Rabu, 14 Juni 2017

KESELAMATAN DI DALAM PERSALINAN/MELAHIRKAN


  Melahirkan adalah takdir bagi kaum perempuan yang penuh dengan resiko kematian yang menakutkan semua kaum perempuan.
Kalau saja saya jadi perempuan,maka membayangkan saja sudah takut,apalagi menjalani.
Tapi apalah daya karena takdir Tuhan tidak dapat diubah dan dihindari,sehingga saya sangat beruntung karena telah dilahirkan sebagai laki-laki.

  Menurut ajaran Agama Kaharingan  dan Bidan-Bidan kampung terdahulu,pada saat seorang perempuan melahirkan maka tulang bagian pinggang dan pangkal paha akan merenggang sehingga rahim pun terbuka lebar hingga mencapai puluhan kali lipat secara otomatis,dan itu merupakan bukti dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Ranying Hatala) untuk mempermudah takdir kaum perempuan yang telah ditunjuknya untuk melahirkan sehingga jalan selamat bagi umat manusia sangatlah besar.

Percayakah anda dengan kekuasaan Tuhan tersebut?

   Jikalau Anda ragu-ragu silahkan ditanya kepada dokter atau Bidan-Bidan modern yang khusus belajar masalah kehamilan dan persalinan kaum perempuan,benarkah terjadi pelebaran rahim serta tulang pinggang bagian pangkal paha wanita yang sedang melahirkan?

   Adanya rasa takut pada sebagian wanita saat menghadapi persalinan dikarenakan seringnya terjadi kematian,dan kematian saat persalinan tersebut seolah-olah kekuasaan Tuhan yang sudah dijanjikan setengah tidak berfungsi dan mengakibatkan masalah yang patal,hal ini juga mengundang pertanyaan kita apakah sebabnya?

  Menurut kepercayaan Agama Kaharingan,kejadian tersebut sama sekali bukan karena kekuasaan Tuhan yang sudah dijanjikannya tidak berfungsi melainkan karena adanya gangguan luar yang disebut HANTUEN dan lain sebagainya.

   Untuk itu menurut Ajaran Agama Kaharingan,seorang perempuan yang sedang hamil memiliki berbagai macam pantangan dan larangan-larangan yang disebut Pali yang dalam istilah sekarang hanyalah mitos (dia badin te).
 
   Persiapan lain adalah LUSUR sebagai penambah mudahnya proses persalinan,hal itu dikarenakan pada zaman dahulu tidak ada tenaga medis yang menangani masalah ini yang menjamin keselamatan persalinan dengan cara beroperasi.
Selain persiapan LUSUR yang perlu dipersiapkan adalah tangkalasan Hantuen supaya tidak mengganggu proses persalinan.
Percayakah anda dengan adanya Hantuen dan bagaimana bentuknya?
Menurut Ajaran Agama Kaharingan,hantuen dapat mengganggu proses persalinan dengan cara merapat kan kembali tulang pinggang yang sudah merenggang sehingga anak yang dikeluarkan melalui rahim tertahan oleh jepitan tulang pinggang bagian pangkal paha.

  Selain gangguan dari Hantuen masih ada makhluk halus lain yang dapat mengganggu prosesnya persalinan,makhluk itu disebut Kanarihing Ganan Danum (Hantu Laut Penghuni Alam Bawah Air),mereka adalah Rakyat Jata Sangkuada Bapager Hintan dari Batang Danum Pangguk Pantar,Guhung Bagiring Gunting yang disebut namanya Bujang Labata Rayung Tantan Gunting,Ginteng Tolong Tabang Beang,Tampak Mangkuk Darap Kajang,dan masih banyak lagi gangguan makhluk gaib lainya yang suka usil menggangu proses persalinan.

Bagaimanakah cara mengatasinya?
Cara mengatasinya adalah:

• Menggunakan tangkalasan Hantuen dan jangan melanggar pantangan-pantangan hantuen sebelum dan sewaktu kehamilan,hal tersebut sangat membantu untuk tangkalasan (penanggulangan) Hantuen.

• Upacara Ritual Nyadiri Tihi.

• Upacara Ritual Ngehet Kahang Badak (pemasangan jimat panukang Pali) pada pinggang orang yang sedang hamil sekaligus melaksanakan upacara Manyaki Dirit/manyaki tihi.

• Mangantung sahur Tihi (mencari malaikat pelindung saat hamil) yang sanggup menjaga ibu dan anak yang akan dilahirkan hingga wanita itu melahirkan dengan selamat.

Demikianlah tata cara keselamatan persalinan menurut ajaran Agama Kaharingan.
 Sahi sahi sahi

Mengenai Saya:
Basir Akon G.Suma

Lihat profil lengkapku di:
www.basirbalian.blogspot.com

Senin, 12 Juni 2017

ADANYA KEHIDUPAN DIBULAN


 
Seri 3.
        Misteri Hewan Buruan.

