Senin, 24 Juli 2017

BERTINDAK SESUAI FUNGSI JABATAN




Urutan dan Tata Cara Upacara Ritual merupakan kewajiban bagi Basir (Rohaniawan) untuk mengaturnya sehingga Upacara Ritual bisa berjalan sesuai yang kita inginkan.

    Namun diruang lingkup upacara Ritual sering kita lihat adanya berbagai permainan-permainan yang termasuk "Perjudian".

Perlu kita ketahui permainan tersebut bukanlah bagian dari Upacara Ritual,itulah sebabnya permainan tersebut tidak diperbolehkan memasuki areal "Tarinting Pali/batas areal upacara ritual" yang artinya permainan tersebut lepas dari bagian upacara ritual.

   Apakah Basir (Rohaniawan ) berhak menghentikan permainan tersebut?
  Seperti kita ketahui kewajiban Basir adalah menyusun Tatacara upacara ritual dengan penuh konsentrasi supaya tidak terjadi kesalahan dalam upacara ritual,maka Basir bersifat netral untuk masalah yang bukan kewajibannya diluar upacara ritual.

Namun Basir berhak melarang permainan tersebut apabila memasuki areal upacara ritual yang sudah di tentukan dengan batas Tarinting Pali.

Tata cara kehidupan manusia sudah tersusun sejak adanya manusia membutuhkan peraturan hidup (Hadat Belum) sehingga dibentuklah berbagai macam perangkat-perangkat yang akan bertugas sesuai fungsinya masing-masing. Itulah alasannya Basir bersikap netral pada saat melaksanakan Upacara Ritual yang sedang di langsungkan.

Ingatlah fungsi dan jabatan kita masing-masing supaya apa yang kita lakukan tidak membuahkan hasil yang tidak kita inginkan.

 Salah satu contoh fungsi jabatan masing-masing yang dimaksudkan diatas dapat kita wujudkan seperti contoh dibawah ini:
 • Seorang laki-laki yang sudah menjalankan pernikahan maka laki-laki tersebut disebut sebagai seorang suami dari perempuan yang sudah ia nikahi dan suami tersebut akan menyandang jabatan atau gelar sebagai Kepala Keluarga (KK) bagi isteri dan anak-anaknya. Meskipun ia sudah menyandang jabatan KK iya tidak boleh mengatur kehidupan ataupun pekerjaan bagi anak dan isteri orang lain.
Jadi intinya kita wajib sadar dengan jabatan dan tugas yang sedang kita sandang.

Bertindaklah sebagai kepala keluarga apabila anda memang kepala keluarga,bertindaklah sebagai RT apabila anda menyandang jabatan ketua RT.(Rukun Tetangga).
Demikian tata cara hidup bermasyarakat yang baik dan benar menurut saya.

Semoga bermanfaat.

#pikirkan itu sendiri

Jumat, 21 Juli 2017

EMPAT UNSUR PENYEBAB ADANYA KEHIDUPAN MANUSIA

FILOSOFIS KEMATIAN MENURUT AGAMA HINDU KAHARINGAN (AGAM HELU)

   4 unsur di dalam diri manusia adalah:
Zat bapak,zat ibu,haring Kaharingan dan panyalumpuk/hambaruan.
Panyalumpuk/hambaruan adalah roh kekuasaan Tuhan yang masuk melalui ubun-ubun saat bayi keluar dari rahim ibu sehingga bayi yang dilahirkan menjadi bernapas dan bersuara,suara itu menyerukan aku ada bersama dirimu dengan segala kuasaku.
Demikian pula saat kembali nya manusia maka panyalumpuk/hambaruan akan kembali keasalnya yakni Ranying Hatala tanpa melalui upacara ritual, hal ini dikarenakan Panyalumpuk/hmbaruan merupakan roh yang dimasukan oleh Ranying Hatala Melalui kekuasaannya,itulah sebabnya datang dan perginya panyalumpuk/hambaruan tidak diritualkan. hal ini berarti pekerjaan Ranying Hatala tidak boleh ditangani oleh manusia.

Jadi yang diritualkan menurut agama Hindu Kaharingan adalah kejadian zat bapak (liau balawang panjang) zat ibu (liau karaharang tulang) dan liau Haring Kaharingan (kekuasaan yang masuk ke dalam bentuk penyatuan Zat Bapak dan zat ibu sehingga di dalam kandungan sang bayi sudah memiliki detak jantung/sahengkuk) dalam arti sudah hidup karena jantung berdetak darah berputar (TIK)

3 unsur inilah yang harus diritualkan?

Sebabnya adalah karena 3 unsur ini datang (ada) merupakan perbuatan manusia maka tugas manusia lah yang mengurusnya kembali atau dengan kata lain bukan tugas Ranying Hatala karena manusia tidak berhak melimpahkan atau membebankan perbuatannya kepada Ranying Hatala.

