Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah percaya akan adanya kehidupan Alien di Bulan,hanya saja nama dan wajah Alien tersebut berbeda dengan wajah yang digambarkan dalam film-film dilayar kaca oleh para ilmuwan.
Hal ini dapat diketahui oleh masyarakat suku Dayak Ngaju dikarenakan adanya manusia dari suku Dayak Ngaju yang pernah sampai ke bulan dengan tanpa ia sadari sendiri.
Bagaimanakah ceritanya?
Berikut adalah cerita rakyat Kalimantan Tengah tentang bersatunya Sang Pria Bumi dan Gadis Bulan.
1. BERSATUNYA PRIA BUMI DAN GADIS DARI BULAN
Sejak ribuan tahun yang silam di pedalaman suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah terdapat sepasang suami isteri yang hidup bahagia dan saling menyangi,mereka hidup serba berkecukupan sehingga apapun yang menjadi keinginan mereka selalu dapat dicapai,hal ini di karenakan Sang Suami adalah seorang pemimpin yang memiliki Jipen (kariawan) yang selalu mencarikan kebutuhan mereka,jipen-jipen tersebut bekerja tidak memerlukan gajih yang besar melainkan hanya cukup untuk makan minum tanpa kekurangan untuk memenuhi nafkah kehidupan disetiap harinya.
Setelah sekian lamanya membina Rumah Tangga,pasangan suami isteri tersebut calon mendapatkan keturunan yang sudah didambakan beberapa tahun setelah menjalankannya pernikahan mereka.
Sang isteri kini hamil muda dan iya mulai merasakan adanya perubahan nafsu makannya yang semakin hari semakin berkurang sehingga menyebabkan ia menjadi kurus kering laksana kulit membungkus tulang.
Hal ini tentunya membuat sang suami yang sangat mencintai dan menyayanginya menjadi kuatir melihat keadaan calon ibu dari anaknya sehingga iya memerintahkan jipen-jipennya mencari berbagai macam jenis makanan baik buah-buahan maupun masak-masakan,namun tetap saja sang isteri tidak bernafsu memakannya. Hal ini menambah kekuatiran Sang suami,dimana Sang isteri sekarang sudah Hamil Tua dan diperkirakan satu bulan lagi akan melahirkan Sang buah hati. Sang suami hanya bisa bertanya apakah kiranya yang diidamkan oleh isterinya,namun sejak pertama kali Mengidam isterinya selalu menjawab bahwa idamannya tidak akan pernah suami dan jipen-jipennya dapatkan walaupun dicari keujung dunia,yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah menunggu maut menjemputnya jikalau tiba saatnya ia melahirkan anak pertamanya,karena sudah tentu wanita yang akan melahirkan anaknya harus memiliki darah dan gizi yang cukup sebelum melahirkan anaknya,jelas tidak mungkin dalam satu bulan mendatang kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.
Sang isteri berpesan kepada suaminya supaya menyelamatkan anak mereka dibandingkan menyelamatkan dirinya jikalau sudah tiba saatnya iya melahirkan dengan cara menetaskan perutnya dengan pisau untuk menyelamatkan anak mereka. Hal ini tentunya malah menambah kekuatiran suaminya bahkan menumbuhkan bibit kesedihan yang sangat mendalam,namun Sang suami memaksa untuk mengatakan apa yang menjadi idaman isterinya meskipun tidak mungkin iya dapatkan,ia berjanji akan menuruti keinginan terakhir isterinya jikalau sudah tiba saatnya isterinya melahirkan anak mereka asalkan isterinya mengatakan apa yang menjadi idamannya.
Sang isteri pun akhirnya mengatakan apa yang menjadi idamannya yakni hati makhluk yang tidak pernah didengarkan namanya oleh sang suami maupun jipen-jipennya,isterinya juga mengatakan kalau makhluk tersebut tidak terdapat di bumi ini,sebut saja makhluk tersebut dengan nama inisial "Bajang Puti".