   Berburu adalah sebuah petualangan yang sungguh menyenangkan,namun dibalik petualangan yang  menyenangan itu ada banyak hal yang bisa membahayakan bagi pemburu dan orang lain karena melakukan perburuan sudah tentu menggunakan senjata tajam sejenis tombak bahkan senjata api.
Bahaya bagi diri sendiri adalah adalah diterkam hingga terluka bahkan mati oleh binatang buruan.
Sedangkan bahaya bagi orang lain adalah bisa salah sasaran sehingga yang pemburu lihat adalah binatang buruan sehingga ia bisa di tombak bahkan ditembak mati oleh pemburu,padahal setelah didatangi ternyata korban buruan yang tadi terlihat adalah hewan buruan ternyata seorang manusia.
Kedengarannya hal itu sangat aneh,akan tetapi hal itu sudah memakan korban ratusan bahkan ribuan manusia jika di hitung dari sejak awal kejadian itu sendiri.
Terjadinya hal demikian bukanlah karena pemburu tidak teliti melihat hewan buruannya,menurut suku Dayak Ngaju kejadian tersebut disebabkan karena adanya PARASAT (Darah Hewan) yang terkandung pada diri manusia sehingga korban yang sebenarnya manusia terlihat seperti binatang pada saat pemburu membidikan tombak atau pun senjata lain ke arah korban.
Menyikapi hal demikian tentunya pemburu harus mengetahui KAJI PATUA orang tua jaman dahulu supaya tidak terjadi korban manusia didalam berburu binatang.

Apakah KAJI PATUA yang dimaksudkan?
Untuk mengetahui jawabannya mari kita simak cerita dibawah ini karena didalam cerita ini ada tertuang KAJI PATUA yang dimaksudkan,Selamat membaca.

   Kedatangan Manyamei Hatuen Petak disambut senyuman manis dan perasaan mengharu diru oleh Kameluh Tempun Bulan di rumahnya kembali,bahagia bercampur sedih membuat lidahnya menjadi kaku dan sulit untuk berkata,namun ia berusaha memendam dalam-dalam rasa sedihnya,suasana menjadi hening untuk sesaat,yang bisa ia lakukan hanyalah menggandeng tangan Manyamei Hatuen Petak masuk kerumahnya dari ambang pintu,mereka pun duduk didalam keheningan suasana.

  Kameluh Tempun Bulan membuka kehingan itu dengan kata-kata lembut menyatakan kalau mulai hari itu Manyamei Hatuen Petak adalah suaminya yang syah dan sebagai Raja baginya,ia menginginkan suaminya agar jangan sungkan-sungkan meminta apapun yang ia perlukan untuk kebutuhan Rumah tangga bersama di Planet Bulan.
 Manyamei Hatuen Petak hanya bisa menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju,mulai hari itu mereka membina Rumah tangga sebagai suami isteri.
Tidak ada pesta pernikahan seperti layaknya dialam Bumi karena tidak ada seorang manusia pun penghuni bulan selain Kameluh Tempun Bulan sendiri.

Kameluh Tempun Bulan adalah orang yang terpilih oleh Sang Pencipta Alam Semesta atas takdir yang dipilih oleh Kameluh Tempun Bulan sendiri sehingga iya terbuang dari orang tuanya dari alam lain,tidak disebutkan bagaimana cerita kejadiannya disini sehingga garis takdirnya hidup di Planet Bulan,yang jelas ia hanya ditemani Tujuh ekor anjing yang setia menuruti kehendaknya,dan ia juga tau kalau ia akhirnya bertemu Manyamei Hatuen Petak berdasarkan takdir untuk menjadi suaminya dan mereka akan melahirkan manusia-manusia yang akan hidup di tempat itu untuk selamanya,karena tidak akan ada orang lain lagi mampu mencapai bulan jikalau tidak melalui Manyamei Hatuen Petak sebagai dasar pembuka jalan menurut garis takdirnya oleh Sang Pencipta Alam Semesta Raya.

  Hari demi hari mereka lalui dengan bahagia,mereka berbulan madu hanya dengan berburu binatang untuk dijadikan hiburan tambahan kebahagiaan mereka,kalau dulu Kameluh Tempun Bulan tidak pernah turun lapangan untuk mencari binatang buruan,namun lain hal nya sekarang ia turun bersama sang suami tercinta dengan tujuan berbulan madu sekaligus memperkenalkan suaminya kepada alam lingkungan di keliling Planet Bulan.

  Suatu ketika Sang Ratu Kameluh Tempun Bulan menyatakan kepada Manyamei Hatuen Petak kalau isterinya yang di Bumi nanti malam akan melahirkan anak laki-laki,ia mengingatkan kepada suaminya supaya bersiap-siap turun ke bumi menghadiri kelahiran puteranya,dan hanya saat itu ia bisa turun kebumi bertemu dengan anak dan isterinya,dan ia harus kembali sebelum matahari terbenam di ufuk barat,hal ini adalah permintaan yang aneh bagi Manyamei Hatuen Petak,karena saat itu hari sudah senja,larangan itu merupakan pantangan yang tidak boleh ia langgar demi keselamatan hidup anak dan isterinya yang berada di bumi. Namun apabila anaknya sudah datang menemuinya di Planet Bulan maka pantangan itu akan berakhir sebagian yakni: ia boleh turun kebumi dengan tujuan membantu sanak keluarganya yang terkena musibah dan memerlukan pertolongan darinya.
 Manyamei Hatuen Petak pun mempersiapkan dirinya untuk berangkat.