Siapa yang minum racun maka ia lah yang akan mabuk,dan siapa yang memulai maka ia lah yang harus mengakhiri.
Manusia yang mengadakan maka manusia jugalan yang akan menghabiskan atau mengakhirinya.

Apakah jadinya apabila ke-3 unsur ini tidak diritualkan?

  Didalam kitab suci PANATURAN Ranying Hatala Langit bersabda:
Bitim Raja Bunu akan impamuhun Mijen pantai danum kalunen,basa bitim dapit jeha buli haluli aku mahalau bagin matei,ela bitim ngumpang ngabehu Huang dengan tambun paharim Sintung due je dia bagin matei,basa ungkup hamputan paharim Sintung due te dapit jeha je tantai Masi mawat ungkup hamputan ayum buli haluli manalih aku.
Artinya meskipun keturunan Raja bunu kembali kepadanya melalui kematian,namun raja bunu tidak perlu merasa cemburu kepada kedua saudaranya yang hidup abadi dan tidak bisa mati,karena apabila saatnya nanti keturunan raja bunu kembali kepada Ranying Hatala maka keturunan Raja Sngen dan Raja Sangiang lah yang akan mengantarkan kembali keturunan raja bunu kepada Ranying Hatala.

Perlu diketahui keturunan yang dimaksudkan adalah unsur zat bapak,unsur zat ibu dan unsur liau Haring Kaharingan untuk disatukan dengan panyalumpuk/hambaruan yang telah kembali kepangkuan Ranying Hatala tanpa melalui upacara ritual,apabila tanpa adanya ketiga unsur tersebut maka mustahil manusia bisa hidup kembali dialam Ranying Hatala (lewu tatau dia rumpang tulang,rundung raja isen kamalesu uhat,lewu je habaras bulau habusung hintan,hakarangan Bawak lamiang,hampah rapiah nyonyah/Sorgaloka).

Kerena menurut ajaran agama Hindu Kaharingan manusia dapat hidup di muka bumi ini dikarenakan adanya penyatuan 4 unsur yaitu unsur zat bapak,unsur zat ibu,unsur Haring Kaharingan dan unsur Panyalumpuk/hambaruan (Roh),maka begitu pula lah yang terjadi di lewu tatau atau surgaloka,dengan bersatunya kembali ke-4 unsur tersebut maka terjadilah kehidupan manusia dia alam Ranying Hatala (sorga).

Kapankah terjadi perpisahan diantara 4 unsur tersebut?

° Saat seseorang meninggal dunia Panyalumpuk/hambaruan sudah pergi meninggalkan jasad dan kembali kepada Ranying Hatala.

° Saat Balian tantulak Liau Haring Kaharingan diantar ke lewu bukit nalian lanting (simbolis kandungan ibu),sementara itu liau Karahang Tulang (unsur Manik ibu) tetap berada di kuburan dan liau Balawang Panjang (unsur Manik Bapak) diantar kan kepada Tinggi Tingang Mama Hanyi bungai,sawang Bengkui Pengganti balu,pamangku anak tiri Saratus Jahawen Puluh di batang danum Rutas Matei,setelah itu Tinggi Tingang Mama Hanyi Bungai menempatkan liau Balawang Panjang tersebut disebut tempat yang disebut  Balau Bulau Karung Kajang,Sali Rabia Bilit Bila (simbolis rahim bapak)sebagai tempat sementara untuk menunggu proses penyatuan ke-4 unsur tersebut melalui upacara Ritual ke Agamaan Tiwah

  Berbahagialah orang-orang yang beragama Hindu Kaharingan karena konsep-konsep dan pilosofis-pilosofis agama Hindu Kaharingan sudah sangat sesuai dengan kelahiran manusia ke alam manusia dan kealam Ranying Hatala (sorga),itulah sebabnya proses kematian umat beragama Hindu Kaharingan merupakan proses kelahiran kembali ke alam Ranying Hatala.

Tabe...

