinya suara dan terlihat olehnya seekor Eidna atau ANGKES dalam bahasa Dayak ngaju, Antang Taoi memperhatikan gerak gerik ANGKES tersebut dan terlihat binatang itu menggoyang-goyangkan tubuhnya sedemikian rupa sehingga bulu-bulu tajam  bersama kulit dari tubuh binatang itu melorot turun laksana kain yang yang terlepas dari tubuh dan seketika itu juga binatang tersebut berubah menjadi seorang anak jenis kelamin perempuan yang di perkirakan berusia Satu setengah tahun.

   

Setelah berubah wujud menjadi manusia maka anak wanita jelmaan binatang ANGKES tersebut perlahan menaiki tangga pondok dan bergerak menuju panci tempat nasi dan lauk Pauk yang sudah disiapkan untuk makan siang,lalu anak anak jelmaan binatang ANGKES tersebut mulai memakan nasi dan lauk Pauk tanpa menyendoknya kedalam piring seperti layaknya manusia biasa,iya makan dengan lahap nya sehingga makanan yang sudah masak habis dilahapnya.
  Antang Taoi menyelidiki perilaku anak tersebut dengan seksama tanpa sepengetahuan anak tersebut hingga akhirnya anak tersebut melangkahkan kakinya ke arah pintu dan ingin meninggalkan pondok kerja Antang Taoi dan jipennya,namun Antang Taoi segera melompat dan menerkam nya,sehingga anak tersebut meronta-ronta ingin melepaskan diri,namun seorang anak kecil tidak mampu berdaya melawan seorang laki-laki dewasa dan sakti mandraguna seperti Antang Taoi,sudah tentu usahanya sia-sia belaka dan iya hanya bisa menangis meronta,namun Antang Taoi adalah seorang Putera tumenggung yang Arif dan bijaksana,i ya membujuk anak gadis itu dengan mudah,iyapun membakar bulu dan kulit hewan Eidna yang terlepas didepan tangga pondok sehingga iya bisa melepaskan anak tersebut tanpa takut anak jelmaan ANGKES kembali kabur dalam wujud sebelum menjadi manusia.
Antang Taoi merasa gembira karena kini iya mempunya 2 orang anak yakni:
- Antang Taong jelmaan ikan Tomang (Tahuman)
- Dan Tapih jelmaan hewan Eidna/Angkes.
Dan kini Antang Taoi dan jipen-jipennya berhasil membuat jalan menuju Sepang Simin tanpa ada halangan lagi.
Setelah jalan tersebut selesai maka iyapun kembali ke Baras Bamayang bersama dengan orang tuanya,mereka berkumpul di Betang Bawi Kuwu isterinya yang bernama Lapih. Dan disaat kedua orang tua Antang Taoi hadir di sana maka tumenggung Baras Samayang mewariskan tahkta ketumenggungannya kepada menantunya Antang Taoi karena sudah tiba saatnya Baras Samayang dipimpin oleh Antang Taoi.
Singkat cerita Antang Taoi memimpin ketumenggungannya dengan adil bagaikan timbangan yang tidak berat sebelah,begitu pula anak angkat nya Antang Taong sudah kelihatan cerdasnya,gagah dan tampan dan memiliki kemampuan untuk melihat emas ataupun intan di perut bumi dengan tidak meleset sehingga kemakmuran ke Baras Samayang terkenal kemana-mana,ditambah lagi oleh kelebihan yang dimiliki anak angkatnya si Tapih jelmaan ANGKES kini tumbuh menjadi seorang gadis cantik jelita tiada tanding,iya juga memiliki kelebihan untuk memilih tempat berladang supaya hasilnya melimpah ruah dengan tepat,iya mampu memperhitungkan hasil ladang sebelum berladang,ia juga mampu mengetahui tempat berburu binatang yang pasti banyak pendapatan berburunya,dan tentunya kelebihan yang dimiliki sepasang anak angkat Antang Taoi dpt diandalkan untuk memimpin pekerjaan di ladang maupun pertambangan yang menunjang kemakmuran Baras Samayang yang dipimpin oleh Antang Taoi dan isterinya Lapih sang Bawi Kuwu.
Setelah sekian lamanya Antang Taoi dan Lapih membina hidup berkeluarga,mereka pun di karunia 3 orang anak laki-laki dan 2 orang puteri yang semuanya tidak disebutkan namanya disini,bagitu juga dengan anak angkat Antang Taoi dan Bawi Kuwu yang bernama Antang Taong dan Tapih,mereka di jodohkan oleh kedua orang tua angkat sehingga terjadilah pernikahan antara Manusia jelmaan ikan Tomang (Tahuman) yakni Antang Taong dan jelmaan hewan Eidna (Angkes) yakni Tapih.