   Malam telah tiba Manyamei Hatuen Petak berpamitan pada isterinya Kameluh Tempun Bulan. Kameluh Tempun Bulan merestui kepergian suaminya,ia meminta suaminya menunjuk jari telunjuknya menuju suatu tempat yang terlihat bersinar berwarna kuning kehijauan yang terlihat dari depan pintu,sang suami menuruti permintaan isterinya,tiba-tiba dari jari telunjuk Manyamei Hatuen Petak mengeluarkan sinar terang benderang yang semakin jauh semakin lebar hingga menyinari tempat yang ditujukan,dan secara singkat jarak antara tempat itu dan tempat mereka sekarang kelihatan sangat dekat bahkan hampir bersanding,bulatan yang bersinar yang tadinya sangat jauh kini sangat dekat dan tidak lagi seperti bulatan bersinar kuning kehijauan melainkan terlihat sebuah perkampungan dengan beberapa buah Rumah berdinding kulit kayu hutan dan beratapkan daun alang-alang,selanjutnya sinar yang terlihat dari jari telunjuk Manyamei Hatuen Petak berubah menjadi sebidang jalan dari depan pintu tempatnya berdiri menuju perkampungan yang terdiri dari beberapa Rumah saja.
Manyamei Hatuen Petak menjadi heran dengan keanehan tersebut,padahal ia tidak pernah bisa melakukan hal tersebut sebelumnya,namun belum lagi rasa heran yang menyelimuti dirinya hilang,isterinya Kameluh Tempun Bulan menyuruh nya segera berangkat,ia kembali mengingatkan kalau puteranya sudah lahir maka ia harus segera kembali ke bulan sebelum matahari terbenam di ufuk Barat.

Manyamei Hatuen Petak pun berangkat menembus kegelapan malam menuju perkampungan yang terlihat masih terang benderang,kepergiannya adalah untuk memenuhi janji pada isterinya agar berada disamping isterinya saat iya melahirkan anaknya.

Anehnya perjalanan yang tadi gelap kini mulai kelihatan terang akhirnya terang bagaikan siang,ia menatap ke langit ufuk timur,terlihat olehnya Sang Surya memancarkan sinarnya di ufuk timur,hal ini menandakan kalau malam tiba di bulan berarti sudah siang di bumi,Manyamei Hatuen Petak baru menyadari mengapa Kameluh Tempun Bulan mengingatkan ia supaya kembali sebelum matahari terbenam.

 Sesampainya di perkampungan yang tadi terlihat yang tiada lain adalah kampung halamannya,sang isteri hampir melahirkan anaknya,dimana saat itu Bidan Kampung sudah berada didalam kamar menangani isterinya yang sedang sakit perut. Beberapa saat setelah kehadiranya,isterinya pun melahirkan anak laki-laki dengan selamat dan tidak terlalu bersusah payah,bahkan isterinya bisa berjalan ke sana kemari seolah tidak pernah merasa baru saja melahirkan anaknya,ia menggendong anaknya ke sana kemari sambil bercakap-cakap dengan bidan dan Sang suami,suasana demikian memudahkan Manyamei Hatuen Petak menyampaikan pantangan dari Kameluh Tempun Bulan isterinya yang di bulan. Setelah Bidan Kampung kembali ke kediamannya Manyamei Hatuen Petak menyampaikan pesan-pesan itu kepada isterinya,karena rasa sedih yang menyelimuti dirinya Sang isteri hanya bisa meneteskan air mata namun tidak bisa berbuat apa-apa.

  Sang suami pun kembali sebelum matahari terbenam di ufuk barat d kini sudah tiba kembali ditempat kameluh Tempun Bulan. Iya langsung masuk dan menyampaikan keadaan aneh pada isterinya yang dengan mudah melahirkan anak pertama mereka,yang janggal adalah isterinya sedikitpun tidak merasakan sakit sebagaimana layaknya orang lain melahirkan anaknya sehingga ia bisa berjalan kasana kemari,Kameluh Tempun Bulan hanya tersenyum dan berkata kalau itulah wujud dari kekuasaan sang pencipta alam semesta.

  Mendengar perkataan Kameluh Tempun Bulan yang demikian ia pun kembali bertanya bagaimana iya bisa mendekatkan tempat perkampungan yang begitu jauh sehingga dapat dilihat dari depan pintu dan apakah kekuasaan Kameluh Tempun Bulan setara dengan kekuasaan tuhan?
Kembali isterinya Kameluh Tempun Bulan tersenyum-senyum mendengar pertanyaan konyol dari suaminya,seraya Kameluh Tempun Bulan menjawab kalau kekuasaannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Tuhan,yang terjadi itu juga wujud kekuasaan Tuhan,karena sebenarnya jarak yang dimaksud Manyamei Hatuen Petak suaminya tidak pernah berubah karena jalan yang dilalui Manyamei Hatuen Petak adalah jalan pintas yang sudah diatur oleh kekuasaan Tuhan,dan jalan itu adalah jalan dari alam gaib menuju alam nyata,jikalau melalui alam nyata maka akan memakan waktu yang sangat panjang,dan ia juga mengatakan kalau waktu di alam gaib berbeda jauh dengan waktu di alam nyata,itulah sebabnya kampung halaman di bumi (Petak) dapat terlihat dengan jelas dan sangat mudah untuk mendatanginya.