Selasa, 04 Juli 2017

TATA CARA MENCEGAH TERJADINYA GEMPA BUMI Naga Hai Galang Petak Menurut ajaran nenek moyang suku dayak secara turun temurun,di dalam perut bumi terdapat seekor Naga sebagai alas atau landasan kekuatan Bumi,hal ini disebutkan dalam Kitab Suci Panaturan yaitu pada hari pertama hatala mengambil Sarumpah Bulau (sepatu) dan meletakan di tengah-tengah kekosongan angkasa,diiringi kekuasaaanya yang maha besar maka Sarumpah Bulau tersebut berubah menjadi seekor Naga Hai Akan Galang Petak (Seekor Naga Sebagai Pondasi Bumi). pada hari ke-2 hatala melpaskan Lawung Bulau Singkap Antang (penutup kepala) di punggung Naga tersebut dan diiringi kekuasaannya yang maha besar sehingga terjadilah bumi yang menyelimuti naga tersebut,jadi Naga Hai Galang Petak adalah Dasar/Pondasi yang merupakan kekuatan Bumi,di berbagai bagian tempat dimana manusia tidak mengetahui adanya Naga Hai Galang Petak maka ditempat tersebut manusia tidak dapat berkomunikasi dengan Alam dalam Bumi dan di situlah bumi tidak kuat sehingga bumi bisa runtuh dan disebut gempa bumi. tapi menurut manusia jaman sekarang hal demikian adalah mitos,namun menurut ajaran nenek moyang suku dayak kalimantan ini adalah kenyataan bahkan sampai sekarang suku dayak yang menyakini ajaran nenek moyangnya dapat berkomunikasi dengan Naga Hai Galang Petak melalui Upacara Balian Manyanggar (memberi tata batas alam nyata dgn alam gaib supaya tidak campur aduk dan saling terganggu). di dalam Balian Manyanggar Naga Hai Galang Petak Wajib di berikan Sesajen supaya memperkuat tanah bumi daerah tersebut dan Naga tersebut jangan menggerakan tubuhnya agar tanah tidak runtuh,apabila Naga Hai Galang Petak merasa lapar dan merasa tidak diketahui keberadaan nya oleh manusia setempat maka iya bisa bergerak ke sana kemari di dalam Bumi,hal itu dapat menyebabkan kekosongan di perut bumi,selanjutnya disebut pergeseran perut bumi dan dapat mengakibatkan gempa bumi. Tata cara pemberian sesajen ini dilakukan oleh Basir dengan melakukan perintah kepada malaikat/Sangiang yang bertugas melalui lunas Mariaran Lasang Pisih yang disebut Maliambung Takuluk Metu. Itulah sebabnya Bumi kalimantan tidak pernah terjadi gempa,kalau ada yang bilang ada gempa di kalimantan maka saya akan bertanya berapa orang dayak kalimantan meninggal akibat korban gempa di pulau Kalimantan? inilah bukti kekuasaan Tuhan/Ranying Hatala Langit,berbahagialah orang-orang suku dayak kalimantan karena ajaran nenek moyang mereka memiliki ajaran yang nyata dan terbukti sampai saat ini dari sejak seumuram bumi. Menurut ajaran nenek moyang suku Dayak (Agama Helu),malaikat Ranying Hatala yang pertama disebut Raja Uju Haknduang Kanaruhan Hanya Baskati dan semua orang Dayak pada jaman dahulu mengetahui akan hal itu,nama mereka adalah: ~ Janjalung Tatu Riwut ~ Gambala Rajan Tanggara ~ Raja Tuntung Tahaseng ~ Sangkaria Nyaru Menteng ~ Tamanang Tarai Bulan ~ Raja Pamise Andau ~ Raja Sapanipas Nama-nama ini ditulis di dalam kitab Suci PANATURAN oleh para rohaniawan Hindu Kaharingan agar diketahui adanya malaikat yang mengatur alam semesta beserta isinya,dan malaikat tersebut adalah malaikat yang berada di langit atau dengan kata lain berada disisi Tuhan. Namun didalam kitab suci PANATURAN tidak disebutkan adanya malaikat yang berada di dalam perut bumi yang juga merupakan 7 (Tujuh) malaikat pengatur Bumi,siapakah nama-nama mereka? Nama-nama itu tidak boleh disebutkan didalam kitab suci PANATURAN karena nama itu bersifat sangat rahasia,katakan saja nama mereka adalah Nabin Petak yang didalam bahasa Sangiang disebutkan nama Nabin Petak Tertua dan terdalam adalah Naga Hai Galang Petak,namun nama asli yang bukan bahasa Sangiang tetap disebut kan pada saat Mariaran Lasang Talawang Pisih pada saat Upacara Balian Manyanggar atau Balian lain yang mengantarkan sesajen kepada Naga Hai Galang Petak. Demikianlah Tatacara mencegah Gempa Bumi Menurut Suku Dayak Ngaju. Narasumber: Lunas Balian Mariaran Lasang Talawang Pisih. Mengenai Saya Basir Akon G Suman Lihat profil lengkap ku di: www.basirbalian.blogspot.com