Karena rasa sayang kepada isteri dan tidak mau kehilangan anak yang akan dilahirkan isterinya maka suaminya pun memutuskan untuk berburu sendiri mencari binatang tersebut,iya tidak memerintahkan jipen-jipennya karena namanya saja belum pernah didengar lebih-lebih untuk mendapatkannya,namun sebelum berangkat iya berpesan kepada isterinya bahwa iya tidak akan kembali tanpa membawa apa yang diidamkan isterinya,ia akan mendapatkannya berapapun harganya jikalau adan orang yang menjualnya atau apapun syaratnya. Janji sang suami yang setia adalah hutang yang wajib dibayar dikemudian hari saat iya mendapatkan idaman isterinya meskipun harus dengan jiwa dan raganya.
Hari itu juga Sang Pria berangkat berburu dengan membawakan sumpit dan tombak serta Mandau dan duhung,iya mulai memasuki hutan perawan,entah berapa banyak sungai dan bukit iya lalui,begitu juga dengan berbagai macam jenis binatang temui tanpa memburunya,yang iya cari hanyalah makhluk Bajang Puti yang tiada lain disebut "BAHUTAI /Sebut saja Bajang Puti karena pamali untuk menyebut nama Bahutai" yang tak kunjung iya jumpai,ia terus berjalan hingga berminggu-minggu lamanya,namun yang dicarinya benar-benar tidak iya jumpai meskipun makhluk yang mirip dengan ciri-ciri yang ia cari.
Di suatu senja Sang suami merasa letih karena terlalu lama berjalan tanpa henti,segala rasa sakit iya rasakan bercampur dengan rasa lapar yang tiada tertahan karena ia sudah kehabisan bahan bekal makanan,namun niat yang dibumbui dengan penuh cinta kasih kepada sang isteri membuat ia menjadi kuat dan tidak akan kembali dengan tangan hampa meskipun apa yang akan terjadi,iya berhenti sejenak untuk mencari napas sebelum melanjutkan perjalanan,namun rasa letih,lapar dan haus tetap setia menemaninya.
Iyapun kembali berjalan menyusuri hutan di senja yang mulai berganti dengan gelapnya malam.
Ditengah-tengah hutan perawan yang mulai diselimuti kegelapan malam iya melihat suatu tempat yang agak terang seolah-olah tempat itu masih belum diselimuti senja dan gelap,iya mempercepat langkahnya menuju tempat itu dan ternyata tempat itu adalah Padang pasir dan bebatuan yang sangat luas seakan-akan tiada bertepi,dan anehnya di Padang pasir dan bebatuan tersebut hanya di tumbuh satu jenis tumbuhan yang semuanya kerdil dan tumbuh berjauhan antara satu sama yang lainnya,tumbuhan tersebut iyapun menoleh kebelakang dan terlihat kalau di belakangnya masih tetap terang seperti saat i lain adalah tumbuhan Lunuk.
Iya terus memasuki luasnya Padang pasir dan bebatuan tersebut dengan maksud menyeberangi Padang pasir tersebut,namun ternyata di bagian depan sudah gelap-gelap gulita tanpa ada sedikitpun cahaya,Sang Pria pun menembus gelapnya malam yang pekat tanpa dapat melihat apapun,ia menoleh kebelakang untuk melihat tempat yang ia lalui tadi, ternyata dibekangnya masih tetap terang bercahaya terang,iapun merasakan adanya keganjilan atas tempat yang terang bercahaya di bagian belakangnya. Tanpa menoleh lagi Sang Pria berjalan menembus kegelapan dengan meraba-raba menggunakan tombak yang dipegangnya.