Manyamei Hatuen Petak pun manggut-manggut saja mendengar penjelasan isterinya,lalu isterinya mengajak nya untuk segera masuk ke kamar untuk segera beristirahat sebelum fajar menyingsing dan tidur dengan lelapnya.
  Keesokan harinya setelah mereka bangun dari tidur Kameluh Tempun Bulan memanggil 7 ekor anjingnya dan mengatakan kalau mereka harus tunduk dan patuh atas apapun yang diperintahkan oleh suaminya karena suaminya Manyamei Hatuen Petak sekarang adalah raja yang paling berkuasa di bulan.
Semua anjing-anjing itu pun patuh atas apa yang dikatakan Kameluh Tempun Bulan,lalu anjing-anjing itu kembali ke tempatnya masing-masing yang sudah di tentukan Kameluh Tempun Bulan jauh sebelum kedatangan Manyamei Hatuen Petak.
Jadi setiap Kameluh Tempun Bulan dan suaminya Manyamei Hatuen Petak berburu mereka tidak perlu turun tangan untuk mendapatkan binatang buruan,melainkan anjing-anjing itu sendiri yang mendapat kan dan membunuh hewan-hewan buruan.

  Entah berapa tahun lamanya Manyamei Hatuen Petak dan isterinya Kameluh Tempun Bulan hidup bersama,namun mereka belum juga memiliki keturunan sebagaimana layaknya suami isteri yang lain. Baik Manyamei Hatuen Petak dan Kameluh Tempun Bulan tidak pernah merisaukan hal itu bahkan mereka belum pernah membicarakan tentang keturunan,hingga suatu ketika di pagi yang cerah Manyamei Hatuen Petak terlebih dahulu terbangun dari tidur,ia pun keluar dari kamar dan meninggalkan isterinya yang masih tidur,baru saja ia keluar dari kamar,lalu terdengar olehnya suara ketujuh anjing-anjing sedang menggonggong dari kejauhan hingga akhirnya semakin dekat kerumah,isterinya pun terbangun dari tidur dan menyerukan supaya suaminya segera melihat apakah gerangan yang di gonggong anjing-anjing tersebut,Sang Raja Bulan pun menengokan kepalanya dari jendela,terlihat olehnya seekor anak babi berlari kesana-kemari menghindari kejaran ke Tujuh anjing besar itu,namun anjing-anjing itu sengaja tidak menggigit anak babi tersebut sehingga babi tersebut menceburkan dirinya ke tempat permandian yang tidak jauh dari Rumah Tinggi tempat kediaman mereka,buru-buru Sang Raja Manyamei Hatuen Petak mengambil tombak dan turun dengan tergesa-gesa,hal itu membuat isterinya cemas dan segera keluar kamar lalu menengok suaminya yang membawa tombak mendatangi anak babi yang sedang di gonggong anjing-anjing tersebut.
Sesampainya di tempat permandian Sang Raja menghardik anjing-anjing itu karena tidak segera menggigit anak babi itu seperti biasa,ketujuh anjing itu pun segera memenuhi permintaan Rajanya,sehingga anak babi tersebut tidak dapat bergerak kemana-mana,dan Sang Raja pun menikamkan tombaknya pada anak babi,rupanya anjing-anjing itu menggigit anak babi hanya untuk menahan anak babi agar tidak bisa berlari. Ratu yang menegok dari jendela menginginkan Sang Raja Bulan itu melerai anjing-anjing tersebut dan melarangnya Sang Raja malahan mengulangi penombakan pada anak babi,anjing-anjing itu melepaskan anak babi tersebut karena mendengar permintaan Sang ratu mereka,Sang Raja Bulan itu pun berhenti sejenak,namun anak babi yang baru ditombaknya satu kali terlihat ingin melarikan diri sehingga Sang Raja kembali menombak,Sang Ratu berteriak-teriak melarangnya,namun Sang Raja dengan kejam membunuh anak babi tersebut,sang ratu pun turun dari Rumah dengan maksud menghentikan Sang Raja,namun terlambat karena saat ia turun dari Rumah anak babi sudah benar-benar mati dan penuh dengan luka tusuk di sekujur tubuhnya.

  Sesampai di tempat permandian Kameluh Tempun Bulan bertanya kepada suaminya mengapa ia begitu tega membunuh orang yang tidak bersalah.

Manyamei Hatuen Petak kembali melihat kearah babi yang di bunuhnya seraya berkata,anjing-anjing itu setengah membangkang perintahku untuk membunuh anak babi ini,sementara kamu mengatakan aku membunuh orang yang tidak bersalah,padahal seharusnya aku yang bertanya mengapa mereka membiarkan hewan buruan yang datang sendiri,hari-hari sebelumnya malah susah payah mencari ketempat yang jauh, dan juga tidak pernah kita turun tangan membunuh binatang buruan kita,begitu pula engkau mengatakan aku membunuh orang yang tidak bersalah,mana pernah babi punya salah kepada kita,mereka ditakdirkan untuk kita jadikan lauk sebagai teman makan nasi,itulah kata-kata Manyamei Hatuen Petak kepada isterinya Kameluh Tempun Bulan.

Sang Ratu pun bertanya kepada Sang Raja,apakah kamu yakin kalau yang sudah kau bunuh itu adalah babi?
Sang Raja menjawab sudah tentu saya yakin,bahkan sebelum saya turun dari Rumah hingga saat sekarang tetap saja babi.
Apakah menurut kamu itu adalah orang? Kata Sang Raja Bulan.
Sang Ratu Bulan pun menjawab itu adalah orang,kalau kamu tidak percaya silahkan kamu menggosok kedua belah mata kamu sebanyak 3 kali berturut-turut jikalau satu atau dua kali gosok kamu masih belum jelas untuk melihatnya,kata Sang Ratu Bulan.