TATA CARA MENCEGAH TERJADINYA GEMPA BUMI

Naga Hai Galang Petak

 Menurut ajaran nenek moyang suku dayak secara turun temurun,di dalam perut bumi terdapat seekor Naga sebagai alas atau landasan kekuatan Bumi,hal ini disebutkan dalam Kitab Suci Panaturan yaitu pada hari pertama hatala mengambil Sarumpah Bulau (sepatu) dan meletakan di tengah-tengah kekosongan angkasa,diiringi kekuasaaanya yang maha besar maka Sarumpah Bulau tersebut berubah menjadi seekor Naga Hai Akan Galang Petak (Seekor Naga Sebagai Pondasi Bumi).
 pada hari ke-2 hatala melpaskan Lawung Bulau Singkap Antang (penutup kepala) di punggung Naga tersebut dan diiringi kekuasaannya yang maha besar sehingga terjadilah bumi yang menyelimuti naga tersebut,jadi Naga Hai Galang Petak adalah Dasar/Pondasi yang merupakan kekuatan Bumi,di berbagai bagian tempat dimana manusia tidak mengetahui adanya Naga Hai Galang Petak maka ditempat tersebut manusia tidak dapat berkomunikasi dengan Alam dalam Bumi dan di situlah bumi tidak kuat sehingga bumi bisa runtuh dan disebut gempa bumi.
tapi menurut manusia jaman sekarang hal demikian adalah mitos,namun menurut ajaran nenek moyang suku dayak kalimantan ini adalah kenyataan bahkan sampai sekarang suku dayak yang menyakini ajaran nenek moyangnya dapat berkomunikasi dengan Naga Hai Galang Petak melalui Upacara Balian Manyanggar (memberi tata batas alam nyata dgn alam gaib supaya tidak campur aduk dan saling terganggu).
di dalam Balian Manyanggar Naga Hai Galang Petak Wajib di berikan Sesajen supaya memperkuat tanah bumi daerah tersebut dan Naga tersebut jangan menggerakan tubuhnya agar tanah tidak runtuh,apabila Naga Hai Galang Petak merasa lapar dan merasa tidak diketahui keberadaan nya oleh manusia setempat maka iya bisa bergerak ke sana kemari di dalam Bumi,hal itu dapat menyebabkan kekosongan di perut bumi,selanjutnya disebut pergeseran perut bumi dan dapat mengakibatkan gempa bumi.
Tata cara pemberian sesajen ini dilakukan oleh Basir dengan melakukan perintah kepada malaikat/Sangiang yang bertugas melalui lunas Mariaran Lasang Pisih yang disebut Maliambung Takuluk Metu.  
   
 Itulah sebabnya Bumi kalimantan tidak pernah terjadi gempa,kalau ada yang bilang ada gempa di kalimantan maka saya akan bertanya berapa orang dayak kalimantan meninggal akibat korban gempa di pulau Kalimantan?

inilah bukti kekuasaan Tuhan/Ranying Hatala Langit,berbahagialah orang-orang suku dayak kalimantan karena ajaran nenek moyang mereka memiliki ajaran yang nyata dan terbukti sampai saat ini dari sejak seumuram bumi.
   Menurut ajaran nenek moyang suku Dayak (Agama Helu),malaikat Ranying Hatala yang pertama disebut Raja Uju Haknduang Kanaruhan Hanya Baskati dan semua orang Dayak pada jaman dahulu mengetahui akan hal itu,nama mereka adalah:
~ Janjalung Tatu Riwut
~ Gambala Rajan Tanggara
~ Raja Tuntung Tahaseng
~ Sangkaria Nyaru Menteng
~ Tamanang Tarai Bulan
~ Raja Pamise Andau
~ Raja Sapanipas
Nama-nama ini ditulis di dalam kitab Suci PANATURAN oleh para rohaniawan Hindu Kaharingan agar diketahui adanya malaikat yang mengatur alam semesta beserta isinya,dan malaikat tersebut adalah malaikat yang berada di langit atau dengan kata lain berada disisi Tuhan.

   Namun didalam kitab suci PANATURAN tidak disebutkan adanya malaikat yang berada di dalam perut bumi yang juga merupakan 7 (Tujuh) malaikat pengatur Bumi,siapakah nama-nama mereka?
 Nama-nama itu tidak boleh disebutkan didalam kitab suci PANATURAN karena nama itu bersifat sangat rahasia,katakan saja nama mereka adalah Nabin Petak yang didalam bahasa Sangiang disebutkan nama Nabin Petak Tertua dan terdalam adalah Naga Hai Galang Petak,namun nama asli yang bukan bahasa Sangiang tetap disebut kan pada saat Mariaran Lasang Talawang Pisih pada saat Upacara Balian Manyanggar atau Balian lain yang mengantarkan sesajen kepada Naga Hai Galang Petak.

Demikianlah Tatacara mencegah Gempa Bumi Menurut Suku Dayak Ngaju.
Narasumber:
Lunas Balian Mariaran Lasang Talawang Pisih.

Mengenai Saya

Basir Akon G Suman

Lihat profil lengkap ku di:
www.basirbalian.blogspot.com