  

Antang Taong dan Tapih dianugerahkan seorang anak laki-laki,namun anak mereka meninggal dunia saat berusia 7 tahun,begitu juga dengan tumenggung Baras Samayang yang lama dan isterinya,beliau juga meninggal dunia karena penyakit penuaan,namun kejayaan dan kemakmuran Baras Samayang semakin subur saja di atas kepemimpinan Antang Taoi yang dibantu oleh Antang Taong dan isterinya Tapih.

Karena dirasa sudah tiba saatnya untuk melaksanakan upacara tiwah almarhum kedua mertuanya,Antang Taoi pun menggelar upacara ritual suku Dayak ngaju yakni tiwah yang dilaksanakan di Baras Samayang,antang Taong dan isterinya tidak mau ketinggalan sehingga mereka pun ikut memisahkan anak mereka yang meninggal sudah meninggal dunia.
Di dalam upacara ritual tiwah tersebut Antang Taoi meminta petunjuk dengan kedua anak angkat yang di ketahui mampu mengetahui hal yang tidak diketahui orang lain yakni mencari Sampangan Bawin Balian yang pantas untuk menjalankannya tugas Balian dalam upacara ritual tiwah tersebut,dan kedua anak angkatnya mengatakan ada seorang Sampangan Bawin Balian yang bernama Nyai Tamanang.
Demikian lah perencanaan upacara ritual tiwah tersebut,sehingga peminjaman Sampangan Bawin Balian segera dilakukan dan digelarlah upacara kematian tingkat terakhir Tiwah di Baras Samayang,upacara tiwah adalah untuk mengantarkan roh orang yang sudah meninggal menuju alam Hatala dan mengangkat tulang beluluangnya dari liang kuburan untuk disimpan di Rumah tulang khusus yang disebut sandung.
Namun pada saat pebgangkatan tulang putera Antang Taong dan Lapih terjadi perbedaan yang sangat berbeda dari tulang-tulang arwah lainya.
Nah pemirsa,apakah perbedaan tulang-belulang yang terjadi pada putera Antang Taong jelmaan ikan Tahuman dan isterinya Tapih jelmaa hewan Angkes?
Untuk mengetahui jawabanya,kita tunggu ASAL USUL HANTUEN seri ke 3 Runtuhnya Persatuan di Baras Samayang.
Sampai jumpa,bersmbung lagi...