Sang Raja Bulan pun menuruti apa yang dikatakan isterinya,sekali gosok ia tetap melihat babi,kedua kalinya juga tetap babi dan untuk yang ketiga kalinya ia dengan jelas melihat kalau yang ia bunuh adalah anak manusia sebagaimana dirinya sendiri,hal itu membuat ia menyesal karena baru menyadari kalau itu adalah anak manusia,ia pun membawa mantat anak itu kerumahnya dengan tujuan supaya dikuburkan sebagaimana layaknya orang mati,ia pun bertekad akan mencari orang tua anak tersebut untuk bertanggung jawab atas dosanya yang telah membunuh orang dengan tanpa ada masalah.
Kini Manyamei Hatuen Petak hanya bisa bersedih dan menyesali perbuatannya,barulah ia sadar mengapa anjing-anjing itu setengah membangkang perintahnya dan isterinya juga melarangnya menyakiti anak babi tersebut lebih-lebih membunuhnya. Karena merasa bersalah Sang Raja Bulan yang baru menjabat beberapa tahun itu meminta petunjuknya kepada isterinya kemana harus menemui orang tua dari anak tersebut untuk mengantarkan anak itu sekaligus mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah membunuh anak kecil itu.

 Namun jawaban isterinya benar-benar tidak pernah terbayangkan oleh Manyamei Hatuen Petak sebelumnya,sang ratu menjawab kalau ia tidak perlu pergi dari Rumah untuk mencari orang tua anak tersebut karena anak itu adalah kandungnya sendiri yang ia kunjungi di bumi saat kelahirannya,mendengar jawaban isterinya,wajah Manyamei Hatuen Petak menjadi merah karena tidak percaya dan dipermainkan dan merasa tidak percaya akan perkataan isterinya Kameluh Tempun Bulan.

Ia menatap tajam kearah isterinya,namun isterinya Kameluh Tempun Bulan kembali berkata,apakah aku pernah berbohong atau mempermainkan suamiku? Kata Kameluh Tempun Bulan,ketahuilah suamiku,ia adalah anak kandungmu sendiri dan yang membunuhnya adalah kamu sendiri,itulah sebabnya anjing-anjing itu tidak menuruti perintahmu,penglihatan mereka tidak salah seperti penglihatan mu,itu juga sebanya saya melarang kamu sejak awal,tapi kamu malah dengan cepat membunuhnya sehingga ia mati.

Mendengar kepastian bahwa anak itu adalah anak kandungnya sendiri,maka Manyamei Hatuen Petak pun menangis tersedu-sedu seperti anak kecil sambil memeluk jenazah anaknya,segala unek-uneknya ia keluarkan semua,karena anaknya harus meninggal tanpa pernah ia sempat puas menggendongnya disaat bayi hingga sudah sebesar sekarang,bahkan ia sama sekali tidak mengenal anaknya sendiri.
Kameluh Tempun Bulan menyuruh suaminya menangis sepuas-puasnya dan mengingatkan suaminya kalau pengalaman itu agar agar menjadi suatu pelajaran dikemudian hari,ini juga peringatan baginya kalau untuk saat ini ia masih harus dibimbing olehnya dan harus mendengarkan pendapat darinya sebelum melakukan tindakan.

 Hingga akhirnya Manyamei Hatuen Petak menyadari kalau penyesalanya tidak ada gunanya karena kematian anaknya tidak mungkin dibatalkan karena rasa penyesalan,ia pun memutuskan untuk mengurus penguburan bagi anaknya sebagaimana layaknya orang yang sudah meninggal dunia.
 Namun isterinya Kameluh Tempun Bulan berkehendak lain sehingga ia bertanya kepada suaminya,tidak adakah rasa inginmu melihat anakmu kembali kepada isteri di sana? Itu kata Kameluh Tempun Bulan.

Manyamei Hatuen Petak menjawab,kalau saja aku bisa mengembalikan waktu sehingga aku bisa mendengarkan perkataan mu tadi mungkin anakku masih hidup sekarang karena aku tidak pernah berniat membunuh anakku sendiri atau anak orang lain,kejadian ini murni karena aku abaikan apa yang kau katakan sehingga aku hanya bisa menyesal kemudian.

Jikalau memang niatmu tidak membunuh anakmu tentunya kamu tidak akan mengubur anak ini,sebaiknya kamu ambil bunga itu dan oleskan di seluruh luka di tubuh anakmu,kalau niatmu benar maka anakmu akan hidup seperti sedia kala,kata Kameluh Tempun Bulan kepada suaminya Manyamei Hatuen Petak.

Manyamei Hatuen Petak pun menoleh kearah bunga berwarna putih yang di tunjuk oleh isterinya Kameluh Tempun Bulan,ia juga menatap isterinya dengan penuh pertanyaan,isterinya pun berkata kalau ia bersungguh-sungguh menginginkan suaminya mengambil bunga yang ditunjuknya dan mengoleskannya sendiri di luka-luka yang terdapat di sekujur tubuh jenazah anaknya.
   
Nah pemirsa sampai disini dulu kisah ini,kelanjutan kisah ini akan dilanjutkan dalam seri berikutnya.

Bersambung.


Sabtu, 03 Juni 2017

ADANYA KEHIDUPAN DI BULAN

     Seri 2.
Kameluh Tempun Bulan.
             