Ditengah gelapnya malam di Padang pasir dan bebatuan langkahnya terhenti karena didepannya terdapat sebatang Pohon Kayu yang sangat besar hingga iya tidak tahu harus kemana arah untuk memutari pohon kayu tersebut karena terlalu besar,berkali-kali iya mengelilingi pohon kayu menuju kedepa dengan maksud mengambil arah lurus dari arah kedatangannya menuju ke depan, namun ia tetap kembali ke tempat asalnya tiba ditempat itu,hingga akhirnya iya pun duduk bersandar ditempat itu untuk menunggu matahi terbit di esok hari,Sang Pria pun tertidur dibawah pohon kayu besar tersebut hingga matahari terbit di ufuk timur,iya terburu-buru bangkit dari sandarannya meskipun matanya masih belum terbuka dan berdiri sempoyongan ingin berjalan,namun ketika iya membuka matanya ternyata iya sekarang tidak lagi berada di bawah pohon kayu besar yang iya temui tadi malam,iya juga menoleh tempatnya bersandar ternyata hanyalah tangga dari sebuah Rumah besar dan tinggi.
Kemudian Sang Pria menoleh kearah pintu yang masih tertutup dan terdengar olehnya ada seseorang sedang membuka pintu dan sebentar lagi pasti akan terlihat olehnya.
Namun diwaktu yang sangat sempit itu tiba-tiba sang pra diserang oleh tujuh ekor anjing yang ukurannya melebihi besarnya kerbau dari segala penjuru secabersamaan,Sang pria menghindari terkaman 3 ekor anjing yang terlihat didepannya,namun salah satu anjing dari bagian belakangnya berhasil menyambut tubuhnya dan menggigitnya dengan begitu buas,Sang Pria tidak menyadari kalau anjing itu ternyata 7 ekor,karena yang iya lihat menyerang hanyalah 3 ekor.
Sebentar saja tubuh sang pria terkoyak luka yang sangat lebar dan dapat di pastikan ia akan mati oleh anjing-anjing tersebut, namun pada saat itu juga terdengar suara dari depan pintu menghardik anjing-anjing yang buas tersebut,dan anjing-anjing itu berhenti seketika seolah mengerti bahasa yang diucapkan oleh orang yang keluar dari pintu rumah tinggi itu,perlahan anjing-anjing itu melepaskan tubuh Sang Pria ditanah lalu meninggalkan tempat itu.
Orang yang bersuara itupun turun melewati tangga mendekati Sang Pria lalu,lalu ia pun mengolesi luka Sang Pria itu dengan sekuntum bunga berwarna putih,Sang Pria hanya bisa memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang itu yang ternyata adalah seorang gadis cantik jelita dan begitu muda,bahkan Sang Pria pun tidak dapat mengeluarkan suara dan menggerakkan tubuhnya karena iya sebenarnya sudah sekarat.
Setelah mengoleskan bunga di luka Sang Pria,Gadis cantik itu pun berkata,untung saja saya lekas keluar,jikalau tidak entah apa yang akan terjadi padamu,itulah katanya sambil kembali menggosokkan telapak tangannya di luka lebar pada tubuh Sang Pria.
Iya menggeser tangannya secara perlahan pada luka Sang Pria,keajaiban pun terjadi,setelah telapak tangan gadis cantik itu melewati luka Sang Pria ternyata luka itu lenyap tanpa bekas,mendadak saja sang pria tidak merasakan sakit bekas lukanya sedikitpun,iya benar-benar sembuh seolah tidak pernah terluka,iya juga bisa menggerakkan sekujur tubuhnya dan ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pertolongan gadis tersebut,namun niatnya berbicara terhenti karena sang gadis kembali berkata untuk mempersilahkan Sang Pria untuk masuk kerumahnya sebelum Sang Pria melanjutkan perjalanannya.
Hari itu juga Sang Pria berangkat berburu dengan membawakan sumpit dan tombak serta Mandau dan duhung,iya mulai memasuki hutan perawan,entah berapa banyak sungai dan bukit iya lalui,begitu juga dengan berbagai macam jenis binatang temui tanpa memburunya,yang iya cari hanyalah makhluk Bajang Puti yang tiada lain disebut "BAHUTAI /Sebut saja Bajang Puti karena pamali untuk menyebut nama Bahutai" yang tak kunjung iya jumpai,ia terus berjalan hingga berminggu-minggu lamanya,namun yang dicarinya benar-benar tidak iya jumpai meskipun makhluk yang mirip dengan ciri-ciri yang ia cari.