ASAL USUL HANTUEN


Seri 1
Tanggui Dare.
   Kita tentu pernah dengar yang disebut HANTUEN atau dalam bahasa Laut disebut Kuyang,namun dalam bahasa Dayak yang dimaksud dengan Kuyang adalah santet/kiriman ilmu sesat yang menyebabkan tujuan menjadi kesurupan perpanjangan dan sulit diobati kalau tidak di ketahui asal-usul Kuyang tersebut.
Dari manakah terjadinya HANTUEN?
Disini penulis membagikan salah satu asal usul HANTUEN dari 40 macam HANTUEN yang salah satunya terjadi Kalimantan tengah tepatnya disebuah tempat yang bernama Baras samayang yang bertempat disalah satu sungai yang tidak disebutkan namanya.
  Pada saat itu di sebuah Betang yang terletak di Baras Samayang ada seorang Bawi Kuwu (Puteri Piningit) yang merupakan anak dari seorang tumenggung yang juga tidak disebutkan namanya.
Kegiatan sang Bawi Kuwu selama di Piningit hanyalah menganyam rotan (mandare) dengan berbagai bentuk dan jenis,d an Bawi Kuwu tersebut akan di buka piningitannya tepat pada usia 21 tahun atau dengan istilah Hantelu Uju Nyelu apabila sebelumnya belum dilamar oleh pemuda yang berketurunan tumenggung atau sederajat dengannya.
Mendekati usia 21 tahun Sang Bawi Kuwu membuat sebuah Tanggui Dare yang akan dibawanya keluar dari kamar piningitannya,dan Tanggui Dare tersebut diisi dengan ilmu kesaktian yang dipercaya oleh suku Dayak ngaju akan membawa keberuntungan Bagi Pemiliknya/Pemakainya.
Tepat usia 21 tahun Kamar Piningit pun di buka oleh sang tumenggung dan sang Bawi Kuwu merasa gembira karena pada hari itu iya sudah bisa melihat alam bebas,sang Bawi Kuwu pun keluar Rumah Betang dengan memakai Tanggui Dare buatannya menuju ke tepi sungai dimana disitu terdapat sebuah Rakit tempat permandian keluarga Rumah Betang,iya pun turun melalui tangga menuju Rakit tersebut,namun ditengah-tengah tangga tiba-tiba iya diserang oleh Pusuk Manyawung (angin puting beliung) sehingga Tanggui Dare yang di pasang di kepalanya terbang terbawa Pusuk Manyawung tersebut,sang Bawi Kuwu membatalkan niatnya turun ke Rakit karena mengejar Tanggui Dare yang iya sayangi itu dan berharap bisa jatuh kembali atau tersangkut di pohon,namun harapannya hampa karena Tanggui Dare tersebut terbang ke awan hingga tidak dapat terlihat oleh mata,sang bawi Kuwu pun kembali ke Kamar Piningitnya dengan hati sedih,iya bersumpah apabila ada orang yang mendapatkan Tanggui Dare tersebut iya akan mengambilnya kembali apapun syaratnya dan berapapun harganya.