   Setelah kesepakatan Terjadi maka Sang pria Bumi bertanya kepada sang gadis Bulan siapakah sepantasnya iya memanggil gadis pemilik Bajang Puti tersebut,Sang Gadis Bulan menyatakan kalau iya boleh di panggil dengan nama inisial Kameluh Tempun Bulan,Kameluh artinya Perempuan,sedangkan Tempun Bulan adalah Pemilik/Penguasa semua yang ada di Bulan.
Sang Pria dari Bumi pun menyebutkan nama Inisialnya Manyamei Hatuen Petak yang artinya Peria dari Bumi.
 
   Manyamei Hatuen Petak sudah tidak sabar lagi ingin mendapatkan Atei Bajang Puti yang iya cari dan saat itu juga Kameluh Tempun Bulan segera memanggil nama salah satu anjing yang telah berhasil menangkap tubuh Manyamei Hatuen Petak saat iya terbangun dari tidurnya sejak iya tau kalau iya tertidur di depan tangga  Kameluh Tempun Bulan,anjing itu pun segera dan datang,lalu Kameluh Tempun petak meminta anjing itu berbaring di depannya,iya berkata kepada anjing tersebut kalau saat ini Manyamei Hatuen Petak memerlukan hatinya untuk dijadikan sebagai makanan bagi isteri Manyamei Hatuen Petak yang saat ini Mengidam di alam lain yakni di Bumi. Anjing itu benar-benar mengerti dan patuh atas apa yang dikatakan Kameluh Tempun Bulan,sedikitpun anjing tersebut tidak melawan,malah sebaliknya anjing besar itu segera berbaring seperti kehendak Kameluh Tempun Bulan,lalu Kameluh Tempun Bulan menjulurkan tangannya kearah ulu hati anjing tersebut,mendadak saja di dalam genggaman Kameluh Tempun Bulan sudah ada sebilah pisau yang entah dari mana datangnya,iya mulai mengiris ulu hati anjing tersebut hingga terbentuklah luka yang sangat lebar,darah mengucur keluar dengan derasnya sehingga anjing sebesar kerbau tersebut mendadak saja mati dan tidak bergerak sedikitpun.
  Sebelum membelah hati anjing besar tersebut Kameluh Tempun Bulan bertanya kepada Manyamei Hatuen Petak,seberapa banyak kah iya memerlukan Atei Bajang Puti yang iya inginkan?
Manyamei Hatuen Petak mengatakan kalau yang iya perlukan adalah Asal ada saja tidak perlu banyak. Lalu Kameluh Tempun Bulan membelah hati anjing tersebut menjadi dua bagian,salah satu bagian iya ambil dan diberikan kepada Manyamei Hatuen Petak,sedangkan yang separuhnya masih melekat ditempat asalnya yakni didalam tubuh anjing besar itu.  Kini Atei Bajang Puti sudah didapatkan oleh Manyamei Hatuen Petak,artinya pekerjaan Kameluh Tempun Bulan juga sudah selesai yakni membedah dan mengambil Atei Bajang Puti.
Keanehan kembali terjadi,kalau tadi sebilah pisau tidak diketahui dari mana datangnya,kini setelah pembedahan selesai pisau tersebut lenyap begitu saja dari tangan Kameluh Tempun Bulan tanpa diketahui kemana pergi atau tempat menyimpannya. Setelah itu Kameluh Tempun Bulan mengambil sekuntum bunga yang tumbuh disekitar Rumahnya dan dioleskan pada luka terbelah di ulu hati anjing tersebut,lalu jari lentik itu mengelus luka lebar diulu hati anjing besar dan luka tersebut lenyap tanpa bekas,anjing besar pun kembali hidup seolah tidak pernah mengalami kematian,ia kelihatan kuat dan sangat buas seperti sedia kala.
  Sementara itu Manyamei Hatuen Petak segera berkemas-kemas ingin secepatnya ingin meninggalkan tempat itu mengingat perjalanan pulang membutuhkan waktu lebih dari satu minggu untuk mencapai tempat sekarang ia berada,ia takut Atei Bajang Puti akan membusuk sebelum ia sampai di tujuan,melihat hal demikian Kameluh Tempun Bulan bertanya kepada Manyamei Hatuen Petak mengapa begitu tergesa-gesa,ia pun menawarkan kepada Manyamei Hatuen Petak supaya ia makan dulu sebelum berangkat membawa Atei Bajang Puti kembali ke kampung halamannya di bumi sebelum Manyamei Hatuen Petak menjawab pertanyaan sebelumnya dari Kameluh Tempun Bulan.