Di suatu senja Sang suami merasa letih karena terlalu lama berjalan tanpa henti,segala rasa sakit iya rasakan bercampur dengan rasa lapar yang tiada tertahan karena ia sudah kehabisan bahan bekal makanan,namun niat yang dibumbui dengan penuh cinta kasih kepada sang isteri membuat ia menjadi kuat dan tidak akan kembali dengan tangan hampa meskipun apa yang akan terjadi,iya berhenti sejenak untuk mencari napas sebelum melanjutkan perjalanan,namun rasa letih,lapar dan haus tetap setia menemaninya.
Iyapun kembali berjalan menyusuri hutan di senja yang mulai berganti dengan gelapnya malam.
Ditengah-tengah hutan perawan yang mulai diselimuti kegelapan malam iya melihat suatu tempat yang agak terang seolah-olah tempat itu masih belum diselimuti senja dan gelap,iya mempercepat langkahnya menuju tempat itu dan ternyata tempat itu adalah Padang pasir dan bebatuan yang sangat luas seakan-akan tiada bertepi,dan anehnya di Padang pasir dan bebatuan tersebut hanya di tumbuh satu jenis tumbuhan yang semuanya kerdil dan tumbuh berjauhan antara satu sama yang lainnya,tumbuhan tersebut iyapun menoleh kebelakang dan terlihat kalau di belakangnya masih tetap terang seperti saat i lain adalah tumbuhan Lunuk.
Iya terus memasuki luasnya Padang pasir dan bebatuan tersebut dengan maksud menyeberangi Padang pasir tersebut,namun ternyata di bagian depan sudah gelap-gelap gulita tanpa ada sedikitpun cahaya,Sang Pria pun menembus gelapnya malam yang pekat tanpa dapat melihat apapun,ia menoleh kebelakang untuk melihat tempat yang ia lalui tadi, ternyata dibekangnya masih tetap terang bercahaya terang,iapun merasakan adanya keganjilan atas tempat yang terang bercahaya di bagian belakangnya. Tanpa menoleh lagi Sang Pria berjalan menembus kegelapan dengan meraba-raba menggunakan tombak yang dipegangnya.
Ditengah gelapnya malam di Padang pasir dan bebatuan langkahnya terhenti karena didepannya terdapat sebatang Pohon Kayu yang sangat besar hingga iya tidak tahu harus kemana arah untuk memutari pohon kayu tersebut karena terlalu besar,berkali-kali iya mengelilingi pohon kayu menuju kedepa dengan maksud mengambil arah lurus dari arah kedatangannya menuju ke depan, namun ia tetap kembali ke tempat asalnya tiba ditempat itu,hingga akhirnya iya pun duduk bersandar ditempat itu untuk menunggu matahi terbit di esok hari,Sang Pria pun tertidur dibawah pohon kayu besar tersebut hingga matahari terbit di ufuk timur,iya terburu-buru bangkit dari sandarannya meskipun matanya masih belum terbuka dan berdiri sempoyongan ingin berjalan,namun ketika iya membuka matanya ternyata iya sekarang tidak lagi berada di bawah pohon kayu besar yang iya temui tadi malam,iya juga menoleh tempatnya bersandar ternyata hanyalah tangga dari sebuah Rumah besar dan tinggi.
Kemudian Sang Pria menoleh kearah pintu yang masih tertutup dan terdengar olehnya ada seseorang sedang membuka pintu dan sebentar lagi pasti akan terlihat olehnya.
Namun diwaktu yang sangat sempit itu tiba-tiba sang pra diserang oleh tujuh ekor anjing yang ukurannya melebihi besarnya kerbau dari segala penjuru secabersamaan,Sang pria menghindari terkaman 3 ekor anjing yang terlihat didepannya,namun salah satu anjing dari bagian belakangnya berhasil menyambut tubuhnya dan menggigitnya dengan begitu buas,Sang Pria tidak menyadari kalau anjing itu ternyata 7 ekor,karena yang iya lihat menyerang hanyalah 3 ekor.