  Sementara itu di tempat lain di hari yang sama tepatnya di desa Sepang tengah Ramai penduduk desa berkumpul disebuah ladang milik seorang Putera tumenggung,iya bernama Antang Taoi,pada hari itu mereka akan menanam padi di ladang yang sangat besar,ditengah keramaian tersebut semua orang dikejutkan oleh benda aneh yang menari-nari dari langit dan turun ke tengah-tengah ladang tersebut,semua orang berlomba ingin mendapatkan benda aneh tersebut,namun benda tersebut seolah-olah bisa menghindari tangan banyak orang yang ingin menyentuhnya,Antang Taoi sang putera Tumenggung pun bangkit berdiri iya pun tertarik ingin menyentuh benda tersebut karena tak satu pun yang bisa menyentuhnya,Antang Taoi melompat dan mengulurkan tangannya menangkap benda itu,ia pun berhasil mendapatkanya dan ternyata benda tersebut adalah Tanggui Dare yang tiada lain adalah milik Bawi Kuwu dari Baras Samayang,Antang Taoi merasa gembira tiada terduga karena mendapatkan Tanggui Dare yang sangat indah tida duanya,iya menganggap itu adalah pemberian sahur parapah,tunggal sangomang atau pemberian Hatala padanya sebagai pembawa keberuntungan. Sore harinya mereka pun pulang ke desa Sepang kota,Antang Taoi pun mulai meminta petunjuk dari ayah dan ibunya,namun tidak mendapatkan hasil,iyapun tidur dan mengharapkan petunjuk dari mimpinya namun tidak juga mendapatkan petunjuk,setelah berhari-hari lamanya tidak mendapatkan petunjuk iyapun memutuskan untuk melakukan perjalanan mencari pemilik Tanggui Dare tersebut,iya penasaran ingin melihat wajah pembuat Tanggui Dare yang begitu indah itu,iya meyakini kalau itu adalah buatan manusia karena sudah berhari-hari lamanya iya tidak mendapatkan petunjuk fungsi dari Tanggui Dare tersebut.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tua dan kerabatnya yang lain,Antang taoy pun mulai mengayuh perahu nya ke Kahayan hulu sambil berdagang,di Kahayan hulu juga tidak ditemukan pemilik Tanggui Dare tersebut,bahkan tak seorang pun yang tertarik ingin membelinya karena tentunya harganya tidak mungkin terjangkau,Antang Taoi dan teman-temannya pun kembali memutar haluan dan milir ke arah Kahayan Kuala,namun tidak juga ditemukan pemilik Tanggui Dare tersebut,sehingga iya pun kembali masuk dan menemukan sebuah sungai yang bernama Batang Danum Sempeng Jarenang,iyapun memasuki sungai tersebut sambil berdagang,bayak pedukuhan sudah dilaluinya hingga tibalah iya di sebuah tempat yakni Baras Samayang yang terdapat sebuah Rakit Dari pohon kayu yang begitu bagus,iya pun menambat perahunya di Rakit tersebut,beberapa teman nya naik ke Betang mengabarkan Antang Taoi sedang berdagang berbagai macam kebutuhan hidup,sang tumenggung pun turun bersama jipenya untuk berbelanja,namun sang tumenggung tidak memperhatikan Tanggui Dare yang dipajang terbentang supaya mudah terlihat,namun salah satu jipen melihat Tanggui Dare tersebut dan segera melaporkan kepada Bawi Kuwu,Bawi Kuwu pun turun ke Rakit untuk melihat,dan iya yakin itu adalah Tanggui Dare buatannya.
Lalu Bawi Kuwu bertanya siapakah pemilik Tanggui Dare tersebut kepada jipen yang berjualan,sang jipen menjawab kalau Tanggui Dare itu milik tuanya dan tidak di jual,sang Bawi Kuwu berpesan kepada jipen supaya tuanya Antang Taoi berkenan berkunjung kebetangnya dan menginap satu atau dua malam sebelum melanjutkan perjalanan berdagangnya,setelah itu sang Bawi Kuwu dan tumenggung kembali ke Betang kediamannya.
  Jipen pun menyampaikan kan pesan dari bawi Kuwu kepada tuanya Antang Taoi,iyapun penasaran apakah gerangan perundingan yang diinginkan sang Bawi Kuwu kepadanya sehingga iya meminta untuk berkunjung bahkan menginap di betangnya.
Pada sore harinya Antang Taoi dan jipennya pun naik berkunjung kebetang,mereka disambut hangat oleh sang tumenggung,setelah sekian lamanya berbincang-bincang dengan tumenggung,Antang Taoi pun menjadi penasaran karena belum sampai pada perbincangan inti sehingga iya pun bertanya kepada tumenggung ada apakah gerangan kepentingan sang Bawi Kuwu memintanya berkunjung bahkan memintanya menginap satu atau dua malam,sang tumenggung pun menjadi heran karena tidak tahu arah pembicaraan Antang Taoi,sehingga iya pun memanggil putrinya Bawi Kuwu untuk keluar.
Dari dalam kamar Piningit Bawi Kuwu pun keluar,Antang Taoi menjadi kaget melihat kecantikan Bawi Kuwu yang luar biasa,sesaat iya hanya terpaku ketika Bawi Kuwu menyalaminya,Bawi Kuwu lalu duduk dan mulai membuka pembicaraan langsung menuju inti pembicaraan,iya berkata: tadi saya turun ke kapal dagang yang bertambat di Rakit tempat permandian kami,di dalam kapal itu saya tertarik dengan satu barang yakni Tanggui Dare,siapakah pembuat dan pemilik barang tersebut,apakah kamu sendiri,dan berapakah Anda menjualnya? 