Lalu Manyamei Hatuen Petak menjelaskan mengapa ia tergesa-gesa,Manyamei Hatuen Petak juga menolak untuk makan terlebih dahulu karena ia harus berlomba dengan waktu,namun Kameluh Tempun Bulan berkata kalau hari masih pagi,dan iya meminta agar Manyamei Hatuen Petak berangkat setelah makan dan minum terlebih dahulu karena Atei Bajang Puti tersebut tidak akan membusuk hanya karena untuk beberapa saat,ia juga berkata kalau tempat yang dituju Manyamei Hatuen Petak tidak terlalu jauh dari tempat itu bahkan dapat dicapai dalam beberapa saat saja karena ia tahu jalan pintasnya,ia juga ingin memberi pesan kepada Manyamei Hatuen Petak untuk disampaikan kepada isterinya yang sedang hamil tua di bumi.
  Untuk itu Manyamei Hatuen Petak pun terpaksa menunggu makan dan minum terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan yang dikiranya jauh,ia pun masuk kerumahnya bersama dengan Kameluh Tempun Bulan,wajahnya berseri-seri karena sudah mendapatkan apa yang diinginkan isterinya.
  Sesampainya didalam Rumah Manyamei Hatuen Petak meminta izin untuk memanggang Atei Bajang Puti sambil menikmati makanan nya supaya Atei Bajang Puti tersebut tetap segar dan enak dimakan isterinya nantinya,namun Kameluh Tempun Bulan menolak karena belum tentu isterinya ingin memakan panggang Atei Bajang Puti tersebut,siapa tau isterinya ingin kalau sebagian digoreng atau direbus,dengan demikian Manyamei Hatuen Petak membatalkan niatnya karena ada benarnya perkataan Kameluh Tempun Bulan.
  Sambil menikmati makanan yang disuguhkan oleh Kameluh Tempun Bulan,Manyamei Hatuen Petak mendengarkan pesan-pesan dari Kameluh Tempun Bulan,adapun pesan itu antara lain:
° Manyamei Hatuen Petak harus menepati janjinya untuk menjadi suami Kameluh Tempun Bulan dan harus diketahui oleh isterinya karena itu merupakan sarat utama untuk mendapatkan A
tei Bajang Puti
° jikalau anaknya sudah besar nanti ia pasti anak itu akan mencari keberadaan ayahnya walaupun dimana rimbanya,untuk itu ibunya wajib mengatakan kalau ayahnya berada di Planet Bulan dan beristerikan Kameluh Tempun Bulan sebagai sarat mendapatkan kidamnya saat masih dalam kandungan,dan kalau iya ingin bertemu ayahnya di bulan maka ibunya cukup menunjukan jalan kemana arah Manyamei Hatuen Petak berangkat kembali ke bulan setelah memberikan idaman Isterinya.
°  Begitu juga dengan Manyamei Hatuen Petak jikalau sudah memberikan Atei Bajang Puti kepada isterinya dan sudah tiba saatnya kembali kebulan,maka saat itulah iya mengatakan bagaimana cara iya kembali ke bulan,begitu juga cara anaknya mencapai ayahnya yang di bulan dan saat itulah isterinya menunjuk jalan kepada anaknya.
° Untu kembali ke bulan menepati janjinya,Manyamei Hatuen Petak pun diminta menunjukan jarinya kearah dari jalan yang ia telusuri dari Bulan menuju bumi.

  Manyamei Hatuen Petak mendengarkan pesan tersebut dengan penuh perhatian dan penuh tanda tanya,karena tidak begitu mengerti maka ia mencoba untuk bertanya,namun Kameluh Tempun Bulan menjawab kalau nanti pun ia akan mengerti sendiri setelah menjalaninya.
  Setelah selesai makan maka Manyamei Hatuen Petak pun berjanji akan kembali ke planet bulan untuk menpati janjinya sebagai sarat Atei Bajang Puti tersebut,setelah menyalami Kameluh Tempun Bulan ia pun bergegas menuju ke pintu dengan membawakan peralatan yang dibawanya dari Bumi dan ditambah dengan Atei Bajang Puti,namun Kameluh Tempun Bulan mendahuluinya ke ambang pintu dan dari situ ia menunjuk kearah mana Manyamei Hatuen Petak harus pergi menuju Rumahnya dibumi,ajaib nya setelah Kameluh Tempun Bulan menunjukan arah itu tiba-tiba terlihat jalan yang luas membentang dengan lurus,dan terlihat di ujung jalan tersebut ada banyak Rumah dikiri kanan jalan,dan salah satu Rumah disana adalah Rumah Manyamei Hatuen Petak yang sedang didiami isterinya yang sedang hamil tua dan menunggu kedatangan Manyamei Hatuen Petak,Manyamei Hatuen Petak menjadi kaget atas kejadian tersebut.
  Kameluh Tempun Bulan pun melepas kepergian Manyamei Hatuen Petak dengan penuh kepercayaan kalau ia akan kembali dan menjadi suaminya untuk selama-lamanya.
   Sementara itu Manyamei Hatuen Petak menyusuri jalan yang terbentang luas dan benar-benar Rumah yang terlihat tadi adalah rumahnya,iya bahkan tidak mengeluarkan keringat menuju Rumah tersebut,padahal saat kepergiannya hingga bertemu dengan Kameluh Tempun Bulan ia berjalan berhari-hari lamanya.
 Seperti lunas Balian saja:

Beken jalae tesek,beken jalan gandang halalian buli,barangkah endau panaseka,balias gandang halalian buli.