Sebentar saja tubuh sang pria terkoyak luka yang sangat lebar dan dapat di pastikan ia akan mati oleh anjing-anjing tersebut, namun pada saat itu juga terdengar suara dari depan pintu menghardik anjing-anjing yang buas tersebut,dan anjing-anjing itu berhenti seketika seolah mengerti bahasa yang diucapkan oleh orang yang keluar dari pintu rumah tinggi itu,perlahan anjing-anjing itu melepaskan tubuh Sang Pria ditanah lalu meninggalkan tempat itu.
Orang yang bersuara itupun turun melewati tangga mendekati Sang Pria lalu,lalu ia pun mengolesi luka Sang Pria itu dengan sekuntum bunga berwarna putih,Sang Pria hanya bisa memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang itu yang ternyata adalah seorang gadis cantik jelita dan begitu muda,bahkan Sang Pria pun tidak dapat mengeluarkan suara dan menggerakkan tubuhnya karena iya sebenarnya sudah sekarat.
Setelah mengoleskan bunga di luka Sang Pria,Gadis cantik itu pun berkata,untung saja saya lekas keluar,jikalau tidak entah apa yang akan terjadi padamu,itulah katanya sambil kembali menggosokkan telapak tangannya di luka lebar pada tubuh Sang Pria.
Iya menggeser tangannya secara perlahan pada luka Sang Pria,keajaiban pun terjadi,setelah telapak tangan gadis cantik itu melewati luka Sang Pria ternyata luka itu lenyap tanpa bekas,mendadak saja sang pria tidak merasakan sakit bekas lukanya sedikitpun,iya benar-benar sembuh seolah tidak pernah terluka,iya juga bisa menggerakkan sekujur tubuhnya dan ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pertolongan gadis tersebut,namun niatnya berbicara terhenti karena sang gadis kembali berkata untuk mempersilahkan Sang Pria untuk masuk kerumahnya sebelum Sang Pria melanjutkan perjalanannya.
Setelah mengajak masuk kerumahnya gadis tersebut langsung memalingkan tubuhnya lalu naik ke tangga dan memasuki pintu rumahnya yang sudah terbuka lebar,sehingga Sang Pria lagi-lagi tidak sempat mengeluarkan sepatah kata pun,setelah beberapa saat lamanya berdiri tertegun ditempatnya,Sang Pria pun menaiki tangga dan memasuki rumah tinggi tersebut dan disambut oleh sang gadis cantik yang baru saja keluar dari dapur dengan membawakan makanan kesukaan sang pria,rupanya gadis itu tadi masuk kerumahnya langsung kedapur menyendok nasi dan lauk pauknya untuk Sang Pria.
Namun yang pria dengan basa-basinya menolak untuk makan dengan alasan kalau iya sudah makan.
Gadis itupun tersenyum dan berkata kalau iya sudah tahu sang pria sudah sejak kemaren belum makan apa-apa bahkan rasa lapar diperut Sang Pria sampai sekarang masih terasa. Sang Pria pun makan dengan malu-malu karena kebiasaan makan ditempat orang lain menurut suku Dayak Ngaju pada jaman dahulu adalah kebiasaan buruk,lebih-lebih ditempat orang yang tidak dikenal.
Sambil menikmati makanannya Sang Pria bertanya kepada sang gadis,kemanakah banyaknya penghuni Rumah ini? Hal itu iya tanyakan karena sejak tadi tidak terlihat siapapun yang menemani gadis cantik itu,sang gadis pun menjawab kalau dirumah itu hanya iya sendiri dan tiada orang lain disekitarnya,bahkan iya juga mengatakan kalau iya sudah lama menempati Rumah itu tanpa pernah bertemu dengan manusia seumur hidupnya.