  Di dalam hal ini saya tidak berani mengatakan kalau Tanggui Dare tersebut buatan saya dan memberi kepastian berapa harga jualnya karena sesungguhnya barang tersebut bukan milik saya dan tidak dapat di jual.
  Namun Bawi Kuwu kembali bertanya: bagaimana caranya supaya saya bisa memiliki barang tersebut dan apa syaratnya?
 Namun Antang Taoi kembali berkata bahwa tidak ada jalan untuk memiliki barang tersebut selain pemiliknya yang memberi syaratnya,karena sebenarnya tujuan perjalanan saya ini bukanlah berdagang,melainkan mencari pemilik Tanggui Dare itu untuk dikembalikan kepadanya,karena saya yakin sang pemilik pasti sangat menginginkan barang itu kembali kepadanya,kata Antang Taoi.
Bawi Kuwu menarik napas dalam dan kembali bertanya,bagaimana asal-usul barang tersebut sehingga bisa berada di tangan kamu?
  Antang Taoi kembali menceritakan bagaimana ia bisa mendapatkan Tanggui Dare tersebut sehingga iya sekarang bisa berada di Baras Samayang.
Kalau demikian bolehkah kamu bawa Tanggui Dare itu ke betang sekarang juga,siapa tahu kami disini bisa membantu kamu mencari pemiliknya,soalnya kami disini semua kenal dari bentuk anyaman rotan disepanjang Batang Danum Sempeng jarenang, Gunung Kamndih Sambang dan Batang Danum Pahampan Barun,Guhung Kanikap Penyang.
 Pada saat itu juga Antang Taoi memerintahkan jipennya mengambil Tanggui Dare dari perahu dagangnya,sesampainya jipen tersebut kembali ke Betang dengan membawakan Tanggui Dare,Sang Tumenggung kaget melihat Tanggui Dare itu tiada lain dan tiada bukan adalah  milik anaknya Bawi Kuwu,dan sang Bawi Kuwu meneliti dgn seksama setiap baris motif Tanggui Dare tersebut.
Sang tumenggung tidak sabar menyatakan kepada Antang Taoi kalau Tanggui Dare tersebut adalah milik anaknya Bawi Kuwu,lalu sang Bawi Kuwu menceritakan bagaimana hilangnya Tanggui Dare tersebut,dengan demikian maka Antang Taoi pun mengembalikan Tanggui Dare tersebut kepada pemiliknya sang Bawi Kuwu, Bawi Kuwu pun merasa sangat bahagia dan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Antang Taoi,demikian juga dengan Antang Tao,ia juga bahagia karena rasa penasaran yang selama ini menyelimuti dirinya dapat dihapus dengan bertemunya sang pemilik Tanggui Dare,di suasana bahagia itu sang tumenggung bertanya kepada Antang Taoi yang berhati mulia itu mengenai asal usul Antang Taoi,Antang Taoi pun menceritakan bahwa dirinya adalah putera seorang tumenggung dari desa Sepang,dan pada malam yang berbahagia itu Antang Taoi pun melamar Bawi Kuwu untuk dijadikan pendamping hidupnya,demikianlah perjalanan Antang Taoi mencari pemilik Tanggui Dare dan sekaligus mendapatkan calon pendamping hidupnya untuk selama-lamanya,iyapun kembali ke desa Sepang mengabarkan berita yang bahagia itu kepada kedua orang tuanya,dengan demikian terjadilah perkawinan Antang Taoi dan Bawi Kuwu dari Baras Samayang,singkat cerita Antang Taoi dan Bawi Kuwu pun berbulan madu dengan berbagai kegiatan sebagai pelengkap kebahagiaan mereka,dan suatu ketika mereka berdua mengayuh perahu untuk mencari ikan dengan menggunakan jala,namun hari itu ternyata hari sial sehingga mereka berdua hanya mendapatkan Satu ekor ikan Tahuman,mereka pun mengayuh perahu menuju Rakit d Baras Samayang,sesampainya dirakit tempat permandian mereka,tiba-tiba hujan turun dengan begitu lebatnya sehingga keduanya beranjak dari perahu dengan tergesa-gesa,sampai-sampai ikan Tahuman yang mereka dapatkan pun tertinggal di dalam perahu mereka dan di ambil saat pagi di hari berikutnya,namun alangkah terkejutnya Antang Taoi dan Bawi Kuwu setelah sampai di perahu yang hampir tenggelam oleh derasnya hujan semalaman,terlihat oleh mereka seorang bayi laki-laki menangis karena kedinginan di dalam perahu,lalu mereka memungut bayi tersebut,mereka bertanya-tanya siapakah gerangan yang meninggalkan anaknya di dalam perahu yang hampir tenggelam,sementara disekitar Betang yang mereka tempati sebenarnya tidak ada seorangpun yang memiliki bayi,setelah diteliti bayi tersebut mempunyai sisik ikan Tahuman di bagian bawah ketiak,lalu mereka berdua kembali mencari ikan Tahuman yang tertinggal di dalam perahu kemaren sore,namun mereka tidak menemukan ikan tersebut,karena curiga dengan sisik di bagian bawah ketiak bayi tersebut dan mencoba melepaskan sisik tersebut sang bayi menangis kesakitan, karena sisik itu memang menyatu dengan daging bayi tersebut dan jelaslah sudah kalau sang bayi adalah jelmaan dari ikan Tahuman yang mereka tinggalkan pada hari sebelumnya.