  Itulah yang terjadi kepada Manyamei Hatuen Petak.
Setibanya dirumah ia disambut hangat oleh sang isteri yang sudah dalam keadaan lemah diatas pembaringannya,isterinya menanyakan dimana Atei Bajang Puti yang ia dapatkan karena isterinya tahu kalau suaminya tidak akan pulang dengan tangan hampa,Manyamei Hatuen Petak mendudukkan isterinya dari pembaringannya,lalu ia mengeluarkan bungkusan dari daun-danunan dan membuka bungkusan tersebut hingga terlihat lah Atei Bajang Puti tersebut,anehnya Sang isteri begitu yakin kalau hati binatang yang dibawa suaminya adalah Atei Bajang Puti,hanya karena menyentuh Atei Bajang Puti tersebut isterinya sudah merasa segar,seolah tenaganya yang tadi sudah habis kini telah kembali,iyapu lalu bangkit dan berdiri lalu berjalan menuju kearah serambi belakang dan memasak Atei Bajang Puti tersebut,namun ia tidak begitu banyak memakan Atei Bajang Puti itu,tapi setelah makan Atei Bajang Puti itu,tubuh yang tadi kurus kering menjadi tubuh yang berisi seperti sedia kala tanpa membutuhkan waktu lama dan siap untuk menghadapi kelahiran anaknya.
  Manyamei Hatuen Petak menceritakan apa yang ia alami selama perjalanan mencari Atei Bajang Puti kepada isterinya,isternya pun mendengarkan dengan seksama sambil manggut-manggut pertanda mengerti.
Isterinya berkata mau bagaiman lagi kalau memang itu syaratnya untuk mendapatkan Atei Bajang Puti tersebut,bahkan ia juga tidak merasa keberatan karena hal itu menyangkut keselamatannya sendiri dan anak yang akan dilahirkannya,iapun merelakan kepergian suaminya ke planet Bulan tanpa beban,namun ia meminta kalau tiba saatnya melahirkan anak pertama mereka diharapkan adanya Sang suami disampingnya,suaminya pun berjanji akan datang kembali beberapa saat sebelum anak mereka dilahirkan.

  Sudah 3 hari lamanya Manyamei Hatuen Petak berada di Rumah isterinya di bumi,bagitu juga dgn jalan yang terbentang luas yang ia lalui dari Bulan menuju bumi juga lenyap semenjak ia tiba dirumahnya,kini saatnya Manyamei Hatuen Petak berpamitan kepada isterinya untuk menepati janjinya dengan Kameluh Tempun Bulan,lalu isterinya bertanya lewat jalan manakah keberangkatan suaminya?
Saat itulah Manyamei Hatuen Petak menyampaikan pesan-pesan dari Kameluh Tempun Bulan kepada isterinya,dan terakhir kalimat penyampaiannya maka Manyamei Hatuen Petak pun menunjuk arah jalan yang ia telusuri dari Bulan menuju bumi,k keajaiban juga terjadi setelah jari telunjuk Manyamei Hatuen Petak menunjuk arah itu,tiba-tiba terlihat jalan yang terbentang luas dari Bumi menuju Bulan hingga di ujung jalan tersebut terlihat Rumah Kameluh Tempun Bulan,Manyamei Hatuen Petak pun berangkat meninggalkan kan isterinya yang berderai air mata,meskipun bagaimana ia merelakan kepergian sang suami dengan alasan apapun,namun ia tidak luput dari rasa sedih dan sakit hati yang amat dalam,namun ia memang harus merelakan kepergian suaminya demi keselamatan dirinya dan anak yang akan dilahirkan nantinya.
  Demikian juga dengan Manyamei Hatuen Petak,sebenarnya ia juga tidak luput dari kesedihan karena harus berpisah dengan isterinya,namun iya juga menyadari kalau hanya itu satu-satunya jalan untuk menyelamatkan isterinya dan anaknya dari ancaman kematian saat isterinya melahirkan anak mereka nantinya.

Waktu berlalu dengan cepat hingga tak terasa Manyamei Hatuen Petak sudah sampai di Rumah Kameluh Tempun Bulan,iya disambut senyuman manis gadis cantik yang tiada lain adalah Kameluh Tempun Bulan,kameluh Tempun Bulan merasa bangga dengan Manyamei Hatuen Petak yang bertanggung jawab dengan janjinya.
Manyamei Hatuen Petak mampu memecahkan teka-teki yang digambarkan sebagai buah simalakama yang berarti harus mati salah satu antara orang yang iya cintai,namun teka-teki tersebut seolah tidak berlaku baginya karena iya sendiri yang dianggap mati dari kehidupan orang yang iya cintai yakni: isteri atau anak yang dikandungan isterinya,sehingga saat ini orang yang ia cintai itu tidak harus mati,begitu juga dirinya tidaklah mati dari kehidupan anak dan isterinya di Bumi karena dimasa yang akan datang iya bisa berkunjung ke bumi menemui dan menyelamatkan sanak keluarganya dari bencana,meskipun iya tidak mungkin hidup bersama isterinya di bumi,namun ia merasa pertemuan dimasa datang pun sudah cukup untuk pengobat rindu.

  Sesungguhnya Kameluh Tempun Bulan juga merasakan kesedihan yang amat mendalam atas peristiwa yang menimpa Manyamei Hatuen Petak dan isterinya,namun bagaimana pun juga syarat itu tidak boleh dilanggar nya karena sarat tersebut merupakan pantangan baginya,Bajang Puti adalah bagian dari dirinya,apabila Atei Bajang Puti tersebut diberikan kepada orang lain yang tidak ada kaitannya dengan dirinya,itu berarti sama saja dengan membunuh salah satu bagian dari dirinya karena ilmu untuk menghidupkan kembali Bajang Puti tersebut tidak akan pernah berlaku karena pantangannya dilanggar olehnya sendiri..
Nah pemirsa,bagaimanakah cerita selanjutnya dan pengalaman apakah yang akan didapatkan Manyamei Hatuen Petak selama menjadi suami Kameluh Tempun Bulan?
Benarkah anak yang akan dilahirkan di Bumi adalah anak laki-laki,mungkinkah ia bisa mencapai ayahnya yang berada di Planet Bulan?
Untuk mengetahui jawabannya,sebaiknya kita ikuti kelanjutan kisah ini dalam seri berikutnya,sampai jumpa.