Iya hidup hanya bersama 7 ekor anjingnya yang begitu patuh dan tunduk atas apa yang ia katakan atau perintahkan,bahkan makanan yang dimakan Sang Pria saat ini juga adalah makanan yang dicarikan oleh ke-7 anjingnya,di dalam hati sang Pria seakan tidak percaya kalau anjing-anjing itu bisa mencari beras dan makanan,namun pertanyaan itu iya simpan di dalam hatinya karena keburu Sang gadis memutuskan pembicaraan tentang hal itu,kini Sang gadis bertanya kemanakah arah dan tujuan Sang Pria yang sebenarnya hingga iya bisa sampai di tempat itu.
Setelah selesai makan maka Sang Pria menceritakan tujuan dan sebab sehingga iya sampai ditengah-tengah Padang pasir dan bebatuan lalu bertemu sebatang Pohon besar yang ternyata pada pagi harinya adalah Rumah dimana sekarang iya berada.
Lalu sang gadis bertanya dimanakah tempat yang iya tuju untuk mendapatkan "Atei Bajang Puti"tersebut?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak tahu dimana tempat tujuannya,yang iya tahu hanyalah mencari tempat yang tidak pasti itu.
Sang gadis bertanya lagi,bagamana seandainya Sang Pria tidak mendapatkan apa yang iya cari?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak akan kembali ke kampung halamannya sebelum membawakan apa yang menjadi idaman isterinya,dan untuk itulah iya harus secepat mungkin melanjutkan perjalanannya mencari Atei Bajang Puti kembali,di kesempatan itu juga Sang Pria juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada sang gadis yang sudah menolongnya.
Sang Pria pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya,iya buru-buru mengambil tombak dan sempitnya,namun Sang gadis mencegahnya berangkat karena apa yang iya cari sesungguhnya tidak ada di tempat lain selain ditempat dimana iya berada sekarang.
Sang Pria menjadi kaget karena ternyata gadis itu tahu dimana tempatnya ia harus menemukan makhluk yang iya cari itu,ia pun meminta sang gadis mengantarkannya ketempat itu,iya berani membayar berapapun yang gadis itu minta,namun Sang gadis mengatakan kalau iya tidak minta bayaran untuk menunjukan tempatnya,melainkan Sang gadis meminta syarat lain yakni: Sang Pria harus menikahi dirinya untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut.
Namun yang pria dengan basa-basinya menolak untuk makan dengan alasan kalau iya sudah makan.
Gadis itupun tersenyum dan berkata kalau iya sudah tahu sang pria sudah sejak kemaren belum makan apa-apa bahkan rasa lapar diperut Sang Pria sampai sekarang masih terasa. Sang Pria pun makan dengan malu-malu karena kebiasaan makan ditempat orang lain menurut suku Dayak Ngaju pada jaman dahulu adalah kebiasaan buruk,lebih-lebih ditempat orang yang tidak dikenal.
Sambil menikmati makanannya Sang Pria bertanya kepada sang gadis,kemanakah banyaknya penghuni Rumah ini? Hal itu iya tanyakan karena sejak tadi tidak terlihat siapapun yang menemani gadis cantik itu,sang gadis pun menjawab kalau dirumah itu hanya iya sendiri dan tiada orang lain disekitarnya,bahkan iya juga mengatakan kalau iya sudah lama menempati Rumah itu tanpa pernah bertemu dengan manusia seumur hidupnya.
Iya hidup hanya bersama 7 ekor anjingnya yang begitu patuh dan tunduk atas apa yang ia katakan atau perintahkan,bahkan makanan yang dimakan Sang Pria saat ini juga adalah makanan yang dicarikan oleh ke-7 anjingnya,di dalam hati sang Pria seakan tidak percaya kalau anjing-anjing itu bisa mencari beras dan makanan,namun pertanyaan itu iya simpan di dalam hatinya karena keburu Sang gadis memutuskan pembicaraan tentang hal itu,kini Sang gadis bertanya kemanakah arah dan tujuan Sang Pria yang sebenarnya hingga iya bisa sampai di tempat itu.