                  

                       

Sang bayi dibawa pulang  ke Betang kediaman mereka dan diasuh oleh Bawi Kuwu,semakin hari sisik di bagian ketiaknya perlahan-lahan menghilang dan berubah menjadi kulitnya tanpa meninggalkan bekas,dan sang bayi diberi Nama Antang Taong.
  
  Setelah sang bayi yang berasal dari ikan Tahuman tersebut berumur 2 tahun Antang Taoi berencana mengajak beberapa jipen untuk membuat jalan dari Baras Samayang menuju ke desa orang tuanya yakni desa Sepang sebagai sarana mengunjungi orang tuanya disana,begitu juga sebaliknya,orang tuanya dapat berjalan dari desa Sepang menuju Baras Samayang.
  Rencana Antang Taoi disambut baik oleng isterinya Bawi Kuwu beserta tumenggung sebagai mertuanya,sehingga dalam waktu tidak begitu lama jalan tersebut mulai dikerjakan,namun di tengah perjalanan Antang Taoi bersama jipenya diganggu oleh keanehan yang tidak terungkap oleh jipen-jipennya sehingga setiap hari kerja membuat jalan tersebut,jikalau tengah hari mereka semuanya merasa lapar dan istirat sejenak dipondok yang mereka buat khusus untuk sementara,namun sesampainya di pondok nasi yang mereka masak begitu banyak supaya saat tengah hari dapat dimakan kembali tanpa repot memasak selalu habis,begitu terus setiap hari,nasi selalu habis tanpa ada yang tau siapa yang memakannya.
Hal ini mengundang tanda tanya dalam hati Antang Taoi,sehingga suatu ketika Antang Taoi berangkat bekerja,namun ia tidak sampai pada tujuan kerja,hal ini disengajakan karena iya ingin kembali ke pondok untuk mengintai penyebab habisnya bahan makanan yang sudah masak setiap hari.

Bersambung....