Setelah selesai makan maka Sang Pria menceritakan tujuan dan sebab sehingga iya sampai ditengah-tengah Padang pasir dan bebatuan lalu bertemu sebatang Pohon besar yang ternyata pada pagi harinya adalah Rumah dimana sekarang iya berada.
Lalu sang gadis bertanya dimanakah tempat yang iya tuju untuk mendapatkan "Atei Bajang Puti"tersebut?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak tahu dimana tempat tujuannya,yang iya tahu hanyalah mencari tempat yang tidak pasti itu.
Sang gadis bertanya lagi,bagamana seandainya Sang Pria tidak mendapatkan apa yang iya cari?
Sang Pria menjawab kalau iya tidak akan kembali ke kampung halamannya sebelum membawakan apa yang menjadi idaman isterinya,dan untuk itulah iya harus secepat mungkin melanjutkan perjalanannya mencari Atei Bajang Puti kembali,di kesempatan itu juga Sang Pria juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada sang gadis yang sudah menolongnya.
Sang Pria pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya,iya buru-buru mengambil tombak dan sempitnya,namun Sang gadis mencegahnya berangkat karena apa yang iya cari sesungguhnya tidak ada di tempat lain selain ditempat dimana iya berada sekarang.
Sang Pria menjadi kaget karena ternyata gadis itu tahu dimana tempatnya ia harus menemukan makhluk yang iya cari itu,ia pun meminta sang gadis mengantarkannya ketempat itu,iya berani membayar berapapun yang gadis itu minta,namun Sang gadis mengatakan kalau iya tidak minta bayaran untuk menunjukan tempatnya,melainkan Sang gadis meminta syarat lain yakni: Sang Pria harus menikahi dirinya untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut.
Sang Pria terdiam untuk beberapa saat di tempatnya berdiri,lalu iya bertanya apakah sang gadis pasti akan dapatkan makhluk yang dicarinya?
Sang gadis pun menjawab dengan jujur kalau yang dimaksud dengan Bajang Puti itu adalah 7 ekor anjing yang iya pelihara itu,dan anjing tersebut hanya bisa ia berikan kepada suaminya dan bukan untuk orang lain.
Lalu sang pria meminta agar menempuh syarat yang lain untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut,hal ini dikarenakan ia masih ingin hidup bersama isteri dan anak yang akan dilahirkan oleh isterinya,namun ternyata sang gadis juga sudah mengetahui apa yang iya pikirkan,gadis itu kembali berkata kalau iya tidak akan mengulangi perkataannya kalau Atei Bajang Puti tersebut hanya bisa iya berikan kepada suaminya sendiri dan bukan kepada orang lain,jadi apabila sang pria ingin mendapatkan apa yang diidamkan isterinya maka iya harus menikahi sang gadis.
Sang Pria pun menyetujui syarat tersebut,namun sebelumnya ia harus memberikan Atei Bajang Puti tersebut kepada Isterinya di kampung halamannya,setelah itu baru iya akan kembali lagi untuk menjadi suami sang gadis tersebut,dan apabila ternyata isterinya sudah melahirkan pada saat sekarang dan tidak sempat memberikan Atei Bajang Puti tersebut maka iya akan membatalkan pernikahannya kepada sang gadis.
Namun sang gadis menjawab kalau isteri Sang Pria saat itu belum saatnya untuk melahirkan anaknya,bahkan Sang Gadis mengatakan kalau anaknya adalah laki-laki,iya juga meminta kalau perkataannya benar bahwa isterinya belum melahirkan maka diharapkan Sang Pria secepatnya kembali ke rumah Sang Gadis yakni di "Planet Bulan" tempat mereka berada sekarang selambat-lambatnya 3 hari 3 malam.
Permintaan itu bertujuan supaya Sang Pria tersebut resmi menjadi suaminya,karena apabila Sang Pria kembali lagi ketempat dimana iya berada sekarang,maka iya tidak bisa kembali lagi ke kampung halamannya di Bumi tanpa persetujuan dari isterinya yang di Planet Bulan.
Bersambung....